34
dua suku kata kata,d kemampuan menyuarakan bahan tertulis, dan e kemampuan mengetahui makna dari kata yang disuarakan.
Menurut Wardani 1995: 57 untuk dapat menguasai keterampilan membaca permulaan, seorang siswa dituntut agar mampu:
a. Membedakan bentuk huruf,
b. Mengucapkan bunyi huruf dan kata dengan benar,
c. Menggerakkan mata dengan cepat dari kiri ke kanan sesuai dengan
urutan tulisan yang dibaca, d.
Menyuarakan tulisan yang sedang dibaca dengan benar, e.
Mengenal arti tanda-tanda baca, f.
Mengatur tinggi rendah suara sesuai dengan bunyi, makna kata yang diucapkan, serta tanda baca.
Membaca permulaan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang memungkinkan mampu menghasilkan siswa memiliki : 1 pengetahuan
dasar yang dapat digunakan sebagai dasar mendengarkan bahasa Indonesia; 2 pengetahuan dasar untuk bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia; 3
pengetahuan dasar untuk membaca bahasa Indonesia; 4 pengetahuan dasar untuk menulis bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa membaca
permulaan adalah hal yang sangat penting.Jelas bahwa membaca permulaan itu sangat penting dan mutlak ada dalam kurikulum sekolah dasar.
D. Tinjauan tentang Metode Analisis Glass
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya 2008: 126 metode pembelajaran adalah upaya mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode
35
digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam menggunakan metode, dapat terjadi dalam satu strategi dapat
menggunakan beberapa metode. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Zainal Aqib 2013: 102 bahwa metode pembelajaran dapat diartikan secara
umum dan secara khusus, secara umum metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Secara khusus, metode pemebelajaran dapat diartikan
sebagai cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan. Selain itu, metode pembelajaran juga merupakan berbagai
teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar. Sedangkan menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana
1999: 134 bahwa metode pengajaran merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan
dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.
2. Pengertian Metode Analisis Glass
Glass 1973 yang dikutip oleh Cecil D. Mercer 1991: 529, mengatakan bahwa
“Glass analysis is a procedure for teaching reading that uses letter clusters as a decoding strategy. Letter clusters are two an more
letters in a word that represent a relatively consistent sound for example, in crab the clusters are cr and ab”.
Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa analisis Glass merupakan
sebuah prosedur atau metode dalam pengajaran membaca dengan menggunakan kelompok huruf sebagai sebuah pemecahan sandi atau
36
kode.Kelompok kata terdapat dua atau lebih huruf yang merupakan satu akat utuh yang menghadirkan suatu bunyi yang relative tetap, sebagai contoh
pada kata “crab” kelompok hurufnya adalah cr dan ab.
Menurut Janet W. Lerner 1985: 389 metode analisis Glass ini bertolak dari asumsi yang mendasari membaca sebagai pemecahan sandi
atau kode tulisan. Asumsi dasar dari metode ini adalah, pertama proses pemecahan sandi decoding dan membaca reading merupakan kegiatan
yang berbeda. Kedua, pemecahan sandi mendahului membaca.Pemecahan sandi didefinisikan sebagai menentukan bunyi yang berhubungan dengan
suatu kata tertulis secara tepat, sedangkan membaca didefinisikan sebagai menurunkan makna dari kata-kata yang berbentuk tulisan. Jika anak tidak
dapat melakukan pemecahan sandi secara efisien, maka mereka tidak akan belajar membaca.
3. Keunggulan Metode Analisis Glass
Menurut Mulyono Abdurrahman 2003: 218 melalui metode analisis Glass anak dibimbing untuk mengenal kelompok-kelompok huruf sambil
melihat kata secara keseluruhan, dengan metode ini anak merespon baik secara visual maupun auditoris terhadap kelompok-kelompok huruf.
Menurut Cecil D. Mercer 1991: 529 dengan anak merespon baik secara visual maupun auditoris, memungkinkan anak untuk mampu mengenali
perbedaan kelompok huruf dan mengumpulkan kembali kelompok- kelompok huruf menjadi kata. Keunggulan lain metode analisis Glass adalah
adanya proses mengidentifikasi, baik bentuk maupun bunyi huruf dan
37
kelompok huruf. Dalam penerapannya, anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini berdasarkan asumsi peneliti untuk tetap memanfaatkan
modalitas sensoris yang dilimiliki anak tunarungu, seperti melihat gerak oral dan memegang alat tulis atau kartu kata yang akan digunakan.
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Analisis Glass
Menurut Cecil D. Mercer 1991: 529 Glass mengemukakan adanya lima langkah dalam mengajarkan kata dalam Bahasa Indonesia, yaitu:
a. Mengidentifikasi keseluruhan kata, seperti halnya huruf dan bunyi
kelompok-kelompok huruf. b.
Guru mengucapkan bunyi dan huruf-huruf dan bertanya kepada anak huruf apa yang menghasilkan bunyi.
c. Guru menyajikan kepada anak huruf atau kelompok huruf, kemudian
meminta anak untuk mengucapkan bunyi huruf tersebut. d.
Guru menghilangkan beberapa huruf dari kata yang tertulis dan anak diminta untuk mengucapkan bunyi yang tersisa.
e. Guru bertanya kepada anak mengenai keseluruhan kata.
Menurut Mulyono Abdurrahman 2003: 218 penerapan metode analisis Glass dalam bahasa Indonesia akan berbentuk suku kata.
Mengidentifikasi KV konsonan vokal dalam suku kata hingga menjadi suatu kata yang utuh.