Evaluasi Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

39 Penelitian ini menggunakan instrumen soal tes berbentuk uraian dalam pengumpulan data. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan progran komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Nunnally dalam Ghozali, 2009: 46 menyatakan bahwa suatu konstruk termasuk reliabel jika harga Alpha Cronbach 0,60. Berikut adalah tabel kriteria koefisien reliabilitas. Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 Sangat Tinggi 0,71-0,90 Tinggi 0,41-0,70 Cukup 0,21-0,40 Rendah Negatif-0,20 Sangat Rendah Berikut adalah hasil uji reliabilitas soal menggunakan program IBM SPSS statistics 22 dengan analisis Alpha Cronbach. Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Alpha Cronbach Kualifikasi Uji Reliabilitas Instrumen 0,72 Tinggi Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil reliabilitas instrumen memiliki nilai Alpha Cronbach 0,60 yaitu sebesar 0,720. Nilai Alpha Cronbach termasuk dalam kriteria tinggi, sehingga instrumen soal reliabel dan layak untuk diterapkan dalam penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menghitung data sehingga dapat disajikan secara sistematis dan memperoleh interpretasi data Priyatno, 2012: 1. Data dianalisis menggunakan analisis non parametrik dengan mempertimbangkan distribusi data normal atau tidak Priyatno, 2012: 11. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95. Berikut adalah teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini. 40 3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan 3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk menganalisis data selanjutnya. Uji normalitas dihitung menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95. Uji yang digunakan yaitu One Samples Kolmogorov Smirnov Test. Kriteria yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas yaitu. a. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan harga Sig. 2-tailed 0,05, maka distribusi data tidak normal. b. Jika hasil uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan harga Sig. 2-tailed 0,05, maka distribusi data normal. Apabila distribusi data normal, maka uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya Independent samples t-test atau Paired samples t-test Field, 2009: 326. Sebaliknya apabila distribusi data tidak normal, maka uji statistik selanjutnya mneggunakan statistik non parametrik misalnya Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon Field, 2009: 345. Hipotesis statistik untuk uji normalitas distribusi data adalah sebagai berikut. H null : Tidak ada deviasi penyimpangan dari normalitas data. H i : Ada deviasi penyimpangan dari normalitas data Kriteria yang digunakan yaitu jika Sig. 2-tailed 0,05, maka H null ditolak dan H i diterima. Berarti data ada deviasi dari normalitas, dengan kata lain data terdistribusi tidak normal. Sedangkan jika Sig. 2-tailed 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak, berarti tidak ada deviasi dari normalitas, dengan kata lain ditribusi data normal.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menganalisis hasil pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok sehingga dapat dibandingkan. Selain itu, uji perbedaan kemampuan awal untuk 41 mengontrol ancaman validitas penelitian. Jika kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara, maka kemungkinan bias kecil Neuman, 2013: 238. Jika data terdistribusi normal, maka menggunakan Independent samples t- test, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan Mann- Whitney U-test Field, 2009: 345.Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians. Jika harga Sig. Levene’s test 0,05, maka terdapat homogenitas varians data kedua kelompok Field, 2009: 150. Analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95. Analisis data uji perbedaan kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. H i : Ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. Kriteria untuk menarik kesimpulan. a. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H null diterima dan H i ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemampuan awal kedua kelompok sama. b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H null ditolak dan H i diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemampuan awal kedua kelompok tidak sama. Kondisi yang ideal untuk penelitian adalah kedua kelompok memiliki kemampuan yang sama atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan, sehigga keduanya dapat dibandingkan.

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi, dengan menggunakan selisih rerata skor posttest I dan pretest. Cohen mengungkapkan bahwa signifikansi pengaruh perlakuan dapat diketahui dengan menghitung selisih rerata posttest I ke pretest pada kelompok kontrol dan selisih rerata posttest I ke 42 pretest pada kelompok eksperimen 2007: 276-277. Uji signifikansi dihitung menggunakan rumus O 2 – O 1 – O 4 – O 3 . Jika hasilnya lebih dari nol, maka ada pengaruh. Data rerata selisih skor berasal dari dua kelompok yang berbeda, maka menggunakan uji statistik 1 jika data terdistribusi normal, maka uji kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, 2 jika data terdistribusi tidak normal, maka uji kemampuan awal menggunakan non parametrik Mann-Whitney U-test Field, 2009: 345. Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. Levene’s 0,05, maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua kelompok, sedangkan jika harga Sig. Levene’s 0,05, maka terdapat homogenitas varians dari kedua kelompok Field, 2009: 150. Tingkat kepercayaan dalam teknik analisis data adalah 95. Analisis data uji signifikansi menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. H i : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan: a. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H null diterima dan H i ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest - posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penerapan model PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H null ditolak dan H i diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretes t -posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Uji besar 43 pengaruh perlakuan dihitung menggunakan effect size. Berikut adalah kriteria dalam menentukan besar efek Field, 2009: 57. Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan reffect size Kategori Persentase 0,10 Kecil Setara dengan 1 pengaruh perlakuan 0,30 Menengah Setara dengan 9 pengaruh perlakuan 0,50 Besar Setara dengan 25 pengaruh perlakuan Persentase pengaruh perlakuan dihitung menggunakan koefisien determinasi R 2 dengan cara mengkuadratkan r harga koefisien korelasi Pearson yang didapat kemudian dikalikan 100. Jika distribusi data normal maka dihitung menggunakan rumus Field, 2009: 332. Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal Keterangan: r = besar pengaruh perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajat kebebasan Jika data tidak terdistribusi dengan normal maka dihitung menggunakan rumus. Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal r = besar pengaruh perlakuan t = harga konversi dari deviasi dari perhitungan non parametrik program SPSS N = jumlah total responden 2 x jumlah siswa r = √ r = √ 44 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut 3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui besar persentase pengaruh penerapan model PBL yang dilihat dari peningkatan rerata dari skor pretest dan posttest I. Analisis perhitungan menggunakan data rerata skor pretest dan posttest I pada uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Berikut adalah rumus untuk menghitung persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I. Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I Berikut adalah cara untuk mengetahui peresentase selisih skor pretest - posttest I gain score. Gambar 3.6 Rumus Gain Score Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50 dari skor tertinggi selisih pretest - posttest I kedua kelompok. Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Fraenkel, 2012: 250-251.

3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika ada data dari dua kelompok yang sama, maka digunakan uji statistik sebagai berikut. Jika data terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan Paired samples t-test Field, Peningkatan= – × 100 Gain Score = × 100 45 2009: 325. Sebaliknya jika data tidak terdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan Wicolxon Field, 2009: 345. Analisis statistik menggunakan komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H null adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Berikut adalah hipotesis statistik yang digunakan. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. H i : Ada perbedaan yang signifikan anatara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan. a. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H null diterima dan H i ditolak, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05, H null ditolak dan H i diterima, maka ada perbedaan yang signifikan antara selisihs kor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest

Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Jika hasil bernilai positif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor hasil korelasi dapat digeneralisasi pada populasi. Sebaliknya jika hasil bernilai negatif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin rendah skor posttest I. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlations. Jika data terdistribusi normal, maka uji korelasi menggunakan bivariate correlation coefficients yaitu Pearson’s correlation coefficient Field, 2009: 177. Jika data tidak terdistribusi normal, maka uji korelasi menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Spearman’s correlation coefficient Field, 46 2009: 179. Berikut adalah interpretasi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis Fraenkel, 2012: 235. Tabel 3.9 Kriteria Korelasi Correlation Coefficient Interpretasi 0,00-0,40 Rendah 0,41-0,60 Cukup besar 0,61-0,80 Sangat Besar 0,81 atau lebih Kemungkinan kesalahan perhitungan Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95. Berikut adalah hipotesis statistik uji korelasi Field, 2009: 181. H null : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen. H i : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut ini adalah kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan. a. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima. Ini berarti ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null diterima dan H i ditolak. Ini berarti tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui perlakuan yang telah diberikan masih memiliki efek setelah beberapa lama. Uji retensi perlakuan menggunakan hasil skor posttest II. Posttest II dapat dilaksanakan dua minggu setelah pelaksanaan posttest I. Hasil skor posttest II digunakan untuk uji normalitas dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi normal, maka dilakukan menggunakan uji statistik Paired samples t- test. Jika data tidak terdistribusi dengan normal, maka diuji menggunakan Wilcoxon Field, 2009: 345. Data hasil skor posttest II dibandingkan dengan data posttest I menggunakan program IBM SPSS statistics versi 22 Windows dengan 47 tingkat kepercayaan 95. Berikut adalah hipotesis statistik untuk menganalisis data. H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan eksperimen H i : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut adalah kriteria yang digunakan untuk diambil kesimpulan Priyatno, 2010: 102. a. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima. Ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini berarti ada penurunan skor yang signifikan dari hasil skor posttest I ke posttest II. b. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null diterima dan H i ditolak. Ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal ini berarti tidak ada penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II dihitung menggunakan rumus. Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Gambar 3.8 Rumus Retensi Pengaruh Perlakuan

3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan

Pada bagian ini akan disingkap persepsi perlakuan dengan melakukan wawancara dan observasi. Persepsi terhadap perlakuan dilakukan untuk mengetahui pendapat subjek yang terlubat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini menganalisis dampak perlakuan menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan nontes. Teknik pengumpulan data yang utama yaitu tes. Nontes digunakan untuk melengkapi hasil penelitian. Peneliti menggunakan teknik nontes dengan metode triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peningkatan = x 100 48 Observasi adalah proses melihat, mengamati, dan mencermati perilaku secara sistematis untuk mencapai tujuan Herdiansyah, 2013: 131. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti membuat catatan hasil observasi yang berisi kegiatan dan aktivitas siswa selama melaksanakan pembelajaran. Wawancara adalah proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi melalui komunikasi langsung Yusuf, 2014: 372. Sependapat dengan itu, Sutoyo 2012: 152 mengungkapkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan uraian tersebut, wawancara adalah kegiatan tanya jawab yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Wawancara yang digunakan bersifat semi terstruktur. Peneliti melakukan wawancara pada guru mitra dan tiga orang siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, sedang menengah, dan rendah. Wawancara dilaksanakan sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan panduan wawancara. Dokumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dokumen nilai siswa dan foto-foto saat pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Berikut adalah pedoman wawancara guru mitra dan siswa, baik itu sebelum dan sesudah perlakuan. Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru Mitra No Pertanyaan 1 Apa model pembelajaran yang biasa digunakan untuk mengajar mata pelajaran IPA? Mengapa memilih model pembelajaran tersebut? 2 Apakah sebelumnya Bapak pernah menggunakan model PBL dalam mengajar mata pelajaran IPA? 3 Apakah terdapat kesulitan yang Bapak temui ketika menggunakan model PBL? 4 Bagaimana pendapat Bapak mengenai proses pembelajaran menggunakan model PBL? 5 Apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA? 6 Apakah ada perbedaan dalam hal keaktifan, minat, ataupun konsentrasiantara kelompok kontrol dan eksperimen saat pembelajaran berlangsung. 7 Apa saran Bapak untuk pembelajaran menggunakan model PBL? Tabel 3.11 Pedoman Wawancara dengan Siswa No Pertanyaan Sebelum Perlakuan 49 1 Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa? 2 Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA? 3 Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah? Mengapa? 4 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan modelmetode lain selain ceramah? 5 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? 6 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? 7 Dari soal 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Sesudah Perlakuan 1 Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model PBL? 2 Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya? 3 Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah? 4 Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model PBL? Mengapa? 5 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c? 6 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c? 7 Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal yang sulit? 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian ini berisikan implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I dan uji hipotesis penelitian II yang meliputi pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan dan dampaknya. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik pengambilan sampel yaitu desain non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Implementasi pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan total 9 jam pelajaran. Pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperminen dilaksanakan oleh guru mitra yang sama. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun oleh peneliti. Kegiatan dalam RPP terdiri dari tiga bagian, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Guru berperan sebagai pengajar di kelas kontrol, sedangkan di kelas eksperimen berperan sebagai fasilitator. Peneliti bertindak sebagai observer dan membantu guru dalam mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Populasi terdiri dari tiga kelas yaitu kelas IV A, IV B, dan IV C. Ketiga kelas tersebut memiliki prestasi yang sama karena siswa dikelompokkan dalam kelas secara acak. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B dan IV C. Penentuan sampel penelitian dilakukan dengan cara pengundian yang disaksikan oleh kepala sekolah dan guru kelas. Undian 51 menghasilkan kelas IV B sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Sampel pertama dalam penelitian ini adalah kelas IV C sebagai kelompok kontrol. Jumlah siswa di kelompok kontrol adalah 30 orang, yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Siswa pada kelompok kontrol berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah dan berpendidikan. Berdasarkan data pribadi siswa, pekerjaan orangtua siswa antara lain wiraswasta, wirausaha, PNS, guru, dosen, dan pedagang. Pendidikan orangtua antara lain SMP, SMA, SMK, D3, S1, dan S3. Saat pelaksanaan perlakuan, semua siswa di kelompok kontrol berangkat. Pada saat pretest sebanyak 2 orang tidak berangkat dan saat posttest II 1 orang tidak berangkat. Peristiwa tersebut dapat menjadi ancaman terhadap validitas internal jenis mortalitas. Mortalitas adalah perubahan individu yang mempengaruhi skor rerata pretest dan posttest Creswell, 2015: 596. Untuk mengatasi ancaman ini, peneliti memasukkan rerata skor pretest dan posttest II pada siswa yang tidak masuk. Sampel kedua dalam penelitian ini adalah kelas IV B sebagai kelompok eksperimen. Jumlah siswa di kelompok eksperimen adalah 26 orang, yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Siswa pada kelompok eksperimen berasal dari berbagai latar belakang, sebagian besar berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah dan berpendidikan. Berdasarkan data pribadi siswa, pekerjaan orangtua siswa antara lain wiraswasta, wirausaha, PNS, guru, dosen, dan pedagang. Pendidikan orangtua antara lain SMP, SMA, SMK, D3, S1, dan S3. Saat pelaksanaan perlakuan, semua siswa di kelompok eksperimen berangkat. Sampel pada kelompok eksperimen berjumlah 26 orang.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari kedua kelompok. Pretest pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Senin, 19 September 2016. Soal dalam bentuk uraian yang berjumlah 6 butir, dengan waktu pengerjaan selama 2×35 menit. Sebelum mengerjakan soal, guru 52 memberi pengarahan langkah-langkah pengerjaan dan maksud dari butir soal. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang soal yang kurang dipahami. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengerjakan soal pretest didampingi oleh guru mitra. Peneliti berperan sebagai pengamat, menyiapkan alat yang dibutuhkan, dan mendokumentasikan kegiatan di kedua kelompok tersebut. Berikut deskripsi implementasi kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Implementasi pembelajaran di kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah satu penggalan 3×35 menit. Pembelajaran dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda. Materi pokok yang dipelajari yaitu energi. Pertemuan pertama dilaksanakan hari Jumat, 23 September 2016 pada pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu macam-macam sumber energi alternatif. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi dengan cara tanya jawab energi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan inti dilaksanakan dengan penjelasan materi macam-macam sumber energi alternatif, siswa mencatat penjelasan guru di buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Sabtu, 24 September 2016 pada pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari yaitu penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik. Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan apersepsi melalui tanya jawab macam-macam benda di lingkungan sekolah yang menggunakan energi listrik. Kemudian guru menjelaskan tentang penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari. setelah memberi penjelasan, siswa menulis penjelasan guru di buku catatan. Kemudian guru menjelaskan penggunaan energi listrik yang tidak tepat dan bahaya yang ditimbulkan. Siswa kembali mencatat penjelasan guru di buku catatan. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah dipelajari secara bersama-sama. 53 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 26 September 2016 pada pukul 09.05-10.40 WIB. Materi utama yaitu tentang energi dengan sub materi tentang hemat energi. Kegiatan pembelajaran dibuka dengan doa dan absensi. Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan kegiatan tanya jawab kepada siswa mengenai energi yang digunakan di rumah dan penggunaan energi tersebut. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan ceramah dari guru mengenai alasan manusia harus berhemat energi dan kegiatan sehari-hari yang dapat dilakukan untuk menghemat energi. Guru menuliskan materi yang disampaikan di depan kelas kemudian siswa mencatat pada buku masing-masing. Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga diakhiri dengan menyimpulkan materi tentang hemat energi.

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model PBL PBL. Waktu pelaksanaan pembelajaran adalah satu penggalan dimulai pukul 07.00-08.45 WIB. Materi pokok yang dipelajari yaitu Energi. Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan sub bab materi yang berbeda di setiap pertemuan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra sesuai dengan RPP yang telah disusun peneliti. Pembelajaran di kelompok eksperimen meliputi tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pembelajaran dimulai dengan pendahuluan yang berisi doa, salam, apersepsi, motivasi, dan orientasi. Kegiatan inti berisi lima langkah model PBL yaitu orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan penutp berisi kesimpulan, refleksi, dan tindak lanjut. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 28 September 2016 dari pukul 07.00-08.45 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah sumber energi alternatif. Di kegiatan awal guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan-kegiatan yang menggunakan energi listrik apersepsi, penyampaian tujuan pembelajaran orientasi dan memotivasi siswa untuk semangat mengikuti kegiatan pembelajaran motivasi. Selanjutnya, kegiatan inti pertama adalah mengorientasikan siswa pada masalah. Guru memperlihatkan sebuah video berita 54 tentang kelangkaan listrik. Siswa mengamati video berita tersebut. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai peristiwa kelangkaan listrik yang pernah terjadi di sekitar siswa. kegiatan inti kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Pada kegiatan ini, siswa dibagi dalam lima kelompok dan mendapat LKS dari guru. Siswa menuliskan data-data yang digunakan untuk menyelesaikan soal. Siswa menyususun rencana strategi untuk menyelesaikan soal dengan bimbingan guru. Kegiatan inti ketiga adalah membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada kegiatan ini, guru menuntun siswa bersama dengan kelompoknya menyelesaikan soal. Siswa dapat mencari tahu dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti buku. Kegiatan inti keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada kegiatan ini, siswa menuliskan hasil diskusi, membuat laporan hasil diskusi. Selanjutnya, secara bergantian setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dengan bimbingan guru. Kegiatan yang terkahir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa yang tidak presentasi memberikan tanggapan atas hasil presentasi dari kelompok lain. Kegiatan inti diakhiri dengan siswa dan guru menganalisis dan mengevaluasi hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Pada kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum materi yang telah dipelajari, memberikan penguatan, dan melakukan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, 29 September 2016 dimulai pukul 07.00-08.45 WIB. Sub meteri yang dipelajari yaitu penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik. Pada kegiatan awal, guru tanya jawab dengan siswa mengenai kegiatan yang menggunakan energi listrik apersepsi, menyanyikan lagu untuk menambah semangat belajar motivasi, dan guru menyampaikan tujuan serta kegiatan yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti, yang pertama guru mengorientasi siswa pada masalah dengan menayangkan sebuah gambar dan cerita yang berkaitan dengan kegiatan dalam menggunakan energi listrik. Kegiatan inti yang kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar, siswa dibagi menjadi enam kelompok yang sebelumnya telah dipilih berdasarkan tempat duduk. Setiap kelompok terdiri dari empat dan lima orang siswa. Kemudian setiap kelompok mendapat LKS yang berisikan langkah-langkah dan pertanyaan 55 berkaitan dengan permasalahan. Guru menuntun siswa dengan memberi penjelasan dalam menyelesaikan LKS. Kegiatan inti yang ketiga yaitu guru membimbing penyelidikan kelompok. Pada tahap ini siswa mulai mencari informasi dari bacaan, buku, dan alat-alat yang telah disediakan. Kelompok secara bergantian mencoba menggunakan alat listrik dengan pengawasan guru. Temuan dari buku dan mencoba melalui alat tersebut didiskusikan siswa dalam kelompok dan ditulis dalam lembar kerja siswa. Kegiatan inti yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pada tahap ini kelompok mendapat lembar untuk menuliskan laporan hasil temuannya. Kelompok mendapat bimbingan guru dalam menuliskan laporan tentang penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik. Setelah selesai menulis laporan, kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil temuannya. Kegiatan inti yang kelima yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap terakhir ini siswa dan guru menganalisis dan mengevaluasi presentasi hasil temuan siswa. Selain itu, guru memberi masukan atas presentasi siswa. Setelah seluruh kelompok mempresentasikan hasil temuannya, guru memberi penguatan tentang penggunaan energi listrik dan bahaya penggunaan energi listrik yang tidak tepat. Pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup, siswa bersama guru merangkum pembelajaran penggunaan dan bahaya penggunaan energi listrik, dan melakukan refleksi dengan tanya jawab antara guru. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 pukul 09.05 WIB-10.40 WIB dengan sub materi mengenai hemat energi. Guru membuka pembelajaran dengan doa dan absensi. Apersepsi dilakukan guru dengan menayangkan sebuah berita yang berisi tentang kelangkaan listrik dan air di Indonesia serta melakukan tanya jawab untuk menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, kegiatan inti yang pertama yaitu orientasi siswa pada masalah. Guru memperlihatkan beberapa gambar pada siswa mengenai pemborosan listrik atau air yang terjadi di sekitar siswa. Guru menuntun siswa untuk berpikir mengenai masalah yang terjadi pada gambar tersebut. Kegiatan inti yang kedua yaitu mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Pada kegiatan ini, siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil yang berisikan 5-6 anak didalamnya. Setiap kelompok mendapatkan satu gambar mengenai pemborosan listrik atau air 56 dan lembar kerja. Kegiatan inti yang ketiga yaitu membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Pada kegiatan ini, siswa secara berkelompok mengerjakan soal di lembar kerja yang membimbing siswa untuk menjawab masalah yang ada pada masing-masing gambar. Setiap kelompok mencari berbagai informasi dari buku paket, artikel, alat-alat yang disediakan oleh guru, dan dengan berdiskusi dalam kelompok. Kegiatan inti yang keempat yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada kegiatan ini, setiap kelompok menyusun berbagai informasi yang didapatkan dan hasil diskusi yang telah dilakukan untuk menjawab masalah yang ada pada gambar. Selanjutnya, setiap kelompok menyampaikan hasil pekerjaan di depan kelas secara bergantian. Kegiatan yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Guru bersama siswa mendengarkan dengan seksama hasil pekerjaan yang disampaikan di depan kelas. Siswa bersama guru menganalisis dan mengevaluasi hasil pekerjaan yang disampaikan masing-masing kelompok. Pada kegiatan penutup, guru menegaskan kesimpulan dari materi dan membimbing siswa untuk merefleksikannya pada kehidupan sehari-hari. Kegiatan refleksi kemudian dituangkan dalam kertas. Kertas ini berisi 1 hal yang akan dilakukan siswa sebagai aksi untuk melakukan kegiatan hemat energi di rumah ataupun di sekolah Pada hari Selasa, 27 September 2016 kelompok kontrol mengerjakan soal posttest I, sedangkan kelompok eksperimen mengerjakan soal posttest I pada 1 Oktober 2016. Tujuan dilaksanakannya posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah belajar menggunakan metode ceramah dan model PBL. Sekitar dua minggu setelah mengerjakan posttest I, tepatnya pada hari Jumat, 7 Oktober 2016 siswa pada kelompok kontrol mengerjakan soal posttest II dan siswa kelompok eksperimen mengerjakan soal posttest II pada hari Jumat, 14 Oktober 2016. Siswa mengerjakan soal posttest II bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah beberapa hari belajar menggunakan metode ceramah dan model PBL. Soal yang dikerjakan siswa pada posttest I dan posttest II sama seperti soal pretest. 57

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data

Pada deskripsi sebaran data, peneliti ingin memperlihatkan perbedaan data yang diperoleh pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk setiap indikator. Hasil dari sebaran data dapat dilihat pada tabel berikut.

4.1.2.1 Kemampuan Evaluasi 1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Sebaran Data No Indikator Pretest Posttest I 1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total 1 Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik 2 12 14 2 30 1 7 17 5 30 2 Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik 2 7 19 2 30 - 2 23 5 30 3 Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik 4 9 13 4 30 2 1 18 9 30 Jumlah 8 28 46 8 90 3 10 58 19 90 Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol pada ketiga indikator, siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 8 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 28 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 46 anak, dan siswa yang mendapat skor 4 sebanyak 8 anak. Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol pada ketiga indikator siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 3 anak, yang mendapat skor 2 sebanyak 10 anak, yang mendapat skor 3 sebanyak 58 anak, dan yang mendapat skor 4 sebanyak 19 anak. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke posttest. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang mendapat skor 3 dan 4. Sedangkan, siswa yang mendapat skor 1 dan 2 jumlahnya berkurang.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SDN I Sajira Pada Mata Pelajaran IPA Konsep Ekosistem,

0 7 171

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 1 14

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 2 16

Pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta.

0 1 204

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDN JARAKAN.

0 8 211

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PERUMNAS CONDONGCATUR.

0 1 144

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN INTELEKTUAL SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SD N MARGOYASAN YOGYAKARTA.

1 5 151

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA SKRIPSI

0 0 190

Pengaruh penggunaan metode Mind Map terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta - USD Repository

0 1 164

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD KANISIUS WIROBRAJAN YOGYAKARTA

0 0 191