Subyek 1 Analisis Data Hasil Penelitian

Hasil akhir dari diskusi ini adalah kesimpulan yang terdiri dari tujuh poin penting yang disepakati oleh pimpinan diskusi dan 5 peserta diskusi. Lebih lengkapnya hasil diskusi dapat dilihat pada lampiran. Pada hasil diskusi untuk poin 1 dimana menyebutkan bahwa sumber data sudah cukup mampu menggali data yang diperlukan, tetapi pada beberapa poin soal, penggalian data kurang mendalam. Solusi yang diberikan, diharapkan peneliti untuk lebih mendalam dalam menggali data dari sumber data yang diperoleh. Dari poin tersebut menunjukkan bahwa peneliti sudah cukup dalam penggalian sumber data. Kemudian untuk poin 3 yang menyebutkan bahwa analisis yang dilakukan sudah sesuai dengan metodologi penelitian yang telah disusun dan direncanakan. Tetapi rumusan masalah dan tujuan penelitian yang disusun kurang tepat dengan bentuk analisis yang dilakukan. Dari poin tersebut jelas bahwa arah analisis peneliti sudah sesuai dengan metodologi penelitian yang telah disusun dan direncanakan. Dari dua poin hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh adalah valid.

L. Analisis Data Hasil Penelitian

Selanjutnya data akan dianalisis untuk masing-masing subyek yang difokuskan pada konsepsi subyek tentang ruang sampel, peluang suatu kejadian, dan dua kejadian majemuk. Dalam analisis data tidak terlepas dari derajat pemahaman konsep yang disampaikan oleh Edmund A. Marek dalam Michael R. Abraham, 1992: 112. Derajat pemahaman konsep digunakan untuk mengklasifikasi tingkat pemahaman siswa tentang konsep peluang. Berikut ini akan disajikan analisis data dari keenam subyek.

1. Subyek 1

a. Konsepsi tentang Ruang Sampel Konsepsi tentang ruang sampel ini dapat dilihat dari data soal nomor 1a dan 2a. Pada soal 1a diperoleh data bahwa subyek 1 memahami tentang ruang sampel pelemparan sebuah dadu. Sedangkan pada soal 2a diperoleh data bahwa subyek 1 tidak dapat menyebutkan ruang sampel dari pelemparan dua buah dadu dan terjadi miskonsepsi pada subyek 1 mengenai titik sampel. Hal ini disebabkan karena subyek 1 tidak dapat melakukan pencacahan anggota ruang sampel serta mengalami penyederhanaan makna tenang titik sampel. Dari data subyek 1 di atas terlihat bahwa jawaban menunjukkan ada konsep yang dikuasai tetapi ada pernyataan yang menunjukkan miskonsepsi. Berdasarkan derajat pemahaman konsep, konsepsi subyek 1 ini berada dalam tingkatan keempat yaitu memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi. b. Konsepsi tentang Peluang suatu Kejadian 1 Konsepsi tentang peluang suatu kejadian Konsepsi tentang peluang suatu kejadian ini dapat dilihat pada data soal nomor 3a, 3c, 4a, dan 4c. Pada soal 3a diperoleh data bahwa terjadi miskonsepsi pada subyek 1 mengenai peluang suatu kejadian. Hal ini dikarenakan subyek 1 sebenarnya tidak tahu mengenai peluang suatu kejadian dan menjawab sesuai dengan intuisinya saja tetapi intuisi subyek 1 tersebut salah. Sedangkan untuk soal 3c diperoleh data bahwa memahami bahwa subyek 1 dapat menunjukkan bahwa kejadian gangsing berhenti di sisi bernomor 4 pada gangsing bersisi empat memiliki peluang yang lebih besar daripada gangsing bersisi enam. Selanjutnya untuk soal 4a data yang diperoleh adalah bahwa terjadi miskonsepsi pada subyek 1 mengenai peluang suatu kejadian dalam pemutaran dua buah gangsing, hal ini dikarenakan subyek 1 sebenarnya tidak tahu dan menjawab sepengetahuannya saja. kemudian untuk soal nomor 4c diperoleh data bahwa subyek 1 memahami bahwa peluang berhentinya gangsing pada pasangan sisi 2,2 pada gangsing segi empat lebih besar daripada peluang berhentinya gangsing pada pasangan sisi 2,2 pada gangsing segi enam. Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jawaban subyek 1 menunjukkan ada konsep yang dikuasai tetapi ada pernyataan yang menunjukkan miskonsepsi. Berdasarkan derajat pemahaman konsep, konsepsi subyek 1 ini berada dalam tingkatan keempat yaitu memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi. 2 Konsepsi tentang batas-batas nilai peluang Konsepsi tentang batas-batas nilai peluang ini dapat dilihat pada data soal nomor 1b, 1c, 1d, 2b, 2c, dan 2d. Pada soal 1b, 1c, 2b, 2c, dan 2d menunjukkan bahwa subyek 1 memahami mengenai kejadian yang mustahil, mungkin dan pasti terjadi. Tetapi pada soal 1c dan 1d terjadi miskonsepsi pada subyek 1. Pada soal 1c terlihat bahwa subyek 1 salah memberikan batas- batas nilai peluang. Hal ini dikarenakan intuisi subyek 1 salah. Sedangkan untuk soal 1d terjadi miskonsepsi pada subyek 1 tentang kejadian yang mungkin terjadi. Hal tersebut disebabkan karena subyek 1 salah memaknai kejadian yang pasti terjadi, dimana konsep subyek 1 tentang kejadian pasti adalah kejadian yang memiliki jumlah titik sampel lebih banyak daripada kejadian komplemennya. Dari data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa jawaban subyek 1 menunjukkan ada konsep yang dikuasai tetapi ada pernyataan yang menunjukkan miskonsepsi. Berdasarkan derajat pemahaman konsep, konsepsi subyek 1 ini berada dalam tingkatan keempat yaitu memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi. c. Konsepsi tentang Dua Kejadian Majemuk 1 Konsepsi tentang dua kejadian majemuk A dan B Konsepsi tentang dua kejadian majemuk A dan B ini dapat dilihat pada data soal nomor 3b. Pada soal nomor soal 3b ini diperoleh data bahwa terjadi miskonsepsi pada subyek 1 mengenai dua kejadian yang saling bebas atau tidak saling bebas. Hal ini disebabkan karena,  subyek 1 salah dalam memaknai konsep dua kejadian yang saling bebas  pemahaman subyek 1 akan konsep bercampur dan tidak bisa membedakan konsep satu dengan yang lain.  cara belajar subyek 1 memahami konsep masih salah. Dari data subyek 1 di atas terlihat bahwa subyek 1 menjawab tetapi penjelasan tidak benar atau tidak jelas. Berdasarkan derajat pemahaman konsep, konsepsi subyek 1 ini berada dalam tingkatan ketiga yaitu terjadi miskonsepsi. 2 Konsepsi tentang dua kejadian majemuk A atau B Konsepsi tentang dua kejadian majemuk A atau B ini dapat dilihat pada data soal nomor 4b. Pada soal nomor 4b ini diperoleh data bahwa subyek 1 memahami tentang kejadian saling lepas dan tidak saling lepas. Hal ini dikuatkan dengan adanya data bahwa subyek 1 juga memahami tentang himpunan yang saling lepas dan tidak saling lepas. Dari data subyek 1 di atas terlihat bahwa jawaban menunjukkan bahwa konsep yang dikuasai benar. Berdasarkan derajat pemahaman konsep, konsepsi subyek 1 ini berada dalam tingkatan keenam yaitu memahami konsep.

2. Subyek 2

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP “PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA” DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 BLORONG, JUMANTONO, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20

0 3 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD N 01 MIREN

0 0 15

PENDAHULUAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD N 01 MIRENG TRUCUK KLATEN.

0 0 6

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING.

0 0 5