Distribusi dan Kandungan Cairan Tubuh

2.4.3 Distribusi dan Kandungan Cairan Tubuh

Cairan tubuh terdiri dari dua bagian utama yaitu cairan intraselular dan cairan ekstrasellular. Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di dalam sel sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh sel membran yang memiliki permeabilitas tertentu. Hampir 67 dari total air tubuh manusia terdapat di dalam cairan intrasellular dan 33 sisanya berada pada cairan ekstraselular. Air yang berada di dalam cairan ekstraselular ini kemudian terdistribusi kembali kedalam dua sub-bagian yaitu pada cairan interstisial dan cairan intravaskular plasma darah. Tujuh puluh lima persen dari air pada cairan ekstraselular ini terdapat pada sela-sela sel cairan interstisial dan 25-nya berada pada plasma darah atau cairan intravascular. Pendistribusian air ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat di dalam kedua bagian tersebut. Karena membran sel memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi larutan osmolality pada kedua bagian juga berbeda Irianto, 2010. Cairan tubuh pria dewasa terdiri dari 18 protein dan zat terkait, 15 adalah lemak, 7 mineral dan sebagian besar 60 adalah air. Dari komponen cairan intraselular tubuh, terdapat sebanyak 40 dari berat badan dan komponen ekstraselular sekitar 20 berat badan. Komponen ekstraselular ini terdiri dari plasma darah yang menempati sekittar 5 dari berat badan dan cairan intertisial sebanyak 15 dari berat badan Syaifuddin, 2012. Air adalah komponen utama pembentuk tubuh manusia dengan berbagai unsur yang dibutuhkan untuk kesehatan dan kelangsungan hidup sel. Sekitar 60 dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air, namun bergantung dari kandungan lemak dan otot dalam tubuh. Nilai persentase ini dapat bervariasi antara 50-70 dari total berat badan orang dewasa. Oleh karena itu, tubuh yang terlatih seperti tubuh olahragawan mengandung lebih banyak air Pearce, 2012. Di samping air, cairan tubuh juga mengandung berbagai zat di antaranya adalah elektrolit Darwis dkk., 2007. Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh berada dalam bentuk ion bebas yang dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu kation dan anion. Kation adalah elektrolit yang mempunyai muatan positif + sedangkan anion adalah elektrolit yang mempunyai muatan negatif -. Kation yang terdapat dalam tubuh adalah natrium Na + dan kalium K + dan anion adalah klorida Cl - dan bikarbonat HCO 3 . Elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium Na + , kalium K + , kalsium Ca 2 , magnesium Mg + , klorida Cl - , bikarbonat HCO 3 , fosfat HPO 4 2- dan sulfat SO 4 2- . Dalam berolahraga sejumlah cairan dikeluarkan tubuh lewat kulit sebagai keringat. Air keringat mengandung beberapa elektrolit dengan kandungan utama atau terbesar yaitu natrium, kalium dan klorida. Semakin berat aktivitas fisik, laju pengeluaran keringat semakin meningkat, sehingga kehilangan natrium, kalium dan klorida dari dalam tubuh juga meningkat Irawan, 2007a. 2.4.4 Pengaturan Cairan Tubuh Keseimbangan air di dalam tubuh dipengaruhi oleh sistem regulasi yaitu regulasi osmotik dan regulasi volume. Regulasi osmotik aktivitasnya karena tinggi rendahnya osmolalitas plasma. Sensor dari regulasi osmotik ini berada pada hipotalamus supra optic neuron SON, nucleus paraventrikular, organum vaskulasum laminae terminal OVLT, dan pusat rasa haus di hipotalamus. Regulasi volume beraktivitas karena volume tekanan arteri dengan sensor berada di sel otot atrium dan ventrikel, sinus karotis, dan arteri aferen glomeralus Siregar, 2011. Keseimbangan air tubuh dikontrol dengan pengaturan masukan dan ekskresi cairan. Secara normal, masukan air dipengaruhi oleh rasa haus, yang merupakan pertahanan utama terhadap kekurangan cairan. Rasa haus merupakan keinginan untuk minum air yang diatur oleh suatu pusat di midhipotalamus. Keseimbangan cairan tubuh diatur oleh mekanisme homeostatis cairan tubuh. Defisiensi air meningkatkan konsentrasi ionik pada kompartemen ekstraseluler yang meyebabkan sel mengkerut. Pengerutan sel dideteksi oleh dua sensor otak, yang satu mengontrol minum dan yang lain mengontrol ekskresi urin. Kehilangan cairan terjadi melalui paru, kulit, traktus gastrointestinal, dan ginjal Darwis dkk., 2007.

2.4.5 Sumber Asupan Cairan Tubuh