89
Litosfer dan Pedosfer
c. Dampak Tektonisme
Dinamika Bumi oleh tenaga tektonisme akan memberi dampak pada banyak hal. Dampak nyata dapat langsung dilihat pada muka
Bumi yang terpengaruh secara langsung. Pergeseran kerak Bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis pegunungan dan
cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan, regangan, dan deformasi pada kerak Bumi pengangkatan, amblesan, retakan,
patahan, serta lipatan didukung dengan adanya gaya gravitasi Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan
sedimentasi. Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang mengakibatkan kerugian materiil, harta benda,
dan nyawa.
Tahukah kamu bencana lain yang terjadi? Ya, gempa Bumi dan tsunami. Nah, mengenai gempa akan kamu temukan di
subbab lain pada bab ini. Beberapa dampak di atas dapat digolongkan sebagai dampak
negatif. Ada juga dampak positif yang ditimbulkannya, meskipun terkadang banyak orang tidak menyadari. Kantong-kantong minyak
dan gas alam banyak ditemukan di lipatan-lipatan dan sesar-sesar batuan yang kondisinya memenuhi syarat. Salah satunya terdapat
di sisi utara maupun selatan rangkaian pegunungan yang melintasi Pulau Jawa. Nah, coba temukan manfaat yang lainnya
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157
Gambar 6.26 Hasil patahan gaya tekan.
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157
Gambar 6.25 Patahan karena gaya tekan.
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157
Gambar 6.28 Hasil patahan gaya regang.
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 157
Gambar 6.27 Patahan karena gaya regang.
Di unduh dari : Bukupaket.com
90
GEOGRAFI Kelas X
Apa yang Terjadi jika Benua Bertabrakan?
Jenis batuan kerak benua lebih ringan daripada batuan di bawah
dasar samudra, maka kalau ada lempeng semacam itu ber-
tabrakan, kerak samudra tersuruk ke bawah kerak benua yang lebih
mengapung. Tetapi kalau lempeng yang bertabrakan itu sama-sama
lempeng benua, maka daya apung yang sama mencegah masing-
masing tenggelam ke dalam se- lubung. Pada tabrakan itu, tepi
kedua benua bersatu, tertekan, dan terangkat menjadi barisan pe-
gunungan. Benturan dahsyat ini sering menghasilkan pemandangan
yang menakjubkan seperti Pegunungan Himalaya dan Alpen.
2. Vulkanisme dan Dampaknya
Aktivitas vulkanisme berkaitan dengan keberadaan magma di dalam Bumi. Isi Bumi yang berbentuk cair ini mengandung batuan
dan gas dengan suhu yang sangat tinggi. Oleh karena suhu yang sangat panas membuat magma bergejolak hingga mampu meretakkan,
menggeser, dan menyusup ke lapisan Bumi diatasnya. Nah, gejala vulkanisme terjadi karena penyusupan magma. Aktivitas magma
tersebut mampu mengukir wajah muka Bumi menjadi berbagai bentuk, sekaligus memengaruhi kehidupan manusia.
Salah satu akibat kegiatan vulkanisme adalah gunung api, yang mempunyai bentuk kerucut. Pada sisi lerengnya terdapat jurang-jurang
yang merupakan jalan air atau lava menuju lembah. Kebanyakan gunung di Indonesia berupa gunung api.
a.
Aktivitas Magma Gunung api terbentuk oleh proses intrusi dan ekstrusi
magma dari lapisan dalam kulit Bumi. Setelah sampai di permukaan Bumi, magma pijar yang keluar kemudi-
an membeku dan membentuk timbunan. Magma keluar melalui proses letusan atau erupsi gunung api. Apabila
erupsi sering terjadi, magma akan membentuk lapis- lapis timbunan yang membuat gunung api bertambah
semakin tinggi.
Sumber: www.dephut.go.id
Gambar 6.29 Kenampakan Gunung Rinjani.
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 36
Tabrakan lempeng tektonik
Di unduh dari : Bukupaket.com
91
Litosfer dan Pedosfer
1 Intrusi Magma
Magma dari dalam Bumi dapat mengalir menyusup di antara lapisan batuan tetapi tidak
mencapai permukaan Bumi. Setelah membeku, penyusupan magma ini membentuk kenampakan
sebagai berikut. a
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma.
b Lakolit adalah batuan beku yang terjadi pada dua lapisan litosfer dan bentuknya menyerupai
lensa cembung. c
Sills adalah sisipan magma yang membeku pada dua lapisan litosfer berbentuk tipis dan
lebar.
d Diatrema adalah batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan litosfer.
2 Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma terjadi bila magma keluar ke permukaan Bumi akibat tekanan dari dalam Bumi.
Aktivitas ini bisa menimbulkan letusan erupsi pada gunung api. Dilihat dari bentuk lubang keluarnya magma,
terdapat tiga macam erupsi sebagai berikut. a Erupsi Linier atau Erupsi Melalui Retakan
Magma dari dapur magma mengalir menyusup keluar me- lalui retakan memanjang pada kulit Bumi. Akibat erupsi
ini terbentuk deretan gunung api.
b Erupsi Areal Magma yang keluar dan meleleh pada permukaan Bumi
dapat terjadi karena letak dapur magma yang sangat dekat dengan permukaan Bumi. Akibat erupsi ini terbentuk
kawah gunung api yang sangat luas.
c Erupsi Sentral
Erupsi sentral atau biasa kita kenal sebagai letusan gunung api terjadi karena keluarnya magma melalui
sebuah lubang di permukaan Bumi hingga terbentuk gunung yang letaknya terpisah dengan gunung-gunung
lainnya.
Proses erupsi sentral dapat membentuk tiga macam bentuk gunung api, yaitu:
Keterangan gambar: 1. Batolit yang merupakan batuan intrusi sangat besar.
2. Pipa kawah gang atau diatrema. 3. Lubang kepundan kawah.
4. Sumbat kepundan. Erupsi dapat terjadi lagi bila aliran
magma terhalang sumbat kepundan. 5. Gunung api parasiter adventif atau anak gunung
api, yang muncul pada lereng. 6. Lakolit berbentuk lensa cembung.
7. Sills retas berbentuk tipis, mendatar, dan sejajar dengan lapisan batuan.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.30 Bagian-bagian gunung berapi. 1
7 6
2 4
5 3
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.32 Erupsi areal
Sumber: www.swisseduc.ch
Gambar 6.31 Erupsi linier
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 6.33 Erupsi sentral
Di unduh dari : Bukupaket.com
92
GEOGRAFI Kelas X
1 Gunung Api Perisai Tameng
Gunung api ini terbentuk karena sifat magma yang keluar sangat encer dengan tekanan yang rendah,
hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbentuk menjadi sangat landai. Di Indonesia hampir tidak ada
gunung yang berbentuk perisai, sehingga magma mudah mengalir ke segala arah. Sebagian besar
gunung ini ada di Hawaii.
2 Gunung Api Maar
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis letusan yang terjadi adalah jenis eksplosif sehingga
membentuk lubang besar pada bagian puncak kawah. Letusan gunung api seperti ini terjadi karena
ukuran dapur magma kecil dan letaknya dangkal, sehingga letusan hanya terjadi satu kali kemudian
mati. Contoh Danau Klakah di Lamongan dan Danau Eifel di Prancis.
3 Gunung Api Strato
Gunung api ini terbentuk akibat terjadi- nya erupsi eksplosif dan erupsi efusif ber-
selang-seling. Sebagian besar gunung api di alam ini merupakan gunung api strato.
Contoh: Gunung api Merapi, Merbabu, Semeru, dan Kelud di Indonesia, Gunung
Fuji di Jepang, Gunung Vesuvius di Italia, serta Gunung Santo Helens dan Rainier di
Amerika Serikat.
Supaya kamu dapat mengetahui perbeda- an dari ketiga bentuk gunung api yang disebab-
kan erupsi sentral, amati gambar di samping ini.
Berdasarkan kekuatan letusan dan kandungan material yang dikeluarkan, erupsi gunung api dibagi menjadi dua,
yaitu: a Erupsi Eksplosif
Erupsi eksplosif adalah erupsi atau letusan yang menyebabkan ledakan besar akibat tekanan gas magmatis
yang sangat kuat. Material yang dikeluarkan bersifat padat dan cair. Akibat erupsi eksplosif terbentuk bentukan
permukaan Bumi berupa danau kawah besar eksplosif. Contoh Danau Batur di Bali.
b Erupsi Efusif Erupsi efusif adalah erupsi atau letusan yang tidak
menimbulkan ledakan, karena tekanan gas kurang kuat. Pada proses ini material yang dikeluarkan adalah material
cair atau sebagian besar lava dan sedikit material padat yang berukuran kecil. Contoh Gunung Maona Loa di
Hawaii.
Berdasarkan kekentalan magma, tekanan gas, kedalaman dapur magma, dan material yang dikeluarkannya, letusan
gunung api dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu:
Setelah kamu amati gambar di atas, coba jelaskan apa saja
perbedaan dari ketiga jenis gunung api tersebut?
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 67
Gambar 6.34 Bentuk-bentuk gunung api hasil erupsi sentral.
Di unduh dari : Bukupaket.com
93
Litosfer dan Pedosfer
a Letusan Tipe Hawaii Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari
kawah sangat cair, sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini
menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona
Kea, dan Kilauea di Hawaii.
b Letusan Tipe Stromboli Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu
letusan-letusannya terjadi dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api
stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit
terjadi letusan yang memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api
bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius Italia dan Gunung Raung Jawa.
c Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan
padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalam-
an dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung
Semeru di Jawa Timur.
d Letusan Tipe Merapi Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental se-
hingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat
dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan
akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau
gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas gloedwolk atau sering disebut wedhus
gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
e Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang dilemparkan pada letusan tipe
ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau membobol puncak
gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan
St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980.
f Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti
jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat,
gunung tersebut meletus.
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.35 Tipe Hawaii
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.36 Tipe Stromboli
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.37 Tipe Vulkano
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 66
Gambar 6.38 Tipe Merapi
Di unduh dari : Bukupaket.com
94
GEOGRAFI Kelas X
g Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini meng-
akibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint
Vincent yang meletus pada tahun 1902.
Material yang dikeluarkan saat gunung api meletus bermacam-macam. Ada yang berupa
padat, cair, dan gas. Masing-masing zat tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis material.
Jenis material yang dikeluarkan gunung api adalah: a Material Padat Efflata
Material padat efflata terdiri atas: 1 Bom batu-batu besar.
2 Terak batu-batu yang tidak beraturan dan lebih kecil dari bom.
3 Lapili, berupa kerikil. 4 Pasir
5 Debu 6 Batu apung
Menurut asalnya, efflata dibedakan menjadi dua, yaitu:
1 Efflata allogen, berasal dari batu-batu di sekitar kawah yang terlempar ketika terjadi letusan.
2 Efflata autogen Pyroclastica, berasal dari magma itu sendiri.
b Material Cair Bahan cair dari dapur magma akan mengalir keluar dari
gunung api jika magma cair dari dalam Bumi meleleh keluar dari lubang kawah tanpa terhambat oleh sumbatan
dan tidak terdapat sumbatan di puncaknya. Material cair yang keluar ini terdiri atas:
1 Lava, yaitu magma yang meleleh di luar pada lereng
gunung api.
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 70
Gambar 6.39 Tipe Perret atau Plinian
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 69
Gambar 6.40 Tipe Pelee
Sumber: Geologi dan Perubahan, halaman 68
Gambar 6.41 Tipe Sint Vincent
Di unduh dari : Bukupaket.com
95
Litosfer dan Pedosfer
2 Lahar panas, yaitu campuran magma dan air, sehingga merupakan lumpur panas yang mengalir.
3 Lahar dingin, terbentuk dari efflata porus atau bahan padat di puncak gunung menjadi lumpur ketika turun
hujan lebat dan mengalir pada lereng serta lembah. Contohnya, akibat letusan Gunung Merapi tahun
2006 yang lalu telah menghasilkan sekitar 6 juta meter kubik timbunan material yang akan membentuk aliran
lahar dingin saat turun hujan.
c Material Gas atau Ekshalasi
Material gas atau ekshalasi terdiri atas: 1 Solfatar, berbentuk gas belerang H
2
S. 2 Fumarol, berbentuk uap air H
2
O. 3 Mofet, berbentuk gas asam arang CO
2
. Gas ini berbahaya bagi kehidupan karena bersifat racun.
Selain itu, sifatnya yang lebih berat dari oksigen menyebabkan gas ini lebih dekat dengan permukaan
tanah sehingga mudah dihirup oleh makhluk hidup. Contohnya, gas CO
2
yang keluar dari Gunung Dieng pada tahun 1979 telah membunuh 149 penduduk.
Selain gunung api yang dihasilkan dari aktivitas ekstrusi magma, ada beberapa fenomena alam lain yang terbentuk dari
proses lanjutan atau pasca vulkanisme. Kenampakan tersebut antara lain kaldera, danau kaldera, plato lava, geyser, dan
kolam lumpur. a Sumbat Lava
Kenampakan ini terjadi ketika lava yang padat dalam pipa vulkanik yang padam menjadi massa yang resistan.
Beberapa waktu kemudian, bagian dari kerucut vulkanik yang terdiri atas materi yang kurang resistan menjadi
lapuk dan terkikis, yang tertinggal hanya sumbat lava. Ukuran sumbat lava ini bisa sangat besar hingga
menyerupai bukit. Salah satu contohnya yaitu Menara Setan di Wyoming, USA.
b Kaldera dan Danau Kaldera Kaldera adalah cekungan besar yang ada di puncak gunung.
Kenampakan ini terjadi akibat letusan yang sangat dahsyat dan meninggalkan lubang yang besar. Jika lubang ini
kemudian terisi air akan membentuk danau kaldera.
c Plato Lava
Kenampakan ini terjadi karena magma yang keluar bersifat encer, sehingga mampu menyebar dan membentuk
hamparan lava yang luas dan lama-kelamaan secara per- lahan lava ini membeku hingga membentuk suatu dataran
tinggi yang disebut plato.
d Geyser dan Mata Air Panas Di kawasan vulkanik, air tanah bisa dipanaskan oleh
magma. Air yang terpanaskan ini bisa muncul ke permukaan dengan tenaga eksplosif, inilah yang disebut
geyser. Jika air ini keluar melalui aliran air di celah batuan, terbentuklah mata air panas. Sedangkan geyser
merupakan air panas yang memancar secara periodik.
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 165
Gambar 6.44 Geyser di Taman Nasional Yellowstone, Amerika
Serikat.
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 164
Gambar 6.42 Sumbat lava di Wyoming, Amerika Serikat.
Sumber: Understanding Geography 3, halaman 165
Gambar 6.43 Plato lava Columbia di Amerika
Di unduh dari : Bukupaket.com
96
GEOGRAFI Kelas X
b. Hidup Bersanding dengan Vulkanisme