WaktuB TempatB Kohesi dan koherensi dalam karangan narasi guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat, tahun 2014.

guru. Elipsis juga digunakan hanya saja tidak semua karangan menggunakan elipsis. Tetapi, kohesi gramatikal memiliki frekuensi paling sering digunakan. Penulis menduga hal ini karena kohesi gramatikal merupakan hubungan bentuk yang melibatkan penggunaan unsur-unsur kaidah bahasa, maka lebih banyak dan sering muncul. Lebih mudah menuangkan kata-kata dalam karangan, meskipun keterkaitannya masih ada kacau seperti yang dapat dilihat dalam karangan. Berikut ini peneliti paparkan pembahasan kohesi gramatikal yang ditemukan dalam karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat. 1 Referensi ditemukan dalam semua karangan. Referensi yang sering muncul ialah pronomina persona. Pronomina penunjuk dan pronomina penanya juga muncul, tetapi kemunculan keduanya tidak sebanyak pronomina persona. 2 Substitusi ditemukan dalam semua karangan. Susbtitusi yang ditemukan dalam karangan para guru sangat beragam, hal ini data dilihat pada analisis data dan lampiran analisis. 3 Elipsis ditemukan dalam sebelas karangan. Bagian yang sering dilesapkan ialah subjek dan kata penghubung konjungsi, padahal hal tersebut akan membuat kalimat menjadi rancu. Ada karangan yang tidak ditemukan elipsis, yaitu kr5, kr6, kr11, kr13, kr14, kr16, kr18, kr19. Penyebab tidak munculnya elipsis karena dalam karangan tersebut semuanya ada, maksudnya semua unsur kalimat ada, meskipun susunannya masih kacau. Kacaunya hal tersebut karena repetisi yang mereka gunakan dalam karangan. 4 Konjungsi ditemukan dalam semua karangan. Konjungsi yang sering digunakan ialah konjungsi subordinator, koordinator, dan antarkalimat. Konjungsi korelatif tidak ditemukan hal ini karena ketiga konjungsi lainnya digunakan dalam karangan secara berlebihan menurut penulis. Selain itu, pola tulisan mereka memang tidak memungkinkan untuk kemunculan konjungsi korelatif. b. Kohesi leksikal Analisis yang peneliti lakukan menghasilkan temuan yaitu, penggunaan kohesi leksikal dalam karangan masih belum menyeluruh. Hal ini dapat dilihat dari repetisi yang sering dan banyak muncul dalam semua karangan. Tetapi hiponim, kolokasi, sinonim, antonim, dan ekuivalensi tidak semua karangan terdapat kohesi leksikal ini. Berikut ini penjelasannya. 1 Hiponim tidak ditemukan dalam Kr3, Kr4, Kr6, Kr11, Kr16. Hiponim yang ditemukan hubungannya cukup jelas. 2 Repetisi ditemukan dalam semua karangan. Repetisi merupakan kohesi leksikal yang paling sering digunakan. Pada karangan narasi para guru tersebut, repetisi sering terjadi dalam kalimat yang sama, padahal repetisi tidak diperlukan. 3 Kolokasi tidak ditemukan dalam beberapa karangan, seperti Kr11, Kr12, Kr19. Ketidakmunculan kolokasi disebabkan oleh pilihan kata dan pengembangan ide tulisan masih sangat minim, sehingga untuk memunculkan kata lainnya sangatlah mustahil.