148 B3Ia sampai di halaman sekolah lalu bertemu dengan teman-teman
sekolah Kr17.
Pada hasil analisis 145 penggunaan penanda koherensi tempat ruangB makan tepat. Pada hasil analisis 146 penggunaan penanda koherensi tempat
sekolah tepat. Pada hasil analisis 147 penggunaan penanda koherensi tempat kamarB mandi tepat. Pada hasil analisis 148 penggunaan penanda tempat
halamanBsekolah tepat. Penggunaa penanda koheresi tempat pada hasil analisis
145, 146, 147, dan 148 tepat karena penggunaan benar dan padu dengan isi karangan.
i. SeriB
Penggunaan penanda seri dapat dilihat pada data sebagai berikut.
149 A3Setelah mandi pagi, Beni kemudian memakai pakaian sekolahnya
Kr4.
150 A2Agustinus sikat giginya lalu ia berangkat kesekolah Kr8. 151 B1Sudah perpakaian setelah sarapan pagi selesai sarapan pagi
Kr12.
152 A4Ketika mandi ibu Doni ke kamarnya untuk memakai pakaian
seragam Kr15.
Pada hasil analisis 149 penggunaan penanda seri setelah tepat, sedangkan penggunaan penanda seri kemudian tidak tepat karena penempatannya salah.
Pada hasil analisis 150 penggunaan penanda seri lalu tepat. Pada hasil analisis 151 penggunaan penanda seri setelah penempatannya salah. Pada hasil analisis
152 penggunaan penanda seri ketika tepat.
4.3BPembahasanB B
Pada bagian pembahasan ini, peneliti membahas: 4.31 teori yang peneliti gunakan untuk menganalisis kohesi dan koherensi karangan guru-guru SD di
Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat; 4.3.2 hasil analisis penelitian terdahulu; 4.3.3 dan hasil analisis penelitian. Berikut ini
penjelasan masing-masing bagian tersebut.
4.3.1BTeoriBKohesiBdanBKoherensiBByangBDigunakanBuntukBPenelitianB
Peneliti menggunakan beberapa kajian teori dari para ahli untuk menganalisis data penelitian dan yang sesuai dengan kepentingan penelitian ini.
Secara khusus kajian mengenai kohesi menggunakan teori Mulyana 2005 dan koherensi menggunakan teori D’Angelo 1980. Selain itu, peneliti juga
menggunakan teori dari beberapa ahli, seperti Alwi 2003, Baryadi 2002, Cutting 2003, Kushartanti 2005, Rani 2006, Kridalaksana 2008, dan
Tarigan 1987. Teori para ahli tersebut peneliti gunakan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian ini.
Berdasarkan teori yang dipakai untuk menganalisis, kohesi dibagi menjadi kohesi leksikal dan kohesi gramatikal. Kohesi gramatikal terbagi menjadi
referensi, substitusi, kolokasi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal terbagi menjadi hiponim, repetisi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Sedangkan
koherensi yang dipakai peneliti terbagi atas lima belas macam, yaitu adisi, repetisi, pronomina, sinonim, keseluruhan – bagian, komparasi, penekanan,
kontras, simpulan, contoh, paralelisme, kelas – anggota, waktu, tempat, dan seri.