Prinsip Pertukaran Suhu Tubuh

2.8 Suhu Tubuh 2.8.1 Pengaturan Suhu Tubuh Suhu tubuh yang didapat dari hasil metabolisme yang sebagian besar menghasilkan panas, baik dar kontraksi otot lurik, otot jantung, maupun otot polos, berusaha dikeluarkan dari dalam tubuh melalui sistem pengaturan. Pengaturan suhu tubuh adalah pengaturan secara kompleks dari fisiologis tubuh dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dipertahankan konstan sebesar 36,7 ± 0,2 o C Ganong, 2012. Pengaturan suhu tubuh dilakukan oleh hipotalamus, yaitu organ tubuh yang terletak di dasar ventrikel otak ke-3. Kerja sistem ini tergantung dari karakteristik lingkungan, di mana respon tubuh bisa berupa kontriksi ataupun dilatasi pembuluh darah ke kulit dan dapat juga berupa menggigil atau berkeringat Gabriel, 2012. Hipotalamus sebagai thermostat berfungsi meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh. Apabila informasi dari reseptor panas menunjukkan adanya peningkatan suhu dari yang semestinya, maka akan dibangkitkan infuls eferen dari bagian anterior hipotalamus yang akan mengaktifkan mekanisme pembuangan panas dengan terbentuknya vasodilatasi pembuluh darah ke kulit dan mengaktifkan kelenjar keringat Guyton dan Hall, 2012. Apabila informasi gabungan dari reseptor panas berupa penurunan suhu tubuh dari yang semestinya, maka hipotalamus yang terletak pada bagian posterior mengaktifkan mekanisme penyimpanan panas. Mekanisme penyimpanan panas ini akan diikuti dengan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah ke kulit dan diikuti dengan menggigil Ganong, 2012.

2.8.2 Prinsip Pertukaran Suhu Tubuh

Kehilangan cairan tubuh insensible water loss adalah kehilangan cairan tubuh yang berlangsung secara terus menerus melalui evavorasi dari traktus respiratori dan difusi melalui kulit. Kehilangan cairan tubuh melalui traktus respiratorius berkisar antara 300 - 400 mLhari dengan rata-rata 350 mLhari dan kehilangan cairan tubuh melalui keringat kurang lebih 300 - 400 mLhari. Ketika cuaca dingin ekstrim, tekanan atmosfir menurun, menyebabkan kehilangan cairan melalui respirasi meningkat yang menimbulkan perasaan kering pada saluran pernapasan Guyton dan Hall, 2012. Tingginya produksi panas karena peningkatan aktifitas fisik perlu diimbangi dengan kecepatan pembuangan panas. Pembuangan panas dari tubuh ke lingkungan dapat melalui beberapa cara di antaranya adalah; radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi Gabriel, 2012. 1. Radiasi Radiasi adalah transfer panas dari suatu permukaan objek ke objek lain tanpa mengalami kontak dari ke dua objek tersebut. Besarnya energi radiasi sama dengan tetapan Plank dikalikan dengan frekuensi radiasi. Dituliskan E = nhf, di mana E adalah energi radiasi, n adalah bilangan bulat, h adalah tetapan Plank, dan f adalah frekuensi radiasi. Tubuh manusia selalu memancarkan panas dalam bentuk gelombang infra merah. Pakaian berwarna terang lebih sedikit menyerap panas daripada yang berwarna gelap. Perubahan sikap tubuh menyebabkan permukaan radiasi berkurang, misalnya terjadi pengurangan permukaan radiasi sebesar 10 - 15 dari sikap berdiri ke duduk Cameron dkk., 2012. 2. Konduksi Konduksi adalah perpindahan panas dari objek yang mempunyai temperatur lebih tinggi ke objek yang lainnya yang mempunyai temperatur lebih rendah. Kecepatan perpindahan panas konduksi dari tubuh ke lingkungan tergantung dari perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungan yang bersentuhan langsung. Oleh karena itu, pemanjat tebing dapat mempercepat kehilangan panas melalui konduksi pada material yang dipegangnya. Udara yang terjebak di antara sela pakaian, merupakan isolator yang baik terhadap dingin, sehingga pakaian untuk mencegah kedinginan bukan ditentukan oleh tebalnya pakaian, tetapi lebih ditentukan oleh berapa banyak bahan pakaian itu dapat memerangkap udara Gabriel, 2012. 3. Konveksi Konveksi atau aliran adalah perpindahan panas dari suatu objek ke objek yang lainnya di mana zat perantara ikut berpindah. Perpindahan ini terjadi karena massa jenis udara panas lebih ringan dibandingkan dengan udara dingin. Pertukaran panas secara konveksi dapat terjadi pada media air atau udara yang mengenai tubuh. Angin yang secukupnya mengenai tubuh dapat mempercepat kehilangan panas. Hal ini terjadi bila terkena aliran angin dari kipas angin atau bila tubuh bergerak terhadap udara atau air, misalnya bersepeda, ski atau berenang, atau berada dalam air yang mengalir, sehingga kehilangan panas berjalan lebih cepat. Pakaian yang dipakai menyebabkan udara terjebak di permukaan kulit dan menjadi panas, dengan demikian akan mengurangi pembuangan panas. Sebaliknya dalam iklim panas, tubuh dapat menerima panas lingkungan melalui konveksi Cameron dkk., 2012. 4. Evaporasi Evaporasi atau penguapan adalah perpindahan panas dari objek ke objek yang lainnya melalui cairan menjadi uap. Evaporasi adalah cara terpenting pembuangan panas selama olahraga dalam iklim apapun. Peristiwa ini terjadi bila keringat berubah status dari cair menjadi uap dan panas diambil dari tubuh. Pembuangan panas ini terjadi dari difusi keringat melalui kulit akibat rangsangan suhu, sekresi kelenjar keringat dan penguapan melalui saluran pernapasan. Bila pengeluaran panas dalam lingkungan panas tidak terjadi, maka suhu inti tubuh pada orang yang berlatih berat dalam 20 menit meningkat dari 37 o C menjadi 40 o C. Evaporasi berkurang apabila kelembaban relatif lingkungan tinggi. Kelembaban tinggi pada lingkungan yang panas akan mempersulit pengeluaran panas tubuh. Keadaan ini akan mempercepat pengeluaran keringat dan mempercepat terjadinya dehidrasi Cameron dkk., 2012.

2.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penampilan Fisik dalam Olahraga