d. Hukum rimba Indrawati, 2004, pergaulam keluarga jalanan di jalanan memiliki nuansa bahwa orang yang paling kuat maka dia yang memegang
‘kekuasaan’ dan orang yang lemah adalah objek. Ini terjadi karena persaingan di antara mereka cukup ketat dan penuh potensi konflik.
e. Tidak adanya kepemilikan identitas yang jelas. Menurut Soewondo 1985 bahwa posisi keluarga dinyatakan sebagai kehilangan kepercayaan di
masyarakat, karena tidak memiliki identitas yang jelas. Jika terdapat program-program yang dicanangkan pemerintah kepada masyarakat, para
keluarga jalanan ini tidak akan terkena, baik secara fisik dan mental. f. Hidup berpindah-pindah tempat. Para keluarga jalanan cenderung hidup
berpindah-pindah tempat tinggalnya. Mereka tinggal di emperan toko, pasar-pasar, gerbong kereta yang tak terpakai, timbunan sampah, terminal,
stasiun, taman-taman kota Soewondo, 1985 dan Indrawari, 2004. Hal inilah yang menyebabkan bantuan dari pemerintah tidak pernah sampai ke
mereka. g. Hidup jorok, mereka berpenampilan kumuh dan berbau yang terkadang
dianggap hanya merusak keindahan Indrawati 2004. Penampilan kumuh ini menunjukkan tingkat kebersihan diri yang rendah. Keadaan
penampilan kotor yang rentan terhadap kesehatan diri. Selain itu juga, ditambah keadaan mereka yang tidak mudah mendapatkan akses
pelayanan kesehatan karena tidak memiliki identitas yang jelas dan tingkat ekonomi yang rendah yang kurang memungkinkan untuk mendapatkan
gizi makanan yang sehat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Problem-Problem dalam Proses Resosialisasi Keluarga Jalanan di PSP YSS
PSP YSS sebagai penyelenggara resosialisasi keluarga jalanan, mendampingi keluarga-keluarga jalanan sehingga mereka dapat menata hidup
sebagai keluarga dan mandiri secara ekonomi dan kembali menjadi bagian masyarakat.
Ada dua program pendampingan yang dimiliki PSP YSS bagi keluarga- keluarga jalanan yang mengalami proses resosialisasi. Pertama, pendampingan
interpersonal menekankan pada peningkatan kualitas di dalam keluarga seperti pendidikan anak-anak, kesehatan keluarga, dan juga, pekerjaan yang menetap,
kebiasaan menabung. Kedua, pendampingan bermasyarakat yang menekankan pada keterlibatan di dalam masyarakat sekitar dan beradaptasi dengan masyarakat.
Pendampingan ini berfungsi untuk melatih keluarga-keluarga jalanan menyadari bahwa mereka memiliki peran di masyarakat, kewajiban dan hak sebagai bagian
masyarakat. Resosialisasi keluarga jalanan di PSP YSS sebagai suatu proses
pembelajaran kembali dari kehidupan jalanan menuju kehidupan bermasyarakat. Realitas keberhasilan dalam resosialisasi PSP YSS bahwa 60,6 keluarga-
keluarga jalanan yang terlibat dari tahun 2000-2007 adalah kembali ke jalan. Hal ini menunjukkan bahwa proses resosialisasi tidaklah suatu proses yang mudah.
Ada banyak problem yang dialami keluarga jalanan di dalam menjalani proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
resosialisasi. Problem-problem yang dialami keluarga jalanan bentuknya berupa konflik-konflik yang dialami keluarga jalanan.
Proses pembelajaran ini menuntut adanya perubahan dalam aspek sikap, nilai dan kebiasaan. Terjadi bentrokan dalam proses belajar keluarga-keluarga
jalanan dalam menjalani proses resosialisasi, antara nilai, sikap dan kebiasaan yang telah di jalani di kehidupan jalanan dengan nilai, sikap dan kebiasaan yang
ada di masyarakat dan sedang dipelajari kembali. Ini akibat dari perbedaan sikap, nilai dan kebiasaan antara kehidupan jalanan dengan kehidupan di masyarakat.
Perubahan yang mencakup aspek sikap, nilai dan kebiasaan yang saling berbeda berdampak munculnya berbagai macam problem. Problem-problem yang dialami
keluarga jalanan dalam proses resosialisasi adalah usaha menanggapi proses belajar mereka dalam mencapai sikap, nilai dan kebiasaan yang sesuai dengan
masyarakat pada umumnya. Problem-problem keluarga jalanan terlihat melalui konflik-konflik yang
mereka hadapi selama proses resosialisasi di PSP YSS. Problem-problem para keluarga jalanan di PSP YSS sebagai upaya perubahan sikap, kebiasaan dan nilai
dapat terlihat melalui dua program pendampingan yang dimiliki PSP YSS. Program dalam peningkatan kualitas keluarga, dinamika para keluarga jalanan
selama hidup dijalan yang tanpa norma, berpindah-pindah tempat, hidup jorok, dan hidup yang tak teratur dihadapkan pada bentuk baru. Bentuk baru dimana
mereka diharapkan untuk lebih menetap, mengatur kehidupan keluarganya dengan hidup yang lebih bersih, menabung, dan memperhatikan pendidikan anak-anak
mereka. Realitas problem-problem ini memunculkan adanya konflik-konflik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI