Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3: Konflik-konflik keluarga-keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi BP 1 Tidak mau tinggal di PSP YSY tetapi dipaksa suaminya suaminya untuk tinggal di PSP YSS. 2 Problem dengan suami tentang pekerjaan:

a. Problem dengan

suami suaminya tidak telaten kalau bekerja dagang sehingga dirinya merasa sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarga. 3 Berniat pisah tetapi pernah dimarahi suaminya. 1 Tidak mau ketemu dengan Pak Yakub karena merasa telah dihina dan dijelek- jelekan. 2 Mbak Magda kakak iparnya sering mengarahkan agar keluarganya memiliki kemajuan tetapi suaminya tidak mau mendengarkan. 3 Ada problem dengan istrinya Pak udin mengenai penggunaan air di sumur. 1 Problem dengan suami tentang pekerjaan:

a. Problem dalam

berjualan angkringan yang modalnya habis karena piutang yang tidak terbayar. 2 Membantah alternatif yang diberikan Mas Leo jika tidak diantar bekerja oleh suaminya karena alternatif yang diberikan dengan becak akan membuat rugi usahanya. 3 Ditegur frater karena sering pulang tengah malam dari berjualan Angkringan Problem terberatnya adalah suami tentang pekerjaan Tabel diatas memuat gambaran konflik keluarga jalanan di dalam proses resosialisasi di PSP YSS. Tabel diatas berisi gambaran konflik intrapersonal, interpersonal, dan konflik organisasi keluarga jalanan di dalam. Konflik intrapersonal yang dialami keluarga jalanan dalam proses resosialisasi terjadi di dalam keluarga. Konflik ini berkaitan dengan peran dan tanggung jawab di dalam keluarga. Peran dan tanggung jawab yang sesuai dengan status mereka dikeluarga, entah sebagai suami atau istri atau saudara. Peran dan tanggung jawab yang berhubungan dalam memaksimalkan kehidupan berkeluarga. Konflik ini terjadi di dalam keluarga PP dan PU. Konflik intrapersonal di keluarga PP terjadi karena dilatarbelakangi masalah pekerjaan yang selalu berganti. Masalah pekerjaan ini akhirnya menimbulkan konflik antara suami istri PP dan BP. Konflik intrapersonal yang terjadi berkaitan dengan peran anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Konflik intrapersonal dalam keluarga PU dilatar belakangi dengan kehadiran kakak ipar yang sakit. Konflik intrapersonal yang terjadi berkaitan bagaimana berperan dalam memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang baru. Konflik interpersonal yang dialami keluarga jalanan terjadi antar individu. Individu yang satu adalah responden dalam penelitian yang berkonflik dan individu yang lain. Individu yang lain adalah sesama warga PSP atau anggota keluarga responden penelitain yang berkonflik atau masyarakat sekitar ataupun relawan PSP YSS. Konflik interpersonal berdasarkan tabel diatas kebanyakan terjadi antara sesama warga PSP YSS. Terdapat dua keluarga yang tercatat bahwa konflik intrapersonal tidak terjadi antar sesama warga PSP YSS. Konflik ini dialami oleh responden PY dan BP. Konflik interpersonal ini terjadi antara PY dengan masyarakat sekitar diluar PSP YSS. Konflik interpersonal yang dialami BU terjadi antara BU dengan anggota keluarga yang tidak tinggal serumah di PSP YSS. Konflik interpersonal yang dialami PY dan BU karena perbedaan cara pandang dalam melihat suatu kepentingan. Oleh sebab itu terjadi kesalahpahaman dalam menanggapi kepentingan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Konflik organisasi adalah konflik yang terjadi antar organisasi. Konflik ini terjadi antara keluarga jalanan dengan pihak pengurus PSP, pihak RT sekitar PSP YSS sebagai otoristas administratif setempat, dan masyarakat umum. Dalam tabel diatas tercatat bahwa terdapat 6 konflik organisasi yang terjadi antara keluarga jalanan dan masyarakat umum. Konflik organisasi dengan masyarakat umum inilah yang merupakan konflik yang terbanyak terjadi. Kebanyakan konflik organisasi antara keluarga jalanan dengan masyarakat umum berkaitan dengan kehidupan pekerjaan. Konflik organisasi dengan pihak PSP YSS terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan dan tanggung jawab selama tinggal di PSP YSS. Konflik organisasi dengan pihak RT adalah konflik yang sedikit terjadi di dalam proses resosialisasi. Konflik Konflik terberat yang dialami keluarga jalanan dapat juga terlihat melalui tabel diatas. Konflik terberat terlihat di dalam kolom “konflik terberat” di dalam tabel 3: Konflik-konflik keluarga-keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi hal 76. Persebaran Konflik terberat keluarga-keluarga jalanan di PSP YSS berdasarkan jenis-jenis konfliknya dapat juga dilihat di tabel 3 hal 76 dengan melihat kalimat yang dicetak tebal. Konflik terberat yang paling banyak dialami keluarga jalanan selama proses resosialisasi adalah konflik intrapersonal. Konflik terberat tersebut terdapat di empat responden penelitain dan merupakandua pasangan keluarga jalanan. PU dan BU, PP dan BP adalah kedua pasangan yang mengalami konflik terberat terbanyak. Masih terdapat konflik terberat di kolom konflik interpersonal dan organisasi hal 76. Pada kolom konflik interpersonal terdapat konflik terberat. Konflik terberat tersebut dialami keluarga PY dan BY, dan PU. Konflik terberat PU pada kolom konflik interpersonal merupakan konflik lanjutan dari konflik terberat di kolom konflik interapersonal. Konflik terberat pada kolom konflik organisasi adalah konflik-konflik lanjutan pada kolom konflik interapersonal dan konflik interpersonal. Adapun konflik-konflik terberat keluarga-keluarga jalanan di PSP YSS memiliki ciri- ciri sebagai berikut: 1. Konflik-konflik terberat yang dialami keluarga-keluarga jalanan memiliki kecenderungan munculnya konflik lanjutan dari konflik utama, seperti responden PY lihat pada tabel tiga baris keluarga II-baris PY, konflik utamanya adalah terjadinya masalah dengan Mas Agus karena Mas Agus berhutang berkali-kali dan tidak menepati janji untuk mengembalikan. Konflik utamanya ini berlanjut kepada ke konflik berikutnya, yaitu dituduh melaporkan prilaku Mas Agus yang mengambil semen tanpa ijin dan warga sekitar menuduh bahwa cari muka dengan pihak kantor. Munculnya konflik lanjutan dari konflik utama juga muncul dalam konflik-konflik yang dialami BY dan BP . 2. Konflik-konflik terberat yang dialami keluarga-keluarga jalanan cenderung berlangsung lama dan tidak sebentar. PY dan BY mengalami masalah dengan Mas Agus dan berlangsung selama hampir setahun BY, M20-22. keluarga PU dan BT mengalami masalah dengan kakak ipar PU semenjak dari 2 minggu PU, R25 pertama tinggal di PSP YSS sampai dengan sekarang yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sudah 8 bulan tinggal di PSP YSS. Keluarga PP dan BP tentang masalah pekerjaan sudah dialami selama 9-10 bulan. Konflik terberat yang dialami keluarga-keluarga jalanan merupakan proses tersulit yang harus dihadapi keluarga-keluarga jalanan selama proses resosialisasi. Keluarga-keluarga jalanan membutuhkan waktu yang lama kerena mereka belajar mengubah sikap mereka dalam menghadapi konflik. Keluarga-keluarga jalanan belajar mengubah sikap mereka karena mereka sadar bahwa sikap dalam menghadapi konflik saat masih tinggal di jalanan sudah tidak sesuai lagi dengan realitanya yang sekarang tinggal di PSP YSS. Intinya keluarga-keluarga jalanan belajar melalui kesalahannya bersikap dalam menghadapi konflik terberat yang dialami. Pengalaman para keluarga jalanan dalam menghadapi konflik terberat menunjukkan adanya kesesuaian dengan konsep proses resosialisasi yang membutuhkan pembelajaran baru tentang sikap, nilai, dan kebiasaan yang baru yang berbeda dari pengalaman dan latar belakang seseorang Abarca, 2005; Lonsdale, 2005; Schaefer, 2001. Tidak jarang terdapat komponen perilaku, komponen kognititf dan komponen emosional yang menunjukkan cara sikap yang negatif dalam menanggapi konflik terberat ditunjukkan oleh para keluarga jalanan pada awalnya. Sikap ini terlihat juga dalam salah satu seperti responden PY, yang menyatakan memiliki pemikiran buruk untuk membalas dendam dan ungkapan PY bahwa akan meceritakan kepada teman-temanya agar dapat membalas prilaku Mas Agus Tabel 4 hal 92. Sikap negatif dalam menghadapi konflik terberat tidak dapat mengembalikan dalam keadaan normal yaitu keselarasan Pruitt dan Rubin, 1984:148. Sikap negatif terhadap konflik terberat memunculkan konflik lanjutan. Konflik lanjutan dari konflik terberat adalah respon dari adanya sikap negatif dalam menghadapi konflik terberat. Sikap negatif tidak memberikan kejelasan akan penyelesaian konflik terberat. Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalan menghadapi konflik terberat Sikap Negatif Sikap positif Inis ial Konflik terberat Pandangan Buruk Perasaan negatif Rencana buruk Desktruktif Pandangan sehat Perasaan positif Itikad baik Perilaku konstruktif PU Masalah dengan kaka ipar yang tidak mau membantu pekerjaan mengambil rokok Masalah beratnya karena dia harus menanggung biaya hidup kakak iparnya dan kakak iparnya tidak dapat membantunya berjualan. sebenarnya merasa keberatan dengan kehadiran kakak iparnya hanya makan, merokok, tidur dan minta uangsetiap harinya Bersepakat dengan adek ipar tentang tinggalnya kakak iparnya jika dari pihak kantor PSP YSS belum menegerti keadaan keluargany a. Meminta tolong ke saudara- saudara istrinya tentang masalah kejiwaan kakak iparnya. I BU masalah- masalah yang terjadi dengan kehadiran kakak ipar 1. merasa bertanggun gjawab dalam menghidup i kakak ipar yang sakit. Keberatan jika kakaknya yang tinggal di rumahnya hanya malas- malasan dan mengharapk an kakaknya bisa mengerti keadaannya Sudah membicara kan masalah ini dengan ibu di Bengkulu dan keluarga- keluarga yang lain . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalan menghadapi konflik terberat 2. jengkel dengan prilaku kakak iparnya Berencana mengusir kakaknya pergi. Subyek jengkel dengan kakaknya dan menyuruh kakaknya tinggal di tempat Mas Mulyono Kakaknya pernah kumat dan dibawa ke RSJ. II PY Masalah- masalah dengan Mas Agus: 1. berawal dari Mas Agus yang berhutang berkali- kali dan tidak menepati janji buat mengemba likan hutang. Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalan menghadapi konflik terberat 2. Dituduh melaporka n kepada Mas Devi dan Frater tentang pengambil an semen tanpa ijin lebih baik dia mengundurka n diri dari PSP YSS Hal itu terjadi karena pikiran yang terlalu kacau. memiliki pemikiran buruk akan menceritak an masalahny a ke temannya agar prilaku Mas Agus terbalaskan Dia mengambil golok karena maunya berkelahi sampai mati dan kemudian tidak saling berbicara dan bertegur sapa. Tidak jadi keluar dari PSP YSS karena tujuannya di PSP untuk memperbaiki keadaan hidup bukan masalah dengan Mas Agus Memulai berpikir tenang setelah berdoa bersama dengan pendetanya tidak menceritak an masalah ini ke teman2nya untuk menhakimi Mas Agus karena dapat meruncing kan masalah. Tidak melawan karena tidak mau masalah dengan Mas Agus akan semakin panjang 3. Warga sekitar menuduh bahwa cari muka dengan pihak kantor. Gosip yang dibuat Agus ternyata membuat terpojok dihadapan orang banyak. memilih untuk diam saja walaupun dimarahi warga RT yang terprovokasi karena mengerti warga RT telah dihasut Mas Agus. Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalan menghadapi konflik terberat 4. Dilaporkan dan dituduh oleh Agus bahwa tidak melayat istrinya Barjo merasa terpojok dan bosan serta sangat tertekan dan beban berat dengan ejekan Agus. Memiliki pemikiran dan rencana bahwa akan memukul leher bila berpapasan di jalan. Anak merupakan alasan membatalk an rencana memukul leher Agus saat berpapasan dijalan .. BY Masalah- masalah dengan Mas Agus: 1. Mas Agus sering Pinjam uang tapi tidak dikembalik an. Merasa berat karena baginya tidak ada ruang buat istirahat sehingga merasa putus asa. Tidak melayani marah- marahnya Mas Agus. Karena kalau malyani marah marah nya Mas Agus sama tidak jelasnya. Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalan menghadapi konflik terberat 2. Pak Supri, wakil dari RT, memberita hukan ke Frater bahwa agar suaminya lebih aktif untuk ikut kegiatan rukun RT. Hampir setahun mengalami masalah dengan Mas Agus dan ga pernah saling bertegur sapa. Tidak mau menerima tawaran Frater Vincent untuk pindah ke rumah yang lain karena yang penting adalah cari makan bukan menghindari Mas Agus. lebih baik diam dari pada menanggap i isu-isu yang tidak benar . 3. Suaminya menjadi sasaran dari masalah hilangnya semen dari PSP YSS Menggerutu dalam menanggapi masalah dengan Mas Agus prilaku meludah Agus saat melewati depan rumahnya dan tidak merespon Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalan menghadapi konflik terberat PP Tinggal 9-10 bulan tapi selalu berganti pekerjaan . kalau keluar dari PSP YSS tidak memiliki modal karena gagal dalam pekerjaan terus. perasaan takut ditolak tidak diberi uang pada saat mengamen. Memilih mayeng karena membuat belajar mengetahui barang-barang bekas yang masih berguna dan memiliki harga yang tergantung jenis barang. Masalah dengan suami tentang pekerjaan: 1. suaminya tidak telaten kalau bekerja dagang. Merasa jengkel dengan suaminya yang tidak pernah membantun ya berjualan es kelapa muda. Memutuskan tidak bekerja dahulu. . Usulan dari temannya untuk berpisah dari suaminya yang tidak mau mengantar bekerja tetapi tidak didengarka n Suaminya rajin mayeng setelah pembicaran rasa terpaksanya tinggal di PSP YSS III BP 2. Masalah dalam berjualan angkringa. Malas jika kerja sampai malam, hanya menambah piutang yang tak terbayar. Memilih untuk diam saja, selama suaminya belum berminat untuk dagang Kalau tidak berusaha maka akan terbiasa untuk malas. mempunyai niat dan semangat untuk maju dengan usaha dagang lagi Tetap berusaha dagang lagi dari pada menganggur tetapi tidak didukung oleh suami. Tabel 4: Sikap-sikap keluarga jalanan dalam menghadapi konflik terberat adalah sikap-sikap yang keluarga jalanan dalam menghadapi konflik terberat. Tabel tersebut menggambarkan dinamika keluarga jalanan dalam bersikap menghadapi konflik. Tabel juga memperlihatkan perubahan sikap dalam menghadapi konflik terberat. Perubahan sikap negatif ke sikap positif dalam menghadapi konflik terlihat dalam tabel diatas. Muncul adanya kebutuhan akan rasa aman, kebahagian, kejelasan akan hidup Pruitt dan Rubin, 1986:28-39 membuat para keluarga jalanan butuh menyelesaikan konflik terberatnya. Dorongan ini yang membuat para keluarga jalanan belajar bahwa sikap negatif tidak cocok dalam memberikan jalan keluar menyelesaikan konflik. Keadaan ini membantu sikap positif untuk dapat masuk kedalam pemikiran keluarga jalanan. Sikap positif dalam menghadapi konflik terberat menjadi pilihan berikutnya dalam menyelesaikan konflik terberat. Komponen kognitif, komponen prilaku, komponen psikologis yang menunjukkan cara sikap positif dalam menanggapi konflik terberat ditunjukkan oleh para keluarga jalanan. Para keluarga jalanan memulai membangun sikap positf dengan mengembangkan pandangan yang sehat melihat suatu konflik, perasaan yang positif sehingga dapat memandang konflik bukan sebagai yang menakutkan, mengembangkan prilaku konstruktif yang berguna memelihara dan meningkatkan hubungan baik. Sikap-sikap positif ini muncul juga melalui responden PY yang memilih bersikap diam dan tidak terprovokasi dengan tujuan mengembangkan sikap konstruktif. Hal yang sama dengan responden PY ditunjukkan juga oleh responden PU, bersikap untuk mengambil tindakan yang tidak merusak hubungan dan cenderung untuk berusaha menjaga dan memelihara kepentingan dan mempertahankan hubungan keluarga dengan cara berusaha merangkul semua keluarga dari istrinya. Pengalaman-pengalaman konflik yang dialami keluarga jalanan dalam menghadapi keluarga jalanan bertujuan semakin mendewasakan mereka. Realitas para keluarga jalanan dalam menghadapi konflik terberat tidak terlepas dari usaha dari pihak PSP YSS yang mengajak mereka belajar bersikap positif terhadap konflik. Usaha pihak PSP YSS merupakan misi mereka untuk dapat menata kehidupan keluarga jalanan agar dapat menjadi keluarga mandiri dan kembali menjadi bagian masyarakat A. Dewanto, 2001: 2-3.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan keluarga-keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi di PSP YSS dapat disimpulakan sebagai berikut: 1. Beragam problem yang dialami keluarga-keluarga jalanan dalam menjalani proses resosialisasi di PSP YSS. Problem yang mereka alami mencakup konflik interpersonal, konflik intrapersonal dan konflik organisasi. Problem kehidupan antar tetangga, terjadi antara anggota keluarga jalanan dengan anggota keluarga jalanan yang lain yang tidak sekeluarga, anggota keluarga jalanan dengan anggota masyarakat sekitar, anggota keluarga jalanan dengan relawan PSP YSS, anggota keluarga jalanan dengan anggota keluarga jalanan yang sekeluarga. di PSP YSS merupakan bentuk dari konflik interpersonal. Problem kehidupan berumah tangga dalam pembagian tugas dan peran seta kewajiban di dalam keluarga merupakan bentuk dari konflik intrapersonal. Problem yang terjadi antara keluarga jalanan dengan warga RT ataupun dengan pihak PSP YSS merupakan bentuk konflik organisasi. 2. Konflik terberat yang dialami keluarga-keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi memiliki 2 ciri, yaitu: a. Konflik-konflik terberat yang dialami keluarga-keluarga jalanan memiliki kecenderungan munculnya konflik lanjutan dari konflik utama. Konflik lanjutan dari konflik terberat adalah respon dari 100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya sikap negatif dalam menghadapi konflik terberat. Sikap negatif tidak memberikan kejelasan akan penyelesaian konflik terberat. b. Konflik-konflik terberat yang dialami keluarga-keluarga jalanan cenderung berlangsung lama dan tidak sebentar. Keluarga-keluarga jalanan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk belajar mengubah sikap mereka dalam menghadapi konflik. Keluarga- keluarga jalanan belajar mengubah sikap mereka karena mereka sadar bahwa sikap dalam menghadapi konflik saat masih tinggal dijalanan sudah tidak sesuai lagi dengan realitanya yang sekarang tinggal di PSP YSS. 3. Terdapat sikap positif dan negatif dalam menghadapi konflik yang dialami keluarga-keluarga jalanan di PSP YSS. Perubahan sikap dari negatif menuju sikap positif merupakan hasil dari proses belajar para keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi di PSP YSS. Sikap negatif yang pesimis dalam melihat konflik, cenderung memunculkan prilaku desktruktif diubah menuju ke sikap positf dengan mengembangkan pandangan yang sehat melihat suatu konflik, perasaan yang positif sehingga dapat memandang konflik bukan sebagai yang menakutkan, mengembangkan perilaku konstruktif yang berguna memelihara dan meningkatkan hubungan baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat dikemukakan beberapa saran. Saran saran yang dapat dikemukakan dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Bagi Perkembangan ilmu psikologi, problem-problem yang dialami keluarga-keluarga jalanan dapat digunakan sebagai referensi untuk mempelajari dinamika konflik-konflik yang dialami para kelurga jalanan. 2. Bagi masyarakat, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang berkaitan dengan problem-problem yang dialami para keluarga jalanan dalam menghadapi proses resosialisasi. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagaimana realita problematika para keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi dan dengan hasil ini diharapkan masyarakat dapat berperan serta dengan mendukung para keluarga jalanan untuk dapat kembali hidup di masyarakat. 3. Bagi pengurus dan relawan Perkampungan Sosial Pingit, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan referensi dalam pedampingan warga Perkampungan Sosial Pingit agar dapat memaksimalkan pendampingan terhadap para keluarga jalanan dalam memberikan dukungan positif untuk bersikap secara positif terhadap keluarga jalanan dalam menghadapi konflik. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sarasehan warga PSP YSS sebagai wadah yang dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi antar warga unuk meminimalkan ketegangan jika terdapat konflik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Bagi pemerintah, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menangani masalah sosial terutama pendampingan kelurga jalanan dan gelandangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Abarca, Joana.2005. The Resocialife Program. Diakses Tanggal 24 Agustus 2007 dari WWW. Resocialife.com Budiharjo, E. 1992. Rumah susun di Indonesia Dikaji dari Disiplin Ilmu Arsitektur dan Planologi Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. Bandung: Angkasa Chaplin, J.P. 2002. Dictionary of Psychology Kamus Lengkap Psikologi diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Cresswell, John W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. Thausand Oak. California. SaGE Publication. Inc Crow, D. L., dan Crow, A. 1989. Psikologi Pendidikan . Yogyakarta : Nur Cahaya. Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan . Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Dewanto, Aria. 2001. Geliat Ekspresi Tepi Kali Winongo-YSS Selayang Pandang. Yogyakarta: 35 Tahun Yayasan Soegiyopranoto Ena, Ouda Teda. 2001. Geliat Ekspresi Tepi Kali Winongo. Yogyakarta: PSP Yayasan Sosial Soegiyopranoto. Forum Warga. 2005, 10 Februari. Diakses pada tanggal 13 Februari 2007 dari http:www.jakarta.go.idforumdisplay_topic_threads.asp?ForumID=4TopicI D=520PagePosition=1 Greenberg, Jerald. 1996. Managing Behaviors in Organizations. New York: Prentice Hall. Guines, Patrick. 1985. Gelandangan Kota Yogyakarta: Nasib Gelandangan Bertahan Seadanya . Jakarta: PT Gunung Agung. Hadjana, M. 1994. Konflik di Tempat Kerja. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Horton, P.B., dan Hunt, C.L. 2006. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Huffman, K., Greenberg, J., Blaylock, B. 1997. Psychology in Action Fourth Edition. New York: United States of America Indrawati, Endang Sri. 2004. Perilaku hidup masyarakat gelandangan dan pengemis kota. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol. I, Nomor I, September, hal 88-95 104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Peningkatan minat belajar anak-anak jalanan di Perkampungan Sosial Pingit Yogyakarta melalui bimbingan belajar : penelitian tindakan bimbingan dan konseling pada anak jalanan kelompok SD-Besar di Perkampungan Sosial Pingit, Yogyakarta.

1 12 228

Kebutuhan anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif.

0 1 174

Perilaku agresif anak-anak Perkampungan Sosial Pingit Yayasan Sosial Soegijapranata (PSP YSS).

0 5 111

Problem-problem yang muncul dalam proses penyesuaian sosial pada mahasiswa pendatang yang melanjutkan studi di Yogyakarta.

0 0 173

Faktor-faktor keberhasilan resosialisasi bekas keluarga jalanan di perkampungan sosial pingit yayasan sosial Soegiyapranata [PSP YSS] Yogyakarta.

0 3 127

Kebutuhan anak dampingan Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS) Kampung Pingit yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif

0 0 172

PROBLEM-PROBLEM SOSIAL DALAM NASKAH LAKON “AUM” KARYA PUTU WIJAYA

2 18 96

Faktor-faktor keberhasilan resosialisasi bekas keluarga jalanan di perkampungan sosial pingit yayasan sosial Soegiyapranata [PSP YSS] Yogyakarta - USD Repository

0 1 125

PERILAKU AGRESIF ANAK-ANAK PERKAMPUNGAN SOSIAL PINGIT YAYASAN SOSIAL SOEGIJAPRANATA (PSP YSS) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

0 0 109

Studi deskriptif problem-problem yang dihadapi para tuna wisma di Perkampungan Sosial Pingit Yayasan Sosial Soegiyapranata (PSP YSS) dalam proses resosialisasi - USD Repository

0 0 166