11 Model PBL melatih dan mengembangkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan masalah yang berasal dari kehidupan nyata untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi Ngalimun, 2012: 163. Kegiatan penyelesaian
masalah membantu mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Sependapat dengan itu Tan dalam Rusman: 2011, 229 menyatakan bahwa model PBL adalah
pembelajaran inovatif yang mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa melalui kegiatan kelompok yang sistematis, sehingga kemampuan berpikirnya
berkembang secara berkesinambungan. Kegiatan pembelajaran dalam bentuk kelompok mengasah keterampilan berpikir siswa karena adanya interaksi dan
tukar pemikiran antar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, PBL adalah model pembelajaran inovatif yang mengembangkan kemampuan berpikir siswa dengan
melibatkan siswa secara langsung dalam penyelesaian permasalahan yang ada di lingkungan sekitar.
2. Karakteristik Model PBL
Hosnan 2014: 300 menjelaskan karakteristik dalam model PBL yaitu. 1. Mengutamakan pengajuan masalah atau pertanyaan memenuhi kriteria
autentik, jelas, mudah dipahami, luas, dan bermanfaat. Jadi, masalah yang diangkat berasal dari kehidupan sekitar siswa, sehingga tidak
menimbulkam masalah baru, sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, mencakup seluruh materi pelajaran, dan bermanfaat untuk kehidupan
siswa. 2. Masalah yang diajukan dikaitkan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Permasalahan tidak berasal dari satu materi pelajaran, namun terdiri dari beberapa materi yang saling berkaitan.
3. Siswa melakukan penyelidikan masalah secara autentik. Penyelesaian masalah dilakukan melalui penyelidikan secara nyata dengan cara
menganalisis dan
merusmuskan masalah,
mengembangkan dan
meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, menarik kesimpulan, dan menggambarkan
hasil akhir.
12 4. Siswa membuat dan memamerkan hasil penelitian. Penelitian yang telah
dilakukan disusun dalam bentuk laporan. 5. Penyelesaian masalah dilakukan secara bersama-sama dengan siswa,
dalam bentuk kelompok besar atau kecil dengan bantuan guru. Berbeda dengan itu, Abidin 2014: 161 menyatakan bahwa model PBL
memiliki karakteristik sebagai berikut, yaitu 1 masalah menjadi titik awal pembelajaran; 2 masalah yang diangkat bersifat kontekstual dan otentik; 3
masalah mendorong siswa untuk berpikir secara multiperspektif; 4 masalah dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kompetensi siswa;
5 berorientasi pada pengembangan belajar mandiri siswa; 6 memanfaatkan sumber belajar; 7 pembelajaran menekankan pada aktivitas kolaboratif,
komunikatif, dan kooperatif; 8 menekankan pentingnya keterampilan meneliti, memecahkan masalah, dan penguasaan pengetahuan; 9 mendorong siswa untuk
berpikir tingkat tinggi; 10 diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses belajar.
Berdasarkan uraian karakteristik tersebut, pembelajaran dimulai dengan adanya permasalahan yang dipilih guru atau dengan melibatkan siswa, masalah
yang diangkat bersifat otentik, pembelajaran melibatkan siswa secara aktif, dan penyelesaian masalah dilakukan dengan teman atau kegiatan kelompok.
3. Keunggulan Model PBL
Abidin 2014: 161 mengemukakan keunggulan model PBL, yaitu 1 Siswa memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang dimiliki dan
berusaha mengetahui pengetahuan yang dibutuhkan, sehingga pembelajaran menjadi bermakna; 2 Siswa mengaitkan pengetahuan dan keterampilan secara
bersamaan dan menggunakannya dalam hal yang sesuai; 3 Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja,
menambah motivasi belajar, dan mengembangkan kemampuan interpersonal siswa.
Shoimin 2014: 132 mengemukakan kelebihan PBL, yaitu 1 memberi kesempatan siswa untuk memecahkan masalah dalam kehidupan nyata; 2 siswa
membangun kemampuan pengetahuan sendiri melalui aktivitas belajar; 3
13 pembelajaran berfokus pada masalah, sehingga yang dipelajari berhubungan
dengan kehidupan nyata siswa; 4 terjadi aktivitas ilmiah antar siswa melalui kerja kelompok; 5 membiasakan siswa menggunakan sumber informasi lain dari
buku, intenet, wawancara, dan observasi; 6 siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya; 7 siswa memliki kemampuan melakukan komunikasi
ilmiah dalam kegiatan belajar; 8 kesulitan belajar siswa dapat dipecahkan melalui kerja kelompok.
Berdasarkan uraian di atas, model PBL memiliki banyak kelebihan dan manfaat untuk siswa. Selain menambah pengetahuan siswa, model PBL
mendorong keterampilan berpikir dalam memecahakan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
4. Langkah-langkah Model PBL
Hosnan 2014: 301 menyatakan langkah model PBL dibagi menjadi lima langkah utama, yaitu.
1. Mengorientasi siswa pada masalah. Pada langkah ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran, hal yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk
aktif dalam pemecahan masalah. 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu siswa untuk
mendefinisikan dan mengorganisasikan permasalahan. 3. Guru membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen dalam pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Temuan dalam pemecahan masalah dibuat laporan.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses
yang digunakan. Abidin 2013: 163 menyatakan bahwa pembelajaran yang menerpakan
PBL dimulai dengan adanya permasalahan yang diangkat, kemudian membagi PBL menjadi beberapa tahapan, yaitu 1 prapembelajaran; 2 menemukan
masalah; 3 membangun struktur kerja; 4 menetapkan masalah; 5
14 mengumpulkan dan berbagi informasi; 6 merumuskan solusi; 7 menentukan
solusi terbaik; 8 menyajikan solusi; dan 9 pasca pembelajaran. 1. Prapembelajaran
Kegiatan dilakukan sebelum pembelajaran dimulai. Guru merancang mempersiapkan media dan sumber pembelajaran, mengorganisasikan
siswa, dan menjelaskan prosedur pembelajaran. 2. Fase 1: Menemukan masalah
Siswa membaca masalah yang telah disajikan, menuliskan informasi penting, menemukan hal yang dianggap masalah, dan menentukan
pentingnya masalah untuk dirinya. Guru bertugas untuk memotivasi supaya anak dapat menemukan masalah.
3. Fase 2: Membangun struktur kerja Siswa membangun struktur kerja yang akan dilakukan untuk
menyelesaikan masalah, mengungkapkan masalah yang diketahui, dan ide yang digunakan untuk memecahkan masalah.
4. Fase 3: Menetapkan masalah Siswa menetapkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan nyata.
Masalah kemudian dikembangkan menjadi rumusan masalah. Rumusan masalah berisi masalah utama dan cara memecahkannya.
5. Fase 4: Mengumpulkan dan berbagi informasi Siswa mengumpulkan data melalui kegiatan penelitian, kemudian
siswa membagikan informasi yang telah didapatkan kepada teman. 6. Fase 5: Merumuskan solusi
Secara berkelompok siswa merumuskan solusi terbaik untuk memecahkan masalah. Di kelompok, siswa mengungkapkan solusi dan
ditulis oleh anggota kelompok. Tugas guru adalah memastikan kegiatan kelompok berjalan secara kolaboratif, kooperatif, dan
komunikatif. 7. Fase 6: Menentukan solusi terbaik
Siswa menimbang kembali berbagai solusi yang dikemukakan dalam kelompok, kemudian memilih beberapa solusi yang dianggap paling
tepat untuk memecahkan masalah. Tugas guru meyakinkan siswa