Tahap Pengambilan Data HASIL DAN PEMBAHASAN
BU sangat tidak menyukai dengan perilaku tidur suaminya. Suaminya kalau sudah tidur dibangunkan untuk membantu mengasuh anaknya sering tidak mau. Ini
membuat sangat jengkel BU. Hal paling membuat jengkel dan menyebalkan buat BU adalah saat PU tidur, “...Tapi kalau tidur bisa membuat saya sampai jengkel.”BU
H24-25. Kalau BU marah-marah karena perilaku PU, maka PU lebih memilih untuk diam dan langsung tidur. Ini membuat BU semakin marah. BU memiliki
kebiasaan untuk tidak mengungkit kemarahannya kepada PU ketika sudah terbangun dari tidurnya. PU merasa bahwa istrinya BU mudah tersinggung. Oleh sebab itu PU
terkadang memperhitungkan dahulu apa yang akan dibicarakan dengan istrinya BU. Ini diperbuat PU karena untuk menghindari istrinya BU menjadi marah dikarenakan
tidak cocok dengan istrinya. PU memang sering masa bodoh dengan istrinya BU jika sudah dalam keadaan marah, karena bagi PU tidak ada yang dapat diperbuat.
Problem keluarga PU yang belum terselesaikan adalah masalah dengan kakak iparnya yang tiba-tiba muncul dalam kehidupan keluarga PU dan tinggal bersama.
Kakak iparnya memiliki gangguan kejiwaan dikatakan oleh PU, “...Mas nya yang sakit jiwa itu...”PU K4-5. PU merasa terbebani dengan kehadiran kakak iparnya
di rumah. Ini dikarenakan PU memiliki tanggungan baru yang harus dipikulnya. Di mata PU kehadiran kakak iparnya membuat dirinya kaget. Hal yang membuatnya
paling memberatkan dengan kehadiran kakak iparnya adalah karena kakak iparnya tidak bisa membantunya bekerja berjualan tahu kentucky. Kakak iparnya hanya bisa
makan, tidur dan merokok dalam kesehariannya, dikatakan oleh BU, “...dia cuman makan, bangun tidur makan, ngerokok.”BU R10-11. Terkadang PU meminta
tolong kepada BU untuk menegur kakak iparnya untuk membantunya bekerja, “...Hanya pernah bilang sama istri saya kalau tolong dikasih tau masnya. Biar mau
melakukan sesuatu.”PU M15-17. Istrinya BU belum pernah membicarakan secara serius masalah tentang kakaknya dengan PU. PU pun merasa harus berpikir-
pikir kembali untuk membicarakan masalah kakak iparnya dengan istrinya BU karena PU takut istrinya akan marah karena tidak cocok dengan pendapatnya. BU
merasa kesulitan dalam menengahi keinginan suaminya PU untuk meminta
kakaknya membantu dalam berjualan tahu kentucky.
Problem yang terberat dialami oleh PU dan BU adalah masalah kakaknya yang mengalami gangguan kejiwaan ini. PU merasa terpaksa harus mengurusi dan
menghidupi kakak iparnya. Hal yang memberatkan buat PU karena kakak iparnya tidak dapat membantunya bekerja melainkan PU harus mencukupi kebutuhan hidup
kakak iparnya. Bagi BU kehadiran kakak iparnya yang hanya malas-malasan membuat repot dan membebani keluarganya, serta sedikit peran saudara lainnya
dalam membantu masalah dengan kakaknya menjadikan keadaan ini sebagai problem terberatnya.
PU dalam menghadapi kakak iparnya lebih bersikap untuk mengambil tindakan yang tidak merusak hubungan dengan keluarga istrinya BU. Oleh sebab itu
PU cenderung untuk berusaha menjaga dan memelihara kepentingan dan mempertahankan hubungan keluarga dengan cara berusaha merangkul semua
keluarga dari istrinya untuk menyelesaikan masalah kakaknya, baik dari pihak saudara-saudara istrinya “...Tapi hanya minta tolong sama keluarga yang lain
pernah...” PU M11-12 maupun dari pihak ibu mertuanya “...Mas salamet ini terus akan bagaimana? Katanya emak saya disuruh menunggu sedikit lagi..”PU
S28-29. Hal ini juga menunjukkan bahwa PU memiliki itikad baik dan tidak takut untuk menyelesaikan masalah terberat yang dihadapinya dengan meminta ijin kepada
pihak YSS tentang kehadiran kakak iparnya di rumahnya. Walaupun problem terberatnya saat ini belum terlewati PU mampu memandang itu secara sehat sehingga
dapat menentukan langkah-langkah yang jelas dalam menghadapi masalah kakaknya. BU sebagai seorang adik dalam menghadapi problem dengan kakaknya
banyak sangat menggantungkan penyelesaian problemnya dengan kehadiran ibunya dari Bengkulu. Oleh sebab itu BU mengharapkan bahwa ada pembicaraan yang
matang dengan ibunya sehingga dirinya merasa jelas tentang penyelesaian masalah kakaknya. BU mengharapkan kehadiran ibunya dikarenakan BU sendiri tadinya
berharap bahwa masalahnya kakak iparnya dapat diselesaikan dengan meminta bantuan kepada saudara-saudaranya yang lain, tetapi usaha ini tidak berjalan baik. BU
juga pernah meminta tolong kepada saudara lelakinya yang tinggal di Badran tetapi dari pihak istri saudara laki-lakinya tidak berkenan dengan kehadiran kakaknya yang
mengalami gangguan kejiwaan ini di rumah mereka. Begitu juga dengan kakaknya yang mengalami gangguan kejiwaan juga tidak berkenan untuk tinggal disana.
Kakaknya yang mengalami gangguan kejiwaan merasa bahwa BU lebih mau menerima dirinya dari pada kakak lelakinya yang tinggal di Badran. BU merasa
sendirian menghadapi dan menghidupi kakaknya yang mengalami gangguan kejiwaan ini. BU cukup dapat memandang secara positif dengan problem yang