BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Antibiotika
1. Definisi
Pada awalnya antibiotika adalah substansi yang dihasilkan mikroorganisme bakteri, jamur yang mampu menghambat pertumbuhan bahkan
membunuh mikroorganisme lain Lullman, Klaus, Ziegler dan Bieger, 2000. Akan tetapi, saat ini yang disebut antibiotika termasuk juga antibakteri sintetis
seperti sulfonamida Chambers dan Sande, 1996. Antibiotika harus efektif menghambat atau membunuh mikroorganisme lain pada konsentrasi yang tidak
berbahaya bagi manusia atau hewan Mutschler dan Derendorf, 1995. Menurut Jawetz 2001 antibiotika yang ideal harus mempunyai
toksisitas selektif. Hal ini menunjukkan bahwa antibiotika toksik bagi sel parasit, tetapi tidak terlalu toksik bagi sel hospes Neal, 1985. Kadang toksisitas selektif
lebih bersifat relatif daripada absolut; hal ini dimaksudkan bahwa antibiotika pada konsentrasi yang ditoleransi oleh hospes mungkin berbahaya bagi
mikroorganisme yang menginfeksi Jawetz, 2001.
2. Penggolongan
a. Berdasarkan mekanisme kerja
Tidak semua mekanisme aksi sebagian besar antibiotika menurut Jawetz 2001 dapat dipahami. Akan tetapi, mekanisme kerja tersebut dapat dibagi
menjadi empat mekanisme kerja utama, yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 antibiotika yang menginhibisi sintesis dinding sel contoh: penisilin, sefalosporin, dan vankomisin;
2 antibiotika yang menginhibisi merusak fungsi permeabilitas membran sel contoh: amfoterisin, polimiksin, dan colistin;
3 antibiotika yang menginhibisi sintesis protein contoh: tetrasiklin, kloramfenikol, dan eritromisin;
4 Antibiotika yang menginhibisi sintesis asam nukleat contoh: rifampin, quinolon, dan sulfonamida.
b. Berdasarkan tipe efek
Dengan melihat efek antibiotika, secara in vitro efek antibiotika dapat dibedakan menjadi dua yaitu efek bakteriostatik dan efek bakterisidal Lullman
dkk, 2000. Antibiotika dikatakan berefek bakteriostatik jika antibiotika menginhibisi pertumbuhan mikroorganisme tanpa membunuh mikroorganisme
tersebut. Menurut Mutschler dan Derendorf 1995 antibiotika yang bersifat bakteriostatik adalah antibiotika yang menghambat biosintesis protein. Contoh
antibiotika yang bersifat bakteriostatik adalah tetrasiklin, kloramfenikol, dan eritromisin Walker dan Edwards, 1999.
Antibiotika mempunyai efek bakterisidal jika antibiotika mampu membunuh mikroorganisme. Menurut Mutschler dan Derendorf 1995,
antibiotika bersifat bakterisidal jika antibiotika merusak dinding sel atau merusak permeabilitas membran sel. Contoh antibiotika bakterisidal adalah penisilin,
aminoglikosida, dan sefalosporin Walker dan Edwards, 1999. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI