21
untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan sesuai dengan struktur dan atau tata bahasa yang benar sehingga mampu dijadikan bekal dalam
pengembangan keterampilan menulis dan komunikasi. Hal tersebut mutlak diperlukan agar pesan yang disampaikan pada anak mampu diterima dan
dimaknai dengan mudah dan benar.
B. Tinjauan tentang Membaca Permulaan
1. Pengertian Membaca Permulaan
Membaca merupakan hal yang paling penting di dunia pendidikan. Membaca menurut Henri Tarigan 1986: 71 adalah suatu proses yang
dilakukan serta yang digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.
Secara linguistik, membaca adalah suatu proses pengandaian kembali dan pembacaan sandi. Suyitna 1986: 3 berpendapat bahwa membaca adalah
peristiwa penangkapan dan pemahaman aktivitas jiwa seseorang yang tertuang dalam bentuk bahasa tertulis dengan cepat dan cermat. Menurut Sabarti
Akhadiah dkk.1993:22, membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata,
menghubungkan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan. Sedangkan Anderson, dkk. Dalam Sabarti Akhadiah
1993:22 memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.
22
Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses memperoleh pesan dari dalam bacaan untuk membentuk
kemampuan memahami ide, menangkap makna yang berujung ke pemahaman pada diri seseorang mengenai tulisan yang dibacanya.
Dalam membaca terdapat dua tahapan yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan. Membaca permulaan menurut Puji Santoso 2007:319,
merupakan kegiatan yang diharapkan peserta didik mampu mengenal huruf, suku kata, kata, kalimat dan mampu membaca dalam berbagai konteks.
Menurut Djago Tarigan 1997: 33, membaca permulaan bagi peserta didik dapat dibedakan ke dalam dua tahap yakni belajar membaca tanpa buku
diberikan pada awal-awal anak memasuki sekolah dan membaca permulaan dengan menggunakan buku dimulai setelah murid - murid mengenal huruf-
huruf dengan baik kemudian diperkena1kan dengan lambang-lambang tulisan yang tertulis dalam buku. Menurut Darmiyati Zuchdi dan Budiasih 2001: 58,
membaca permulaan dititik beratkan pada aspek-aspek yang bersifat teknis seperti ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar,
kelancaran dan kejelasan suara. Berdasarkan pendapat beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan
membaca permulaan adalah membaca yang dilaksanakan di kelas dasar dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf dan lambang-lambang tulisan yang
menitik beratkan pada aspek ketepatan menyuarakan tulisan, lafal dan intonasi yang wajar, kelancaran dan kejelasan suara.
23
Pembelajaran membaca
permulaan lebih
ditekankan pada
pengembangan kemampuan dasar membaca. Siswa dituntut untuk dapat menyuarakan huruf, suku kata, kata dan kalimat yang disajikan dalam bentuk
tulisan ke dalam bentuk lisan Sabarti Akhadiah, 1993: 11. Contohnya:
Huruf a dibaca a Huruf b dibaca be
Suku kata ba dibaca ba bukan bea Kata bertuliskan baju dibaca baju bukan beajeu
Kalimat bertuliskan itu buku dibaca itu buku bukan iteu beukau
Tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan benar dan tepat Dajaurak
Ahmad, 1996: 4. Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas I memuat KD: 1 membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal dan intonasi yang tepat, 2
membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal yang tepat. Berdasarkan KD tersebut maka tujuan membaca permulaan adalah agar siswa mampu
membaca nyaring suku kata, kata dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat.
Pembelajaran membaca permulaan yang seharusnya, umum dan sebenarnya diberikan di kelas dasar I, namun di SLB Marsudi Putra I Bantul
pada kenyataannya siswa kelas dasar IV belum dapat memiliki keterampilan