100
GEOGRAFI Kelas X
c. Episentrum : Pusat gempa di permukaan Bumi atau dasar laut, dengan
gelombang gempa dari dalam Bumi dirambatkan pertama kali di permukaan Bumi atau dasar laut.
d. Seismograf : Alat pencatat gempa.
e. Seismogram : Gambaran getaran Bumi yang dicatat oleh seismograf
dalam bentuk garis patah-patah. Semakin kuat getaran, semakin lebar penyimpangan garis patah-patah. Semakin
lama getaran sampai di tempat, semakin panjang pita seismograf menggambarkan seismogram.
f. Pleistoseista: Garis batas daerah yang mengalami kerusakan terberat
yang terletak di sekitar episentrumnya. g.
Isoseita : Garis pada permukaan Bumi yang menghubungkan
tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama akibat gempa.
h. Homoseista : Garis permukaan Bumi yang mencatat gelombang gempa
primer pada waktu yang sama dan berupa garis lingkaran atau elips.
b. Gempa di Indonesia
Dari kejadian-kejadian gempa yang terjadi di Indonesia, mungkin kamu sudah tahu mengapa gempa sering kali terjadi?
Ya, tiga lempeng tektonik yang melewati Indonesia membuat negeri kita rawan terjadi gempa. Jadi secara alami, negeri kita memang
negeri gempa. Kenyataan ini bukan untuk ditakuti, tetapi untuk diwaspadai bahwa gempa bisa terjadi kapan saja di negara kita.
Mulai sekarang, kenalilah apakah wilayah tempat tinggalmu merupakan daerah rawan gempa? Kamu dapat menemukan
kejelasan tentang hal ini dengan melihat peta persebaran jalur- jalur gunung api di depan dan mengumpulkan informasi sejarah
terjadinya gempa di wilayahmu.
Berdasarkan sejarah kekuatan sumber gempa, aktivitas gempa bumi di Indonesia terbagi dalam enam daerah aktivitas:
1 Daerah Sangat Aktif
Wilayah sangat aktif memungkinkan terjadinya gempa dengan kekuatan lebih dari 8 skala Richter.
Meliputi wilayah Halmahera dan lepas pantai utara Papua.
2 Daerah Aktif
Di wilayah ini kemungkinan gempa dengan kekuatan 8 sampai 7 skala Richter sering terjadi.
Yaitu di lepas pantai barat Sumatra, Kepulauan Sunda, dan Sulawesi Barat.
3 Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan
Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Rich- ter bisa terjadi. Wilayah ini meliputi Sumatra,
Kepulauan Sunda, dan Sulawesi Tengah.
4 Daerah Lipatan dengan atau Tanpa Retakan
Gempa dengan kekuatan kurang dari 7 skala Rich- ter mungkin terjadi. Wilayah ini meliputi pantai
barat Sumatra, Jawa bagian utara, dan Kalimantan bagian timur.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.47 Dampak gempa berkekuatan 5,9 skala Richter di Yogyakarta.
Skala Richter SR diambil dari nama Dr. Charles Richter,
siapakah laki-laki ini? Temukan cerita tentangnya di:
a.
http:inventorsmuseum. comrichter.htm
b. http:www.seismo.unr.edu
ftppublouieclass100 magnitude.html
c. http:wwwneic.cr.usgs.
govneisgeneral handoutsrichter.html
Di unduh dari : Bukupaket.com
101
Litosfer dan Pedosfer
5 Daerah Gempa Kecil
Gempa dengan kekuatan kurang dari 5 skala Richter jarang terjadi. Wilayah ini meliputi pantai timur Sumatra.
6 Daerah Stabil
Tidak ada catatan sejarah gempa di wilayah ini. Wilayah ini meliputi Kalimantan Tengah, Kalimantan bagian barat, serta
pantai selatan Papua.
Mencermati daerah aktivitas gempa tersebut dengan kenyataan di sepanjang tahun 2006, wilayah di barat, selatan, dan
timur Indonesia rawan terjadi gempa. Tercatat gempa paling merusak tahun 2006 terjadi di Yogyakarta dan sebagian Jawa
Tengah. Selang beberapa waktu kemudian gempa dan tsunami terjadi di pantai selatan Jawa. Wilayah yang mengalami rusak
parah, yaitu Pantai Pangandaran. Nah, kamu bisa mengetahui kejadian-kejadian gempa di Indonesia yang lebih lengkap dengan
mengunjungi situs www.bmg.go.id.
Lusi Lumpur Sidoarjo Dipicu Gempa Yogya?
Antara gempa bumi di Yogyakarta–Jawa Tengah pada tanggal 27 Mei 2006 dengan munculnya lusi, ternyata secara logika ilmiah diduga kuat saling
berhubungan. Menurut Ir. Bambang Sutedjo NS MT, dosen geologi yang juga Kepala Museum Geologi UPN Veteran Yogyakarta, awal munculnya semburan
lumpur karena efek dari gempa yang bisa menimbulkan retakan-retakan. Diprediksikan endapan di bawah lumpur memang sudah terdapat embrio
retakan. Guncangan karena getaran gempa membuat retakan menjadi lebar lagi hingga membuat jalan bagi keluarnya lumpur.
Sebelum lumpur itu muncul, beberapa waktu setelah gempa Yogyakarta, di wilayah Sidoarjo keluar air bersih yang melimpah pada tanggal 28 Mei
pagi, ini membuat senang masyarakat setempat. Tetapi, di luar dugaan sore harinya keluar lumpur. Kapan lumpur itu berhenti? Semuanya tergantung
besar cadangan sumber lumpur di bawah tanah. Nah, kamu bisa mencari hubungan kedua fenomena tersebut dari berbagai sumber.
Disadur dari: Kedaulatan Rakyat, 18 September 2006
Analisis Gempa di Indonesia
Kali ini kamu akan diajak menganalisis beberapa kejadian gempa dan tsunami hebat di Indonesia. Di antaranya gempa dan tsunami di Aceh dan
gempa yang terjadi di Yogyakarta. Sebagai pedoman pengerjaannya, ikuti petunjuk-petunjuk berikut.
a. Tujuan : Melakukan analisis gempa dan tsunami yang terjadi di
Indonesia. b.
Alat dan Bahan: 1
Alat tulis 2
Informasi tentang gempa dan tsunami di berbagai media. Kamu bisa melacak semua
kejadian gempa di Indonesia dari waktu ke waktu melalui
situs www.bmg.go.id.
Di unduh dari : Bukupaket.com
102
GEOGRAFI Kelas X
c. Langkah Kerja:
1 Pilihlah salah satu tema yang akan kamu analisis, gempa dan tsu-
nami di Aceh atau gempa di Yogyakarta. 2
Kumpulkan informasi dari berbagai media baik itu media cetak maupun elektronik.
3 Susunlah informasi yang kamu kumpulkan dalam bentuk laporan
atau karya tulis yang minimal berisi lokasi kejadian, faktor penyebab, korban, dampak terhadap kehidupan, dan upaya penanggulangan
pascagempa.
Nah, dari hasil karya tulismu tersebut, presentasikanlah hasilnya di depan kelas.
c. Dampak Gempa