metabolisme, dan beberapa fungsi lainnya. Semua sel mengambil nutrisi dan O
2
dan mengeluarkan hasil metabolism juga melalui cairan ini Irianto, 2010.
Manusia mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungan sekitarnya dari berbagai perubahan iklim, baik dari suhu panas ke dingin dan
sebaliknya dari suhu dingin ke suhu panas. Jadi manusia memiliki sistem regulasi yang baik untuk mengantisipasi setiap perubahan karakteristik lingkungan. Adaptasi ini
dilakukan oleh mekanisme homeostatis yang mengatur suhu tubuh, keseimbangan cairan, elektrolit, dan berbagai zat yang terdapat dalam cairan tubuh Hasin, 2009.
Dalam aktivitas fisik, tubuh selalu menghasilkan panas. Panas yang dihasilkan harus segera dikeluarkan dari dalam tubuh melalui cairan tubuh, akibatnya cairan tubuh
dan elektrolit berkurang. Kehilangan cairan tubuh dan elektrolit pada saat berolahraga menyebabkan dehirasi yang dapat mengganggu penampilan fisik Wilmore dkk., 2008.
Kehilangan cairan tubuh berlebihan berakibat fatal terhadap kinerja fungsi tubuh, tentunya harus segera dikembalikan ke tingkat sebelumnya. Keadaan ini disebut
dengan rehidrasi. Kehilangan cairan tubuh ini dapat mempengaruhi penampilan fisik, memperberat kerja jantung, dan dapat menyebabkan kematian WHO, 2011.
Pada saat berolahraga diharapkan minum air secukupnya dengan jumlah disesuaikan dengan cairan tubuh yang hilang. Cepatnya cairan tubuh hilang tergantung
dari intensitas latihan. Intensitas latihan yang lebih tinggi meningkatkan pengeluaran keringat. Begitu juga sebaliknya, intensitas latihan yang rentah pengeluaran keringat
akan menurun. Tidak cukup hanya air putih yang diminum apabila berolahraga dalam waktu yang lama, akan tetapi perlu minuman olahraga dengan tambahan glukose dan
garam UNICEF, 2012.
2.4.2 Fungsi Cairan Tubuh
Dalam metabolisme yang terjadi di dalam tubuh manusia, air mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein,
vitamin dan mineral serta berfungsi sebagai pembawa oksigen O
2
ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam tubuh juga berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida CO
2
dan senyawa nitrat Syaifuddin, 2012.
Selain berperan dalam metabolisme, air juga memiliki fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung, pelumas
dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ dan jaringan tubuh serta membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut
konstan. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga berfungsi sebagai pengatur panas tubuh Guyton dan Hall, 2012.
Air memiliki fungsi vital di dalam tubuh. Menurut Almatsier 2013, air berperan dalam melarutkan zat-zat gizi serta mengangkut zat gizi tersebut ke seluruh
bagian tubuh. Air berperan dalam mengangkut sisa metabolisme untuk dikeluarkan dari tubuh melalui paru, kulit, dan ginjal. Air adalah media utama reaksi intrasel. Juga
dinyatakan air merupakan katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel, termasuk dalam saluran pencernaan. Air merupakan pelarut terbaik pada solut polar dan ionik.
Air merupakan media transpor pada sistem sirkulasi, ruang intravaskular, intersistium, dan intraselular Darwis dkk., 2007.
Air berperan dalam memecah atau menghidrolisis zat gizi kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana dan sebagai pelumas cairan sendi. Sebagai bagian dari
jaringan tubuh, air bahkan diperlukan sebagai zat pembangun. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh
sehingga kinerja enzim didukung secara optimal. Kelebihan panas dari metabolisme energi perlu segera disalurkan ke luar Almatsier, 2013.
Cairan intraselular berperan untuk menghasilkan, menyimpan, menggunakan energi, serta dalam proses perbaikan sel. Cairan intraselular juga berperan dalam proses
replikasi serta sebagai cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstraselular. Cairan ekstraselular berperan sebagai pengantar semua keperluan
sel, seperti zat gizi dan oksigen. Cairan ekstraselular juga berperan sebagai pengangkut karbon dioksida, sisa metabolisme, serta bahan-bahan toksik Darwis dkk., 2007.
Organ-organ tubuh tertentu terlindung dari berbagai gesekan atau benturan akibat dari air yang terkandung di dalam jaringan tubuh seperti mata, jaringan saraf,
dan tulang belakang. Air berperan dalam memelihara kelembaban membran mukosa. Air mempengaruhi osmolaritas jaringan dengan mempertahankan volume dan
hematokrit darah, volume cairan serta fungsi ginjal. Pada proses pencernaan makanan, air memiliki peran penting, mulai dari pencernaan sampai absorbsi sari-sari makanan.
Air juga berperan dalam produksi berbagai zat untuk disekresikan di sepanjang saluran cerna, dan pembuangan sisa makanan Irianto, 2010.
Tubuh manusia terdiri dari sebagian besar air, sehingga asupan cairan sangat dibutuhkan agar penampilan atlet optimal. Dalam hal ini air berfungsi sebagai Ronald,
2009; Arif, 2012: 1. Menjaga volume darah dan fungsi kardiovaskular, 2. Pengaturan suhu tubuh melalui berbagai cara yaitu radiasi, konduksi, konveksi, epavorasi, dan
pernapasan, 3. Sebagai media pengangkut O
2
, CO
2
, dan nutrien. Juga dinyatakan bahwa keseimbangan konsentrasi cairan dalam sel dibutuhkan untuk mengoptimalkan
kinerja inpuls saraf menuju tujuan akhirnya yaitu otot. Cairan intraselular dan ekstraselular dipertahankan konsentrasinya. Tujuannya
adalah untuk transmisi inpuls saraf dan kontraksi otot yang dibutuhkan pada saat olahraga. Produksi energi diperlukan akibat dari kontraksi otot yang sebagian besar
diubah menjadi panas. Hal yang tidak kalah pentingnya dalam olahraga disampaikan oleh Irawan 2007a adalah mempertahankan suhu tubuh oleh karena energi yang
dibentuk oleh kontraksi otot yaitu sebanyak 75 diubah menjadi panas dan sisanya 25 diubah menjadi gerak.
Panas tubuh yang ditimbulkan pada olahraga harus segera dikeluarkan agar tidak membahayakan tubuh melalui suatu proses pendinginan tubuh. Cara pendinginan
yang dilakukan tubuh adalah dengan berkeringat Gabriel, 2012. Kegagalan tubuh membuang panas tergantung dari aktivitasnya. Pada saat istirahat kematian akan terjadi
dalam waktu kurang dari enam jam dan pada saat olahraga kematian dapat terjadi dalam waktu kurang dari 30 menit Giriwijoyo, 2007.
2.4.3 Distribusi dan Kandungan Cairan Tubuh