Merek Ekuitas Merek Dan Brand Loyalty Blackberry (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Ekuitas Merek Blackberry terhadap Brand Loyalty pada Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

Artinya, upaya mengarahkan langsung kepada keputusan orang untuk membeli adalah dasar pemikiran dari kegunaan pemasaran ini. 2. Kegunaan tidak langsung Indirect Benefit Kegunaan tidak langsung, melakukan komunikasi pemasaran merupakan keinginan untuk mendapatkan suatu tambahan yang dapat dicapai oleh perusahaan, selain mengarahkan sikap pembelian. Jadi, jelas bahwa alasan perusahaan merancang strategi pemasaran tidak hanya “melulu” karena perubahan sikap beli pelanggan, tetapi juga membina hubungan antara pelanggan dengan perusahaan atau dengan kata lain, perusahaan berupaya menggali nila-nilai apa saja yang membuat pelanggan memilih produk mereka dari sisi dari hubungan masayarakat Prisgunanto, 2006:60.

II.3. Merek

Merek adalah nama, singkatan, tanda atau desain, yang mengidentifikasi suatu produk dan membedakan produk itu dengan produk yang lain. merek itu ada kalau sudah ada di dalam pemikiran konsumen. Dengan kata lain merek itu ada kalau sudah dikenal atau diketahui. Dengan sendirinya, merek yang belum dikenal dapat dianggap tidak ada, walaupun produknya ada. Menurut Kotler Simamora, 2002:3, menyatakan merek adalah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasi hal-hal tersebut, yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendiferensiasi membedakan barang atau layanan suatu penjual dari barang dan layanan penjual lain. Universitas Sumatera Utara Menurut Aaker dalam buku Manajemen Ekuitas Merek, merek adalah nama dan simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap, atau kemasan dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual tertentu, dengan demikian membedakannya dari barang-barang dan jasa yang dihasilkan para competitor. Suatu merek pada gilirannya memberi tanda pada konsumen mengenai sumber produk tersebut, dan melindungi konsumen maupun produsen dari para kompetitor yang berusaha memberikan produk-produk yang tampak identik Aaker, 1997:10. Keberadaan merek bermanfaat bagi pembeli, perantara, produsen maupun publik. Bagi pembeli, merek bermanfaat untuk menceritakan mutu dan membantu memberi perhatian terhadap produk-produk baru yang mungkin bermanfaat bagi mereka. Menurut Aaker Simamora, 2002:9, mengatakan konsumen akan memilih merek yang memberikan nilai pelanggan customer value tertinggi. Andaikan merek dan harga memiliki berat, lalu letakkan merek di tangan kanan dan harga di tangan kiri. Mana yang lebih berat? Kalau sama berat, merek tidak memberikan nilai pelanggan. Kalau merek lebih berat, berarti nilai pelanggan positif, atau berarti merek memberikan nilai pelanggan. Kalau harga lebih berat, berarti nilai pelanggan negatif. Konsumen akan memilih produk yang memberikan nilai pelanggan tertinggi. Dalam membentuk image merek, kita memasuki dunia persepsi. Image adalah persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang enduring perseption. Tidak mudah membentuk image, tetapi sekali terbentuk tidak mudah Universitas Sumatera Utara pula mengubahnya. Image yang dibentuk tidak sekedar image, melainkan yang jelas, berbeda, dan secara relatif lebih unggul dibanding pesaing. Inilah yang disebut posisi merek brand position. Proses pembentukannya disebut positioning. Merek yang berhasil adalah merek yang memiliki posisi kuat. Agar posisi merek kuat, tentu ia harus dikenal dulu. Ini merupakan langkah awal. Tempatkan merek dalam pikiran konsumen. Untuk itu merek harus bersaing dulu untuk masuk ke dalam memori konsumen. Kapasitas otak kita terbatas, padahal setiap hari kita dibombardir oleh ribuan stimuli. Akibatnya tidak semua merek tertampung. Secara alamiah, otak kita menggerakkan panca indera untuk menyeleksi merek untuk diperhatikan. Keberhasilan merek ditentukan oleh kemampuannya merebut tempat dalam pikiran memberikan jalan bagi merek untuk memenangkan hati. Sekali hati sudah dimenangkan, maka perusahaan memperoleh apa yang dicari yaitu penjualan dan keuntungan. Keberhasilan merek dalam memenangkan pikiran dapat diukur dari dua segi, yaitu kesadaran merek dan asosiasi merek. Kesadaran erek adalah tingkat pengenalan konsumen kepada merek. Ada dua golongan kesadaran merek, yaitu brand recognition dan brand recall. Brand recognition adalah suatu tingkat pengenalan, dimana orang-orang baru mengenal kalau melihat atau mendengar identitas audio visual merek, seperti logo, kemasan, nama, dan slogan Simamora, 2002:24. Merek lebih luas dari pada produk. Kalau kita berbicara tentang produk, kita hanya membicarakan ruang lingkup, atribut, kualitas dan penggunaan. Universitas Sumatera Utara Sedangkan merek, selain terkait dengan ruang lingkup, atribut, kualitas dan, penggunaan, juga terkait dengan: • Siapa yang menggunakan merek • Asal produk • Asosiasi dengan organisasi • Kepribadian merek • Simbol-simbol • Hubungan pelanggan dengan merek • Manfaat emosional • Manfaat ekspresi diri Simamora, 2002:6. Ada empat strategi merek yaitu: 1. Merek baru new brand, yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk baru. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan ini. 2. Perluasan lini lini extention, yaitu menggunakan merek lama untuk kategori produk lama. 3. Perluasan merek brand extention, yaitu menggunakan merek yang sudah ada untuk produk baru atau strategi menjadikan semua produk memiliki merek yang sama. 4. Multi merek multi brand, yaitu menggunakan merek baru untuk kategori produk lama. Dalam pendekatan ini produknya sama, tetapi mereknya berbeda sehingga sebuah perusahaan bisa memiliki beberapa merek untuk produk yang sama. Universitas Sumatera Utara Kotler berpendapat bahwa produknya yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ini terjadi saat ketergantungan konsumen terhadap merek rendah.

II.4. Ekuitas Merek

Dokumen yang terkait

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Susu UHT Merek Ultramilk Di Wilayah Kelurahan Titi Rantai Medan

3 24 101

Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara

1 40 107

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel Flash di Grapari Selecta Medan

6 102 217

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Tas Sophie Martin Terhadap Kesediaan Membayar Harga Premium (Studi Kasus Pada BC Rosida Medan).

3 49 104

Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Air Minum Aqua di Daerah Medan Baru.

1 28 83

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Merek (Brand Extention) Pada Vaseline Hand & Body Lotion (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

2 79 103

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Produk Air Minum Aqua Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU Medan

0 46 79

Pengaruh Penempatan Posisi (Positioning) Terhadap Citra Merek (Brand Image) Pada Clear Men Shampoo (Studi Kasus : Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU Medan)

2 65 105

PENGARUH EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Handphone Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

0 1 14