Penurunan kelembaban relatif dalam ruangan tertutup dapat diperoleh dengan menggunakan air conditioning AC. Penurunan kelembaban relatif pada ruangan ber-
AC disebabkan karena udara sebelumnya telah didinginkan pada sirip evaporator sampai mengembun. Embun tersebut berkumpul dan disalurkan keluar melalui saluran
pipa. Dengan demikian kelembaban relatif udara yang masuk ke dalam ruangan menjadi berkurang Gabriel, 2013.
Kelembaban relatif yang rendah akan mempercepat perpindahan panas tubuh ke lingkungan melalui evaporasi Gabriel, 2012. Kelembaban relatif yang rendah akan
mempercepat kehilangan panas tubuh sehingga panas tubuh masih dalam batas kenyamanan dan latihan masih tetap terasa nyaman Giriwijoyo, 2007.
Oleh karena itu, dalam latihan dibutuhkan kelembaban relatif yang menyebabkan iklim nyaman terhadap tubuh seseorang. Kelembaban relatif yang
nyaman dalam ruangan adalah antara 40 - 60 sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 1077MENKESPER V2011 Menkes, 2011.
Kelembaban relatif merupakan hal yang harus diperhatikan karena kelembaban relatif dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran keringat berlebih, sehingga dapat
menimbulkan efek secara akut terhadap peningkatan frekuensi denyut nadi, suhu tubuh, asam laktat darah, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik latihan.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka latihan fisik pada kelembaban relatif 40, 50, dan 60 di dalam ruangan tertutup perlu diteliti lebih lanjut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban relatif 50 dan
60 dalam memperlambat peningkatan frekuensi denyut nadi latihan bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2 X 30 menit dengan istirahat antar set selama
lima menit?
2. Apakah kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban relatif 50 dan
60 dalam memperlambat peningkatan suhu tubuh latihan bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2 X 30 menit dengan istirahat antar set selama lima
menit? 3.
Apakah kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban relatif 50 dan 60 dalam memperlambat peningkatan asam laktat darah latihan bersepeda
dengan beban 80 Watt selama 2 X 30 menit dengan istirahat antar set selama lima menit?
4. Apakah kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban relatif 50 dan
60 dalam memperlambat peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik latihan bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2 X 30 menit dengan istirahat
antar set selama lima menit?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menemukan kelembaban relatif tempat latihan yang paling baik untuk menurunkan pengeluaran keringat sehingga frekuensi denyut nadi, suhu tubuh, asam
laktat darah, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik tidak terlalu tinggi peningkatannya pada saat latihan, sehingga latihan aman dilakukan dalam waktu yang
lebih lama dan tidak berefek negatif terhadap perubahan fungsi tubuh.
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari rumusan masalah di atas, yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Untuk membuktikan kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban
relatif 50 dan 60 dalam memperlambat peningkatan frekuensi denyut nadi latihan bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2X30 menit dengan istirahat
antar set selama lima menit.
2. Untuk membuktikan kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban
relatif 50 dan 60 dalam memperlambat peningkatan suhu tubuh latihan bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2X30 menit dengan istirahat antar set
selama lima menit. 3.
Untuk membuktikan kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban relatif 50 dan 60 dalam memperlambat peningkatan asam laktat darah latihan
bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2X30 menit dengan istirahat antar set selama lima menit.
4. Untuk membuktikan kelembaban relatif 40 lebih baik daripada kelembaban
relatif 50 dan 60 dalam memperlambat peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik latihan bersepeda dengan beban 80 Watt selama 2 X 30 menit
dengan istirahat antar set selama lima menit.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.
Secara teoritis memperoleh konsep ilmiah tentang lingkungan tempat latihan khususnya kelembaban relatif udara yang tepat untuk menurunkan pengeluaran
keringat sehingga frekuensi denyut nadi, suhu tubuh, asam laktat darah, tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik tidak cepat meningkat saat latihan
yang dilakukan di dalam ruangan tertutup. 2.
Secara praktis dapat dipergunakan sebagai pedoman oleh pelatih olahraga, guru olahraga, dan atlet serta masyarakat umum untuk diterapkan di dalam ruangan
tertutup dalam rangka menurunkan pengeluaran keringat sehingga frekuensi denyut nadi, suhu tubuh, asam laktat darah, tekanan darah sistolik, dan tekanan
darah diastolik tidak meningkat dengan cepat saat latihan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah aktivitas yang terjadi sebagai akibat dari kontraksi otot dengan menggunakan energi secara proporsional, yang sangat erat kaitannya dengan
kebugaran fisik. Aktivitas fisik menyangkut sistem lokomotorik untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Aktivitas fisik tersebut dilakukan dengan tujuan dan
aturan tertentu secara sistematis seperti adanya aturan waktu, target latihan, jumlah pengulangan, dan lain-lain. Ditambahkan juga aktivitas fisik yang dilakukan secara
bertahap melalui suatu persiapan untuk mencapai penampilan puncaknya, disebut pelatihan Bompa dan Haff, 2009. Pelatihan adalah aktivitas fisik yang dilakukan
secara sistematik dan berulang-ulang dalam waktu lama dengan peningkatan pembebanan secara progresif dan individual, bertujuan untuk memperbaiki fungsi
tubuh agar saat kompetisi mencapai kemampuan yang optimal Ananto, 2000. Selanjutnya Nala 2011 menyatakan, pelatihan fisik merupakan gerakan fisik
dan atau aktivitas mental secara sistimatik dan berulang-ulang repetitif, dalam waktu durasi lama dengan pembebanan meningkat secara progresif dan individual yang
bertujuan untuk memperbaiki fisiologis dan psikologis tubuh agar pada saat latihan dapat mencapai penampilan yang optimal. Sistematis merupakan cara pelatihan yang
teratur dan terencana. Repetitif adalah gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang lebih dari satu kali gerakan. Durasi merupakan lamanya aktivitas yang dilakukan dalam
satu sesi, termasuk pemanasan, latihan inti, istirahat dan pendinginan. Progresif adalah penambahan atau peningkatan beban pelatihan secara bertahap, yang diawali dengan
menggunakan beban ringan kemudian ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan atlet yang bersangktan dan. Individual adalah peningkatan pembebanan
yang disesuaikan dengan kemampuan atlet yang dilatih, di mana pemberian beban tidak dapat disamakan antara atlet satu dengan yang lainnya walaupun berada pada cabang
olahraga yang sama.