Hairy, 2008. Otot rangka mendapatkan ATP selama aktivitas fisik melalui glikolisis, yang hasil akhirnya berupa asam laktat dan diedarkan melalui darah. Laktat yang
dihasilkan diubah menjadi piruvat di dalam hati dengan bantuan isoenzim LDH5 M4. Jalur glukoneogenesis mengubah piruvat menjadi glukose 6-fosfat dengan bantuan
enzim glukose 6-fosfatase dan akhirnya diedarkan oleh darah dan masuk otot rangka. Dalam otot, glukose diubah menjadi glukose 6-fosfat dengan bantuan enzim
heksokinase dan memasuki glikolisis Ngili, 2009. Proses yang terjadi pada otot dalam menggunakan asam laktat sebagai bahan
bakar adalah sebagai berikut. Sel-sel otot mengkonversi glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada cukup oksigen untuk mengubahnya menjadi ATP. Asam laktat
kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, yang merupakan penghasil energi dalam sel otot Amazine, 2012a.
Pelatihan daya tahan secara intensif dapat meningkatkan massa mitokondria dalam sel otot lebih dari dua kali lipat, yang dapat membantu otot untuk menggunakan
asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini memungkinkan sel otot bekerja lebih keras dan lebih lama dalam situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet dapat
tampil lama saat bertanding adalah karena latihan intensif yang dilakukan memungkinkan sel otot untuk menyerap asam laktat lebih cepat dan lebih efisien
karena meningkatnya massa mitokondria Amazine, 2012a. Asam laktat dalam sistem pencernaan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
kemampuan usus dalam menyerap zat mutagenik. Zat ini berperan dalam mencegah penyakit kanker yang terdapat pada berbagai sumber seperti makanan, minuman, sayur-
sayuran dan buah-buahan Agustrisno, 2011. Menurut Indo-Combucha 2010, asam laktat yang berada pada teh kombucha sangat dibutuhkan bagi sistem pencernaan
sebagai indikator dari penyakit kanker.
2.7.3 Efek Negatif Asam Laktat dalam Olahraga
Latihan yang dilangsungkan secara glikolisis anaerobik akan meningkatkan asam laktat. Terjadi peningkatan konsentrasi asam laktat darah antara sebelum dan
sesudah latihan terhadap sekelompok orang pada latihan bench press Bloomer dan Cole, 2009. Akumulasi asam laktat berlebihan akan mengganggu kontraksi otot.
Meningkatnya asam laktat dan akumulasi karbondioksida menyebabkan kesukaran bernapas yang diikuti dengan kelelahan dan ketidaknyamanan Sharkey, 2012.
Pada saat olahraga dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama akan meningkatkan
aliran darah pada otot yang aktif, yang dapat menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan menyebabkan peningkatan tekanan yang merangsang reseptor nyeri
sehingga dirasakan nyeri Yuliastrid, 2012. Penumpukan asam laktat dapat menyebabkan asidosis sel otot Gladden,
2009. Janssen 1993 menyatakan, ada beberapa kerugian yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi asam laktat di antaranya adalah:
1. Mengakibatkan asidosis yang disebabkan karena rusaknya sel otot yang menyebabkan kebocoran sel otot. Dalam keadaan asidosis kinerja enzim
menurun yang menurunkan kemampuan daya tahan aerobik. Penurunan ini dapat berlangsung berhari-hari dan kembali dalam keadaan semula dalam waktu
antara 24 - 96 jam. 2. Mengganggu koordinasi. Dalam olahraga yang membutuhkan keterampilan
tinggi seperti sepak bola dan bulu tangkis, latihan sebaiknya tidak dilakukan pada saat konsentrasi laktat antara 6 - 8 mML karena akan mengganggu
koordinasi, sehingga latihan ketrampilan tidak bermanfaat. 3. Meningkatkan risiko cedera. Kerusakan ini apabila tidak pulih semuanya akan
menyebabkan kerusakan yang lebih berat. 4. Terhambatnya pembentukan fosfokreatin. Pada keadaan otot bersifat asam,
pembentukan kembali PC akan terhambat, sehingga pada latihan anaerobik seperti sprint didak dianjurkan pada kadar asam laktat yang tinggi.
5. Oksidasi lemak mengalami stagnasi. Pada kadar laktat yang tinggi suplai energi akan terganggu karena melambatnya oksidasi lemak.
Menurut Ulya 2009, kelelahan otot disebabkan karena penumpukan asam laktat. Penumpukan asam laktat pada intramuscular sangat erat hubungannya dengan
penurunan penampilan. Akumulasi asam laktat akan menghalangi fungsi otot dan menyebabkan penurunan PH. Peningkatan asam laktat, akan meningkatkan konsentrasi
ion H
+
. Sebaliknya, peningkatan ion H
+
akan menghalangi eksitasi karena terjadi penurunan Ca
+
dan gangguan dalam mengikat Ca
+
. Peningkatan ion H
+
menyebabkan timbulnya kelelahan pada otot rangka Septiani dkk., 2010.
Penurunan PH menyebabkan penurunan reaksi enzim dalam sel otot karena enzim sangat peka terhadap perubahan PH. Penurunan kecepatan reaksi enzim
mengakibatkan terjadinya penurunan metabolisme dan produksi ATP Widiyanto, 2010b. Penurunan PH atau peningkatan konsentrasi ion H
+
akan mengganggu metabolisme sel otot. Gangguan terhadap metabolisme sel otot yaitu berupa: 1.
Menghambat enzim aerobik dan anaerobik sehingga menyebabkan penurunan daya tahan aerobik dan anaerobik. 2. Menghambat terbentuknya PC dan mengganggu
koordinasi. 3. Menghambat enzim fosfofruktokinase. 4. Menghambat pelepasan ion Ca
++
yang mengganggu kontraksi otot. 5. Menghambat aktivitas mATPase pada otot putih yang peka terhadap keadaan asam Messonnier dkk., 2007; Joel, 2008.
Latihan fisik dengan intensitas 50 VO2-Max dan submaksimal akan meningkatkan konsentrasi asam laktat dan menurunkan PH darah. Pada latihan fisik PH
darah menurun mencapai 7,0 dan pada latihan fisik maksimal seperti lari cepat sprint PH darah mencapai 6,5 dari keadaan normalnya 7,4. Penurunan PH darah ini
menyebabkan peningkatan asam laktat pada jaringan yang kekurangan O
2
dan menurunkan glikolisis pada hati Kusnanik dkk., 2011. Hasil penelitian Herdyanto dan
Yonny 2007, ada penurunan PH darah setelah latihan fisik intensif dibandingkan dengan sebelum latihan dan kelompok kontrol.
Menurut Amazine 2012b, asam laktat berperan dalam metabolisme, akan tetapi ada beberapa fakta tentang informasi asam laktat seperti berikut: 1. Asam laktat
tetap diproduksi pada saat istirahat, yang jumlahnya meningkat sesuai dengan
peningkatan aktivitas. 2. Bukan hanya kekurangan oksigen, tetapi ketidak hadiran dari molekul nicotinomide adenine dinucleotide NAD dan flavin adenine dinucleotide
FAD berperan jauh lebih tinggi terhadap peningkatan asam laktat. Kedua molekul ini berperan dalam mengangkut hidrogen ke dalam sel otot untuk memproduksi energi. 3.
Asam laktat dipakai sebagai bahan bakar. Di mana dalam waktu 30 menit setelah aktivitas asam laktat akan menghilang di dalam otot, yang digunakan oleh hati sebagai
sumber energi. 4. Peningkatan asam laktat mempercepat kelelahan yang akan menurunkan penampilan fisik atlet. Kelelahan ini disebabkan kerena peningkatan
hidrogen yang mengurangi produksi ATP akibat dari penurunan enzim yang terlibat dalam produksi energi. Peningkatan hidrogen akan menghalangi kalsium. Penurunan
kalsium akan menurunkan aktivitas otot. 5. Delayed onset muscle soreness DOMS yaitu rasa nyeri pada otot yang dirasakan setelah beraktivitas 24 - 48 jam. DOMS
diakibatkan karena aktivitas berlebihan, yang dapat merusak otot atau jaringan ikat sehingga dirasakan nyeri.
2.7.4 Latihan Fisik dan Asam Laktat