Fokus penelitian ini adalah kedalaman sehingga analisis dilakukan terlebih dahulu pada data dari tiap subjek. Setelah dinamika setiap subjek terbentuk maka akan
dilakukan analisis keseluruhan subjek yang diperoleh. Dengan demikian gambaran yang diperoleh peneliti lebih mendalam dan komprehensif. Dalam pelaksanaannya,
peneliti melakukan sedikit perubahan terhadap letak dan fungsi kolom. Peneliti menambah kolom nomor untuk meletakkan nomor urut dan halaman verbatim. Selain
itu letak kolom verbatim bukan lagi di tengah sebagaimana yang dikemukakan Poerwandari, 1998 melainkan diletakkan setelah kolom nomor sehingga
pengkodingan terdiri dari kolom nomor, verbatim, refleksi peneliti dan koding. Perubahan ini pada dasarnya tidak merubah prinsip pengkodingan sesuai yang telah
diajukan di awal, melainkan hanya dilakukan penyesuaian untuk memudahkan peneliti dalam proses analisis.
Dalam pengkodingan ini, peneliti menemukan banyak sekali tema. Untuk mengantisipasi hal tersebut, peneliti kemudian membuat tema yang lebih umum yaitu
tentang problem-problem, konflik-konflik terberat dan sikap-sikap menghadapi konflik. Tema-tema lain yang tidak termasuk dalam ketiga tema besar tersebut tidak
langsung dibuang melainkan disimpan dahulu sebagai bahan tambahan jika diperlukan. Keseluruhan proses koding dan kategorisasi ini sekaligus sebagai proses
reduksi data yaitu merangkum dan memilih tema-tema pokok yang fokus pada tujuan penelitian yang disusun secara sistematis agar mudah dikendalikan Nasution, 1988.
4. Interpretasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah proses organisasi, koding dan kategorisasi dilakukan, peneliti kembali membaca hasilnya berulang-ulang untuk semakin mempertajam pemahaman
terhadap hasil penelitian sementara tersebut. Setelah itu kemudian melakukan interpretasi data atau yang distilahkan Moleong 1989 sebagai penafsiran data
yang bertujuan untuk mendeskripsikan. Kvale dalam Poerwandari, 1998 membedakan istilah analisis dan
interpretasi. Menurutnya, interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih ekstensi sekaligus mendalam. Peneliti memiliki perspektif mengenai apa
yang sedang diteliti dan menginterpretasikan data melalui perspektif tersebut. Peneliti beranjak melampaui hal yang secara langsung dikatakan oleh subjek
penelitian, untuk mengembangkan struktur-struktur dan hubungan-hubungan bermakna yang tidak segera ditampilkan dalam teks data mentahtranskrip
wawancara. Kvale dalam Poerwandari, 1998 mengatakan bahwa interpretasi memang
tidak tunggal. Adalah sah-sah saja legitimate bila satu pihak dengan pihak lain mengembangkan interpetasi berbeda tentang data yang sama, dan hal itu tidak
langsung berarti bahwa metode kualitatif tidak ilmiah. Kvale dalam Poerwandari, 1998 menguraikan konteks-konteks situasi dan komunitas validasi dalam mana
muncul interpretasi yang berbeda. Konteks interpretasi pemahaman diri terjadi bila peneliti berusaha
memformulasikan dalam bentuk lebih pada condensed hal yang oleh subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian sendiri dipakai sebagai makna dari pernyataan-pernyataannya. Interpretasi tidak dilihat dari sudut pandang peneliti, melainkan dikembalikan
pada pemahaman diri subjek penelitian, dilihat dari sudut pandang dan pengertian subjek penelitian tersebut.
Konteks interpretasi pemahaman biasa yang kritis terjadi bila peneliti beranjak lebih jauh dari pemahaman diri subjek penelitiannya. Peneliti
menggunakan pemahaman yang lebih luas daripada kerangka pemahaman subjek. Walaupun demikian, hal ini tetap di tempatkan dalam konteks penalaran umum,
peneliti mencoba mengambil posisi sebagai masyarakat umum dalam mana subjek penelitian berada.
Konteks interpretasi pemahaman teoritis adalah konteks paling konseptual. Pada tingkatan ketiga ini, kerangka teoritis tertentu digunakan untuk memahami
pernyataan-pernyataan yang ada, sehingga dapat mengatasi konteks pemahaman diri subjek ataupun penalaran umum. Penelitian ini menggunakan teori konflik-
konflik untuk memahami pernyataan-pernyataan yang ada. Meskipun ada tingkatan-tingkatan, Kvale dalam Poerwandari, 1998 mengatakan bahwa
ketiganya dapat berbaur satu sama lain, dan harus dilihat saling terkait. Poerwandari 1998 mengatakan bahwa suatu penelitian berakhir pada
kesimpulan pemahaman teroritis.yang baik akan mencakup semua tahapan interpretasi, tetapi tetapi berakhir pada kesimpulan pemahaman teroritis.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas dan Deskripsi Informan 1. Identitas Informan
Tabel 1: Identitas Informan Responden
1 Responden
2 Responden
3 Responden
4 Responden
5 Responden
6 JK
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Nama PU BU PY BY PP BP
Pekerjaan
Pedagang tahu kentucy
Ibu rumah tangga
Tukang becak
Pengamen Pemulung Ibu rumah
tangga
Agama Islam Islam Kristen
Kristen Islam Islam
Pendidika n
SMA SMA -
- -
-
Usia 26 tahun
27 tahun 47 tahun
47 tahun 39 tahun
Status Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah Menikah
Anak
1 orang berumur 12
bulan 1 orang
berumur 12 tahun
2 orang, anak
pertama sudah
meninggal, anak kedua
berumur 2 tahun.
2 orang, anak
pertama sudah
meninggal, anak kedua
berumur 2 tahun.
1 orang, anak dari
istri pertama 2 orang,
anak dari suami
pertama
Berapa kali
menikah
1 kali 1 kali
1 kali 1 kali
2 kali 2 kali
Lama tinggal di
PSP YSS
8 bulan 8 bulan
1,5 tahun 1,5 tahun
1 tahun 1 tahun
51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Deskripsi Informan a. Keluarga PU dan BU
Responden I PU
PU adalah seorang suami yang berumur 26 tahun. PU menikah pada tahun 2006. PU memiliki anak 1 bernama bernama Hikmatul Aqsa Al Falaqi.
PU sudah tinggal di PSP YSS selama 8 bulan. Kedatangannya di Yogyakarta dari Magelang karena masalah ekonomi di keluarganya. Usaha dengan jualan tahu
kentucky yang dijalaninya di Magelang mengalami kegagalan yang membuatnya menjadi bangkrut. Oleh sebab itu PU memutuskan untuk ke Yogyakarta untuk
mencari pekerjaan baru. Pekerjaan mayeng dipilihnya karena menurutnya pekerjaan ini tidak membutuhkan modal uang. Modal yang dibutuhkan adalah keberanian dan
tidak malu untuk bekerja memunguti sampah-sampah di jalan. Harapannya dari pekerjaan mayeng ini agar dapat mengumpulkan modal untuk berjualan tahu kentucky
lagi. PU menemui pengurus PSP YSS untuk tinggal di PSP Pingit dengan harapan
dapat tinggal sementara. PU sendiri tidak memiliki uang setelah bangkrut dari usaha tahu kentucky. PU tidak memiliki uang yang dapat digunakan untuk menyewa rumah
agar istri dan anaknya tidak tidur dijalan selain itu PU baru seminggu ini bekerja mayeng sehingga belum ada hasil yang dapat digunakan untuk menyewa rumah. Hal-
hal ini lah yang dijadikan PU sebagai alasan untuk bertempat tinggal di PSP Pingit. PU dapat bertempat tinggal di PSP YSS sementara dengan harapan dapat
mengumpulkan modal untuk membuka usaha tahu kentucky lagi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada awal tinggal di PSP YSS, PU menempati rumah bersama anak dan istrinya. Setelah 2 minggu pertama tinggal di PSP YSS datanglah kakak iparnya ke tempat
mereka tinggal. Kakak iparnya ini sebelumnya tinggal di jalan. PU merasa kaget dengan kehadiran kakak iparnya ini karena kakak iparnya ini mengalami gangguan
kejiwaan. Sebelum PU tinggal di PSP YSS kakak iparnya pernah mengamuk dan menendang anaknya yang masih bayi. Kakak iparnya pernah dirawat di RSJ Gratia
setelah kejadian mengamuk itu. PU sangat berharap bahwa penyelesaian masalah ini dengan kehadiran ibu mertua dari Bengkulu yang akan membawa pulang kakak
iparnya ini ke Bengkulu. PU
bekerja mayeng pemulung selama 3,5 bulan pertama dengan rata-rata
penghasilan 25 ribu perhari. PU beralih pekerjaan sebagai penjual tahu kentucky hingga sekarang dengan penghasilan 30 ribu perhari. PU adalah tipe orang yang rajin
bekerja. PU berjualan tahu kentucky dari sore hingga jam 9 malam. Libur bekerja hanya terjadi jika hari raya. PU pada hari minggu tetap bekerja, karena pada hari
inilah penghasilan terbanyak bisa didapatkan. Pria bertubuh kurus dengan tanpa kumis di wajah ini, dipandang oleh istrinya
sebagai seorang yang pendiam dan tidak banyak omong serta sabar. Kesehariannya dipenuhi untuk menyiapkan dagangan pada pagi hari dan sore harinya berjualan.
Tidak banyak relasi yang dijalin dalam hidup bertetangga karena waktunya sebagain besar tersita untuk bekerja. Relasi dengan anaknya baru terasa dekat setelah 2 bulan
bekerja sebagai tahu kentucky. Ini dikarenakan berbagi tugas dengan istrinya dalam menyiapkan jualan sehingga membuat berbagi tugas dalam mengurus anak.
Responden II BU
BU merupakan ibu rumah tangga dengan anak satu yang baru berumur 12 bulan. BU adalah istri dari PU. Umur pernikahan PU dan BU belumlah lama. Mereka sudah
menjalani pernikahan selama 2 tahun. PU dan BU menikah di tahun 2006 sebelum gempa di Yogyakarta terjadi. BU berumur 27 tahun dan BU lebih tua satu tahun dari
pada suaminya. BU tinggal di PSP YSS sudah selama 8 bulan. Usaha yang dijalani di Magelang
tidak begitu sukses dan mengharuskan untuk menutup usahanya karena kehabisan modal. Yogyakarta menjadi daerah tujuannya karena menurut BU kota Yogyakarta
dapat memberikan pilihan dalam pekerjaan. Kedatangan di Yogyakarta harus dimulai BU dan suaminya dengan pekerjaan mayeng untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Suami BU bekerja mayeng bersama adek iparnya. BU diberi usulan untuk menemui pihak PSP YSS meminta ijin untuk bertempat tinggal di salah satu rumah yang
disediakan PSP YSS. Karena selama di Yogyakarta BU dan suaminya tidak memiliki tempat tinggal dan juga belum memiliki kemampuan untuk mengontrak rumah.
BU menyadari kalau dirinya memang mudah marah. Suaminya biasanya diam saja dan terkadang ditinggal tidur, jika BU sudah mulai marah. Jika suaminya sudah
bangun maka kemarahan BU sudah mereda. BU memang tidak akan mengungkit masalah yang membuatnya marah setelah suaminya bangun dari tidur. BU memang
mudah marah tetapi juga mudah untuk mereda marahnya. BU memiliki anak satu. Anaknya ini lebih dekat dengan BU dari pada dengan
suaminya. Tetapi akhir-akhir ini anaknya sudah mau dekat dengan bapaknya. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memudahkan BU untuk mengerjakan urusan rumah tangga dan terkadang membantu suami, karena anaknya sudah mau diajak dan deket dengan bapaknya.
BU sehari-hari selalu ada di rumah. Saat pagi hari BU bergantian dengan suaminya menyiapkan dagangan untuk sore harinya. Pada saat siang hari, BU akan
banyak dirumah bersama anaknya, tetapi pada saat sore hari terkadang membantu suaminya berjualan. Secara keseluruhan, kebanyakan waktu BU berada dirumah
bersama anaknya.
b. Keluarga BY dan PY Responden III PY
PY berasal dari daerah Jawa Timur. PY bekerja sebagai tukang becak. Pekerjaan tukang becak dijalani selama 28 tahun. Pertama kali menjadi tukang becak dari tahun
1980 di Madiun . PY bekerja sebagai tukang becak di Yogyakarta sudah selama 15 tahun dan sebelumnya bekerja sebagai tukang becak di Solo. Kepindahan PY ke
Yogyakarta karena alasan pekerjaan sebagai tukang becak lebih ramai pelanggannya di Yogyakarta dibandingkan di Solo. Saat ini PY memiliki beberapa pelanggan tetap
yang harus diantar tiap paginya, sehingga PY mendapatkan penghasilan tetap yang dibayarkan tiap minggunya. Selain pelanggan tetap PY juga memiliki 5 becak, yang
biasa disewakan kepada orang. PY pernah mengalami ikut program transmigrasi pemerintah selama 3 kali. Tiga
kali ikut transmigrasi dan 3 kali kembali lagi ke Jawa. Transmigrasi yang menurut PY sukses adalah pada saat di Ternate, tetapi kembali ke Jawa karena adanya kerusuhan.