Pengaturan dosis yang aman

D. Antibiotika Untuk Pengobatan Infeksi Menular Seksual

1. Pengobatan infeksi gonore GO

Terapi untuk semua tipe infeksi GO direkomendasikan dengan sefalosporin dosis tunggal oral maupun parenteral dan fluorokuinolon dosis tunggal. Pengaturan dosis ini efektif untuk terapi infeksi pada uretra, rektum, dan faring Knodel, 2001. Tabel V. Pengobatan infeksi GO Knodel, 2001 Tipe Infeksi Gonorrhea Pengobatan yang direkomendasikan Alternatif pengaturan pengobatan infeksi pada cerviks, uretra, dan rektum tanpa komplikasi pada dewasa Seftriakson 125 mg i.m, dosis tunggal Siprofloksasin 500 mg p.o dosis tunggal Sefiksim 400 mg p.o, dosis tunggal Ofloksasin 400 mg p.o, dosis tunggal Spektinomisin 2 g i.m, dosis tunggal; Seftizoksim 500 mg i.m, dosis tunggal; Sefotaksim 500 mg i.m, dosis tunggal; Sefotetan 1 g i.m, dosis tunggal atau Sefoksitin; Probenesid 2 g i.m atau 1 G p.o sekali pemberian, atau lomefloksasin 400 mg p.o; enoksasin 400 mg p.o; atau norfloksasin 800 mg p.o sekali pemberian infeksi waktu kehamilan seftriakson 125 mg i.m, dosis tunggal spektinomycin 2 g, i.m, dosis tunggal infeksi yang sudah menyebar pada dewasa 45 kg seftriakson 1 g i.mi.v setiap 24 jam Seftizoksim 1 g atau sefotaksim 1 g i.v, setiap 8 jam infeksi pada cerviks, uretra, dan rektum tanpa komplikasi pada anak seftriakson 125 mg, i.m, dosis tunggal spektinomisin 40 mgkg i.m, dosis tunggal infeksi konjungtivitis pada dewasa Seftriakson 1 g i.m, dosis tunggal infeksi di mata pada neonatus Seftriakson 25-50 mgkg i.m atau i.v, sekali pemberian tidak melebihi 125 mg infeksi pada bayi lahir dari ibunya profilaksis Seftriakson 25-50 mgkg i.m atau i.v, sekali pemberian tidak melebihi 125 mg Seftriakson dalam bentuk sediaan parenteral i.m yang direkomendasikan sebagai first line untuk terapi infeksi GO dengan dosis tunggal 125 mg. Fluorokuinolon tidak terlalu direkomendasikan sebagai first line karena resistensi mikoorganisme terhadap fluoroquinolon tinggi. Spektinomisin masih dipilih sebagai alternatif terhadap pasien alergi sefalosporin dan quinolon Knodel, 2001. Pengobatan infeksi GO ditunjukkan pada tabel V.

2. pengobatan infeksi klamidia

Berbagai antibiotika termasuk tetrasiklin, makrolida, azitromisin, beberapa quinolon baik secara in vitro maupun in vivo mempunyai aktivitas membunuh C. trachomatis. Azitromisin dosis tunggal 1 g dan doksisiklin 100 mg, dua kali sehari selama 7 hari merupakan terapi pilihan untuk terapi infeksi klamidia tanpa komplikasi. Kadar azitromisin dalam darah dan waktu paruh yang panjang membuat dosis tunggal azitromisin 1g efektif untuk terapi klamidia Knodel, 2001. Golongan kuinolon seperti ofloksasin dan levofloksasin direkomendasikan untuk terapi, tetapi tidak nampak memberi keuntungan baik sebagai fisrt line maupun alternatif pengobatan. Bagi wanita hamil dengan infeksi klamidia, terapi yang dipilih harus tidak mempunyai risiko komplikasi terhadap bayi atau sedikit yang diterima oleh janin. Oleh karena tetrasiklin dan kuinolon dikontraindikasikan selama hamil, eritromisin dan amoksisilin yang direkomendasikan untuk terapi klamidia Knodel, 2001. Pengobatan infeksi klamidia ditunjukkan pada tabel VI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Wanita Pekerja Seks Komersial Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Tahun 2012

4 47 154

Pengaruh Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Dan Karakteristik Individu Terhadap Keberhasilan Rehabilitasi Sosial Bidang Kesehatan Bagi Pekerja Seks Komersial di Panti Parawasa Kabanjahe tahun 2004

0 29 87

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Gambaran Infeksi Menular Seksual di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2009.

11 90 71

Gambaran Konsep Diri Pekerja Seks Komersial di Kota Medan.

9 78 138

Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Anak Menjadi Pekerja Seks Komersial di Kota Medan

1 56 104

Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial (Studi Dramaturgi Mengenai Presentasi Diri Seorang Pekerja Seks Komersial di Saritem Bandung)

16 55 103

Prilaku Komunikasi Pekerja Seks Komersial (Studi Deksriptif Mengenai Perilaku Komunikasi Pekerja Seks Komersial di Cafe Dengan pelanggannya di Kota Bandung)

1 6 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Studi Kualitatif Pencegahan Penyakit Infeksi Menular pada Komunitas Waria di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2013

0 1 26

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual - Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual Di SMA Negeri 7 Medan

0 0 15