Pengertian Keterampilan Membaca Tinjauan tentang Keterampilan Membaca Anak Tunarungu
32
Hal tersebut diperkuat pula dari pendapat menurut Broughton Tarigan, 2008: 11 bahwa keterampilan membaca mencakup tiga
komponen, yaitu: a
Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; b
Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsure-unsur linguistic yang formal;
c Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.
Dalam tahap membaca permulaan keterampilan yang dipakai adalah point A dan B yang dapat disebut pula sebagai keterampilan
membaca bersifat mekanis mechanical skills yang dianggap tahap membaca pada urutan rendah lower order, Tarigan, 2008: 12 yang
mencakup: a
Pengenalan bentuk huruf; b
Pengenalan unsur-unsur linguistik fonemgrafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain;
c Pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan
menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”;
d Kecepatan membaca ke taraf lambat.
Menurut Henry Tarigan 2008: 13 untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan membaca bersifat mekanis tersebut aktivitas
yang paling sesuai adalah membaca nyaring dan membaca bersuara. Dari hal tersebut dapat dibuat skema seperti:
Keterampilan pengenalan bentuk huruf
Keterampilan mekanis
pengenalan unsur-unsur membaca
linguistik urutan lebih
pengenalan hubungan rendah
bunyi dan huruf
33
Sependapat dengan ahli sebelumnya, Haryadi Zamzani 1997: 32 menyatakan bahwa keterampilan membaca dapat dilakukan dengan
kegiatan : a pengenalan huruf atau aksara, b bunyi dari huruf atau rangkaian huruf, c makna atau maksud rangkaian huruf, dan d
pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks wacana.hal tersebut serangkaian kegiatan yang menyeluruh dari keterampilan membaca
urutan lebih rendah permulaan dan lebih tinggi pemahaman . Menurut Darmiyati dan Budiasih 2001: 57 keterampilan membaca yang diperoleh
pada membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap keterampilann membaca lanjut. Membaca permulaan benar-benar membutuhkan perhatian
guru dikarenakan membaca permulaan merupakan pondasi untuk dapat melanjutkan ke kemampuan membaca lanjutan. Sebagai pondasi, membaca
permulaan haruslah kuat dan kokoh, oleh karena itu harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan tersetruktur. Kesabaran dan ketelitian sangat
diperlukan dalam melatih dan membimbing serta mengarahkan siswa demi tercapainya tujuan yang diharapkan.Menurut Rukayah 2004: 14 siswa
dikatakan berkemampuan dan berketerampilan membaca permulaan jika dia dapat membaca dengan lafal dan intonasi yang jelas, benar dan wajar, serta
lancar dalam membaca dan memperhatikan tanda baca. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
keterampilan membaca permulaan adalah proses keterampilan menunjuk pada: a pengenalan bentuk huruf atau aksara, b pengenalan hubungan
bunyi dan huruf atau rangkaian huruf suku kata, c pengenalan hubungan
34
dua suku kata kata,d kemampuan menyuarakan bahan tertulis, dan e kemampuan mengetahui makna dari kata yang disuarakan.
Menurut Wardani 1995: 57 untuk dapat menguasai keterampilan membaca permulaan, seorang siswa dituntut agar mampu:
a. Membedakan bentuk huruf,
b. Mengucapkan bunyi huruf dan kata dengan benar,
c. Menggerakkan mata dengan cepat dari kiri ke kanan sesuai dengan
urutan tulisan yang dibaca, d.
Menyuarakan tulisan yang sedang dibaca dengan benar, e.
Mengenal arti tanda-tanda baca, f.
Mengatur tinggi rendah suara sesuai dengan bunyi, makna kata yang diucapkan, serta tanda baca.
Membaca permulaan sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang memungkinkan mampu menghasilkan siswa memiliki : 1 pengetahuan
dasar yang dapat digunakan sebagai dasar mendengarkan bahasa Indonesia; 2 pengetahuan dasar untuk bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia; 3
pengetahuan dasar untuk membaca bahasa Indonesia; 4 pengetahuan dasar untuk menulis bahasa Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa membaca
permulaan adalah hal yang sangat penting.Jelas bahwa membaca permulaan itu sangat penting dan mutlak ada dalam kurikulum sekolah dasar.