Aklimatisasi pada Lingkungan Olahraga

dalam waktu lama, mengeluarkan banyak garam yang keluar bersamaan dengan keringat yang hanya diganti dengan air putih. 3. Heat exhaustion kelelahan panas merupakan reaksi tubuh terhadap terpaan panas dalam waktu yang lama dapat berjam-jam atau berhari-hari yang diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah keringat yang dikeluarkan melebihi air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh berkisar antara 37 - 40 o C. 4. Heat stroke kegawatan panas adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang berkaitan dengan olahraga pada lingkungan yang panas dan lembab. Kelainan ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejalanya adalah detak jantung cepat, suhu tubuh sekitar 40 o C atau lebih, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, mual, pusing, kebingungan dan pingsan. Kelainan yang diakibatkan oleh stres panas ini disebabkan karena naik turunnya suhu inti tubuh. Bila berubah naik turun 2 o C dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh. Pada saat olahraga temperatur tubuh dapat mencapai 40 o C yang menyebabkan meningkatkan metabolisme pada otot. Akan tetapi suhu inti tubuh yang tinggi, akan mempengaruhi sistem saraf oleh hipotalamus yang menghambat pelepasan panas tubuh Ganong, 2012; Guyton dan Hall, 2012.

2.2.3 Aklimatisasi pada Lingkungan Olahraga

Aklimatisasi adalah adaptasi fisiologis terhadap sifat-sifat alamiah lingkungan yaitu penyesuaian fungsi tubuh terhadap lingkungan yang baru yang berbeda dengan kawasan hunian sebelumnya. Toleransi terhadap paparan panas dan lembab meningkat dengan aklimatisasi sehingga diperlukan cukup waktu apabila seseorang melakukan olahraga di tempat panas dan lembab, setelah bermukim di tempat dingin . Proses ini meningkatkan respons sirkulasi dan pengeluaran keringat yang memfasilitasi pembuangan panas dan menurunkan suhu tubuh. Perbaikan kapasitas berkeringat dan kemampuan berkeringat disertai dengan distribusi keringat yang lebih merata pada permukaan tubuh. Mekanisme ini meningkatkan perbedaan suhu antara inti tubuh dengan bagian perifernya. Dengan demikian pembuangan panas meningkat dengan aliran darah lebih sedikit ke kulit Silverthorn, 2004. . Suhu dan kelembaban relatif yang lebih tinggi mempercepat perubahan fungsi tubuh ke arah yang merugikan, sehingga orang yang belum teraklimatisasi dengan lingkungan baru, dapat mempercepat bahaya. Oleh karena itu, aklimatisasi terhadap lingkungan khususnya panas dan lembab perlu diperhatikan agar keadaan patologis dapat dihindari Giriwijoyo, 2007. Pengaturan suhu tubuh penting untuk mempertahankan homeostasis yaitu pemeliharaan kondisi cairan tubuh agar tubuh berfungsi dengan baik dalam aspek fisik maipun psikis Guyton dan Hall, 2012. Bersamaan dengan itu aliran darah yang lebih lancar dalam otot selama berolahraga memungkinkan penyediaan energi secara aerobik. Dengan demikian orang yang telah beraklimatisasi, selama olahraga yang intensif menurunkan pembentukan panas dan durasipun dapat ditingkatkan. Pendinginan melalui evaporasi terhambat oleh pakaian yang digunakan. Meningkatnya kelembaban antara kulit dan pakaian, akan meningkatkan suhu kulit disertai peningkatan pengeluaran keringat. Peningkatan suhu kulit pada bagian tubuh yang ditutupi pakaian akan terjadi, diikuti kenaikan suhu rektal, pengeluaran keringat meningkat, dan denyut nadi meningkat. Penurunan suhu rektal akan dipercepat bila menggunakan pakaian kaos dari bahan jaring ikat FPOK, 2010b. Penggantian cairan yang hilang perlu dilakukan apabila volume cairan tubuh berkurang secara signifikan oleh karena dehidrasi atau bila aliran darah ke otot harus dibagi ke kulit seperti pada olahraga di tempat panas dan lembab, maka kerja fisik daya tahan, dan pengaturan suhu menjadi terganggu. Menurunnya penampilan terlihat setelah dehidrasi mencapai 2 dari berat badan. Pada tingkat dehidrasi yang lebih tinggi, akan terjadi penurunan penampilan daya tahan secara dramatis. Penggantian cairan cukup 40-50 dari cairan yang hilang sudah cukup untuk mengurangi resiko overheating dan gangguan penampilan daya tahan. Hal ini disebabkan karena tubuh membentuk air selama olahraga McArdle dkk., 2010. Keringat mengandung berbagai elektrolit seperti Na dan Cl tetapi dalam kadar yang sangat rendah yaitu sepertiga dari kadarnya di dalam plasma darah. Pada orang yang terlatih, kadar garam keringat lebih rendah dan kadarnya meningkat pada olahraga berat bila keringatnya lebih banyak. Oleh karena tubuh kehilangan lebih banyak air dibandingkan elektrolit selama latihan, maka cairan tubuh menjadi lebih pekat dan mengganti air sangat diharapkan FPOK, 2010b. 2.3 Kelembaban Udara 2.3.1 Pengertian Kelembaban Udara