KeseluruhanB–BBagianBB PenekananB Kohesi dan koherensi dalam karangan narasi guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat, tahun 2014.

berpenanda meliputi kausalitas, aditif, temporal, kronologis, perurutan, dan intensitas. Koherensi tak berpenanda meliputi perian dan dialog. Kohesi leksikal yang sering muncul ialah repetisi. Kohesi gramatikal yang sering muncul ialah referensi dan konjungsi. Koherensi berpenanda yang sering muncul ialah kronologis. Koherensi tak berpenanda yang sering muncul ialah koherensi dialog. 4.3.3BHasilBAnalisisBPenelitianBB B Melalui hasil analisis penelitian ini, peneliti membahas temuan peneliti. Temuan tersebut ialah jenis kohesi, jenis koherensi, penggunaan penanda kohesi, dan penggunaan penanda koherensi yang ditemukan dalam karangan narasi guru- guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat, Tahun 2014. Berikut ini penjelasannya. 1. JenisB KohesiB dalamB KaranganB NarasiB Guru-GuruB SDB diB LingkunganB YPPKBMaybratBKeuskupanBManokwari,BPapuaBBarat,BTahunB2014B Berdasarkan hasil analisis, jenis kohesi yang terdapat dalam karangan narasi guru-guru tersebut ialah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Kohesi leksikal berupa hiponim, repetisi, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi. Semua jenis kohesi di atas ditemukan dalam karangan yang peneliti analisis. Berikut ini penjelasan mengenai jenis kohesi yang terdapat dalam karangan narasi para guru. a. Kohesi gramatikal Analisis yang peneliti lakukan mengasilkan temuan yaitu, kohesi gramatikal lebih banyak digunakan dalam karangan. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian referensi, substitusi, dan konjungsi yang ada dalam semua karangan narasi para guru. Elipsis juga digunakan hanya saja tidak semua karangan menggunakan elipsis. Tetapi, kohesi gramatikal memiliki frekuensi paling sering digunakan. Penulis menduga hal ini karena kohesi gramatikal merupakan hubungan bentuk yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa, maka lebih banyak dan sering muncul. Lebih mudah menuangkan kata-kata dalam karangan, meskipun keterkaitannya masih ada kacau seperti yang dapat dilihat dalam karangan. Berikut ini peneliti paparkan pembahasan kohesi gramatikal yang ditemukan dalam karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat. 1 Referensi ditemukan dalam semua karangan. Referensi yang sering muncul ialah pronomina persona. Pronomina penunjuk dan pronomina penanya juga muncul, tetapi kemunculan keduanya tidak sebanyak pronomina persona. 2 Substitusi ditemukan dalam semua karangan. Susbtitusi yang ditemukan dalam karangan para guru sangat beragam, hal ini data dilihat pada analisis data dan lampiran analisis. 3 Elipsis ditemukan dalam sebelas karangan. Bagian yang sering dilesapkan ialah subjek dan kata penghubung konjungsi, padahal hal tersebut akan membuat kalimat menjadi rancu. Ada karangan yang tidak ditemukan elipsis, yaitu kr5, kr6, kr11, kr13, kr14, kr16, kr18, kr19. Penyebab tidak munculnya elipsis karena dalam karangan tersebut semuanya ada, maksudnya semua unsur kalimat ada, meskipun susunannya masih kacau. Kacaunya hal tersebut karena repetisi yang mereka gunakan dalam karangan.