Resistensi antibiotika Profil Pengetahuan PSK Tentang IMS dan Antibiotika

Prosentase 47 43 10 Gonore Sindrom Ulkus Genitalis Sindrom duh Tubuh Sifilis Gambar 19. Prevalensi kasus IMS di Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 Pada tabel XVI menunjukkan terapi untuk IMS GO maupun GO dengan komplikasi klamidia adalah antibiotika siprofloksasin 500 mg dosis tunggal diteruskan dengan doksisiklin 100 mg, 4x1, selama 7 hari. Menurut dokter di klinik GL, jika pasien mengalami IMS GO maka terapi yang diberikan tidak hanya untuk GO namun juga untuk klamidia. Hal ini dikarenakan saat pasien terinfeksi GO akan sangat mudah terinfeksi klamidia juga. Tabel XVI. Terapi untuk IMS di klinik Griya Lentera pada PSK di Pasar Kembang tahun 2006 Jenis IMS Terapi IMS GO Antibiotika siprofloksasin 500 mg, p.o, dosis tunggal Klamidia Antibiotika doksisiklin 100 mg, p.o, 2x1, selama 7 hari GO komplikasi Klamidia Antibiotika siprofloksasin 500 mg, p.o, dosis tunggal diteruskan dengan antibiotika doksisiklin 100 mg, p.o, 2x1, selama 7 hari Terapi IMS untuk IMS GO dan klamidia yang digunakan di klinik GL sudah sesuai dengan standar yang digunakan dalam pustaka acuan yang ditunjukkan pada tabel V. Aplikasi pengobatan sudah sesuai dengan teori yang merekomendasikan siprofloksasin 500 mg dosis tunggal untuk GO dan doksisiklin 100 mg, 2x1, selama 7 hari. Oleh karena itu, sudah rasional jika IMS GO PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI komplikasi klamidia diberikan antibiotika siprofloksasin dan diteruskan dengan doksisiklin. Dengan demikian, pengobatan IMS dalam aplikasinya sudah rasional. Siprofloksasin 500 mg, dosis tunggal efektif untuk membunuh bakteri n. gonnorrhoea dan doksisiklin golongan tetrasiklin 100 mg, 2x1 selama 7 hari efektif untuk eradikasi spiroketa C. Trachomatis karena doksisiklin mampu penetrasi ke dalam sel intraseluler. Pada tahun 2006 antibiotika amoksisilin dan ampisilin jarang diresepkan bahkan tidak pernah diresepkan oleh dokter mengingat tingkat resistensi terhadap antibiotika tersebut relatif tinggi. Akan tetapi, dari hasil wawancara sebagian besar responden menggunakan antibiotika amoksisilin dan ampisilin. Dapat dimungkinkan PSK membeli antibiotika tersebut tanpa resep dokter. Profil antibiotika yang digunakan oleh PSK ditunjukkan pada tabel XVII. Tabel XVII. Profil pemilihan dan penggunaan antibiotika pada PSK di Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 Jenis antibiotika Prosentase Ampisilin 40,0 Amoksisilin 30,0 Tetrasiklin 30,0

2. Kepatuhan PSK terhadap aturan pakai antibiotika

Pada tabel 16 dari hasil kuisioner ditunjukkan sebanyak 60,8 mematuhi aturan pakai dan sebanyak 39,2 tidak mematuhi aturan pakai yang dianjurkan. Sebanyak 60,8 mematuhi aturan pakai karena ingin cepat sembuh, tidak ingin terinfeksi lagi, dan mematuhi perintah dokter. Sebanyak 39,2 tidak mematuhi aturan pakai karena merasa sudah sembuh dengan hilangnya gejala IMS atau menggunakan sesuai keinginan sendiri sehingga penggunaan antibiotika dihentikan sebelum waktunya. Tabel XVIII. Kepatuhan PSK di Pasar Kembang terhadap aturan pakai tahun 2006 Kepatuhan terhadap aturan pakai obat Jumlah Prosentase Patuh 31 orang 60,8 Tidak patuh 20 orang 39,2 Pada hasil wawancara, sebagian besar PSK tidak mematuhi aturan pakai. Dari hasil wawancara, ditunjukkan pula PSK yang sebenarnya mengetahui aturan pakai yang benar, tetapi tidak mematuhinya seperti yang dilakukan oleh responden 7. Responden 7 menyatakan mengetahui aturan pakai antibiotika termasuk antibiotika harus dihabiskan saat periksa ke dokter namun tetap meminum antibiotika sesuai keinginan sendiri. Akan tetapi, terdapat pula PSK yang mengetahui aturan pakai antibiotika dan mematuhi aturan pakai seperti responden 3. Responden 3 menyatakan mengetahui aturan pakai antibiotika ampisilin waktu membeli di apotek dan mematuhi aturan pakai. Ketidakpatuhan PSK seperti pada responden 7 menyebabkan penggunaan antibiotika menjadi tidak rasional sehingga respon yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan. Disini peran farmasis dibutuhkan untuk memberi informasi aturan pakai yang benar dan mengingatkan PSK untuk mematuhi aturan pakai sehingga tujuan terapi berhasil. Pemahaman aturan pakai antibiotika ditunjukkan pula dari kepatuhan PSK untuk menggunakan antibiotika tepat waktu dan dalam jangka waktu tertentu. Sama seperti dengan pengetahuan PSK tentang aturan pakai, dari gambar 20 menunjukkan prosentase kepatuhan terhadap aturan pakai paling tinggi pada umur PSK 21-30 tahun 25,49; lama kerja lima tahun 21,57; tingkat pendidikan SD 23,53. Para PSK dengan profil umur 21-30 tahun masih sangat

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012

4 47 154

Pengaruh Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dan Karakteristik Individu Terhadap Keberhasilan Rehabilitasi Sosial Bidang Kesehatan Bagi Pekerja Seks Komersial di Panti Parawasa Kabanjahe tahun 2004

0 29 87

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Gambaran Infeksi Menular Seksual di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009.

11 90 71

Gambaran Konsep Diri Pekerja Seks Komersial di Kota Medan.

9 78 138

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Menjadi Pekerja Seks Komersial di Kota Medan

1 56 104

Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial (Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung)

16 55 103

Prilaku Komunikasi Pekerja Seks Komersial (Studi Deksriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pekerja Seks Komersial di Cafe Dengan pelanggannya di Kota Bandung)

1 6 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Studi Kualitatif Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Komunitas Waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual Di SMA Negeri 7 Medan

0 0 15