Ekuitas Merek Brand Loyalty

I.5.4. Ekuitas Merek

Kekuatan merek brand equity atau ekuitas merek sesungguhnya dapat menjadi sumber-sumber keunggulan bersaing yang berkelanjutan bagi perusahaan. Lebih dari itu merek sebenarnya membentuk personifikasi dari produk atau perusahaan yang menghasilkannya, hal ini sejalan dengan pepatah lama Nomen Est Omen Latin: nama adalah tanda, pengenal atau identitas. Merek produk membentuk atau memiliki identitas, citra dan integritas dari produk atau perusahaan melalui proses persepsi dalam pikiran. Hal ini sejalan dengan pendapat Stephen pask 1998:30 bahwa suatu merek berkaitan dengan pelanggan potensial meyakini suatu produk atau jasa. Pemilik merek tentunya berharap agar merek produknya dapat mencapai tingkat tertinggi ini. Kekuatan merek jika dilihat secara mendalam dapat diuraikan lima kelompok Brand Equity Aaker, 1991:15 yaitu: 1. Brand Loyalty 2. Brand Awarnes 3. Perceived Quality 4. Brand Assosiasion 5. Other Propierty Brand Assets Universitas Sumatera Utara Suatu merek yang kuat secara nyata dapat mendukung peningkatan nilai perusahaan dalam enam hal: a. Merek yang kuat sangat potensial untuk mendukung keberhasilan dalam menarik pelanggan-pelanggan lama, daripada suatu merek yang diragukan konsumen. b. Merek yang kuat dapat meningkatkan loyalitas konsumen, yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam menghadapi persaingan seperti dalam hal inovasi. c. Merek yang kuat pada umumnya memungkinkan pembatasan yang lebih besar, baik melalui penetapan harga premi, maupun melalui penekanan biaya-biaya promosi untuk mendapatkan posisi di pasar. d. Brand Equity merupakan dasar bagi pertumbuhan perusahaan melalui perluasan merek. e. Merek yang kuat dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam mendapatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rantai nilai perusahaan, khususnya dengan anggota-anggota sistem saluran distribusi. f. Merek yang kuat dapat menjadi jalur untuk membentuk, mengembangkan, dan mempertahankan keunggulan kompetitif berkelanjutan perusahaan.

I.5.5. Brand Loyalty

Loyalitas pelanggan merupakan tujuan inti yang diupayakan pemasar. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas sesuai dengan yang diharapkan, dapat dipastikan Universitas Sumatera Utara perusahaan akan meraih keuntungan. Istilah loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu Dharmmesta, 1999. Loyalitas pelanggan sangat penting untuk dikenali pemasar dalam rangka menentukan strategi yang diperlukan untuk meraih, memperluas dan mempertahankan pasar. Salah satu strategi tersebut adalah strategi penentuan harga, yaitu bagaimana menentukan harga yang sesuai dengan keadaan dari produk yang ditawarkan. Menurut Kotler 1997 strategi penetapan harga biasanya berubah kalau produk melewati berbagai tahap daur hidupnya. Tahap pengenalan memberikan tantangan yang paling besar. Perusahaan harus memutuskan dimana memposisikan produknya terhadap produk saingannya dalam mutu dan harga, apakah pada strategi harga premium, strategi nilai baik, strategi harga tinggi ataukah strategi ekonomi. Pertanyaan mendasar tentang loyalitas merek adalah, apakah merek cukup kuat untuk membuat pelanggan kembali lagi untuk membeli? Hislop, 2001. Namun demikian banyak diantara peneliti Dick dan Basu, 1994; Jacoby dan Olson, 1970; Dharmmesta, 1999 berpendapat bahwa jika pengertian loyalitas pelanggan menekankan pada runtutan pembelian, proporsi pembelian atau dapat juga probabilitas pembelian, hal ini lebih bersifat operasional, bukan teoritis. Jacoby dan Kryner 1973 dalam Dharmmesta 1999 mendefinisikan enam kondisi yang secara kolektif memadahi sebagai berikut: Loyalitas merek adalah 1 respon keperilakuan yaitu pembelian, 2 yang bersifat bias nonrandom, 3 terungkap secara terus-menerus, 4 oleh unit pengambilan keputusan, 5 dengan memperhatikan satu atau beberapa merek alternatif dari sejumlah merek sejenis, dan 6 merupakan fungsi proses psikologis pengambilan keputusan, evaluatif. Universitas Sumatera Utara Sedangkan Mowen dan Minor 1998 dalam Dharmmesta 1999 menggunakan definisi loyalitas merek dalam arti kondisi dimana konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang. Defenisi ini didasarkan pada pendekatan keperilakuan dan pendekatan sikap. Pendekatan keperilakuan mengungkapkan bahwa loyalitas berbeda dengan perilaku beli ulang, loyalitas merek menyertakan aspek emosi, perasaan atau kesukaan terhadap merek tertentu di dalamnya sedang pembelian ulang hanya perilaku konsumen yang membeli berulang-ulang. Kategori loyalitas merek diungkapkan oleh Jacoby dn Chesnut 1978 dalam Dharmmesta 1999 sebagai berikut: 1. Loyalitas merek utama yang sesungguhnya, loyalitas pada merek tertentu yang menjadi minatnya. 2. Loyalitas merek ganda yang sesungguhnya, termasuk merek utama. 3. Pembelian ulang merek utama dari non loyal. 4. Pembelian secara kebetulan merek utama oleh pembeli-pembeli loyal dan non loyal merek lain. Konsumen yang loyal merek dapat diidentifikasi berdasarkan pola pembeliannya, seperti runtutan pembelian atau proporsi pembelian. Loyalitas merek harus dikembangkan mencakup semua aspek psikologis secara total agar tidak mudah berubah, yaitu aspek kognitif, afektif, konatif dan tindakan Dharmmesta, 1999. Harga bukan satu-satunya biaya yang dihadapi oleh pelanggan. Biaya lain yang termasuk dalam biaya pelanggan adalah waktu belanja, biaya mencoba dan biaya emosi. Namun demikian harga adalah biaya Universitas Sumatera Utara yang paling mudah dilihat, sehingga merupakan unsur penting bagi pelanggan dalam mengambil keputusan Kenesei dan Todd, 2003.

I.5.6. Teori S-O-R

Dokumen yang terkait

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Susu UHT Merek Ultramilk Di Wilayah Kelurahan Titi Rantai Medan

3 24 101

Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty Produk-produk Nokia pada Pegawai Universitas Sumatera Utara

1 40 107

Pengaruh Perceived Quality, Brand Association, dan Brand Loyalty Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Merek Pepsodent Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

1 38 124

Analisis Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) terhadap Keputusan Pembelian Produk Telkomsel Flash di Grapari Selecta Medan

6 102 217

Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Tas Sophie Martin Terhadap Kesediaan Membayar Harga Premium (Studi Kasus Pada BC Rosida Medan).

3 49 104

Pengaruh Trust in a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Air Minum Aqua di Daerah Medan Baru.

1 28 83

Analisis Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Merek (Brand Extention) Pada Vaseline Hand & Body Lotion (Studi Kasus Mahasiswi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sumatera Utara)

2 79 103

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Produk Air Minum Aqua Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi UMSU Medan

0 46 79

Pengaruh Penempatan Posisi (Positioning) Terhadap Citra Merek (Brand Image) Pada Clear Men Shampoo (Studi Kasus : Mahasiswa S-1 Reguler Fakultas Ekonomi USU Medan)

2 65 105

PENGARUH EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMBELI PRODUK Pengaruh Ekuitas Merek (Brand Equity) Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Handphone Blackberry (Studi Kasus Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta)

0 1 14