D. Penentuan Subyek Penelitian
Ukuran sampel pada penelitian kualitatif bukan yang utama, yang diutamakan adalah kekayaan informasi. Artinya, walau jumlah sampel sedikit
tetapi jika kaya akan informasi maka sampelnya lebih bermanfaat. Sampel dipilih dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai
sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. Pemilihan sampel dengan
cara ini disebut dengan sampel bertujuan purposive sample. Teknik pemilihan sampel dapat disebut sebagai teknik sampling. Sampling
yang dimaksud dalam penelitian kualitatif ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber. Dengan demikian tujuannya
bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam generalisasi. Tujuannya adalah untuk merinci
kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik. Maksud kedua dari sampling adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan
teori yang muncul. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan purposive sample Lexy J. Moleong 2004: 224.
Noeng Muhajir 2000: 167 mengungkapkan pada pemilihan subjek penelitian secara purposive sample, seleksi sampel menuju kejenuhan informasi
artinya apabila dengan sampel yang telah diambil, ada informasi yang diperlukan, dikejar lagi sampel yang diperkirakan memuat informasi yang masih diperlukan,
sebaliknya jika dengan menambah sampel hanya diperoleh informasi yang sama berarti sampel telah cukup, karena informasinya sudah jenuh.
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari informasi tentang derajat konsepsi siswa kelas XI IPA 1 semester 1 SMA tentang peluang
maka tidak layak jika pemilihan subyek penelitian dilakukan secara random sehingga peneliti melakukan pemilihan sampel dilakukan dengan purposive
sample. Peneliti melakukan studi kasus di SMA Batik 2 Surakarta. Tidak semua
siswa di SMA Batik 2 Surakarta menjadi subyek penelitian. Dipilih kelas XI karena pada tingkat ini siswa akan mempelajari kembali materi peluang sebagai
lanjutan atau pendalaman dari materi peluang yang dipelajari ketika duduk di bangku SMP.
Dalam penelitian ini dipilih siswa kelas XI IPA 1 karena kelas ini adalah kelas program ICT, kelas ini berawal dari kelas X 1 ICT yang tidak mengalami
perombakan siswa ketika naik kelas XI. Penelitian dilakukan pada awal semester, sehingga nilai matematika yang ada hanya dari ulangan harian materi tententu
saja. Untuk kelas XI IPA 1, ada nilai matemaika ketika siswa masih duduk di kelas X 1 ICT. Hal ini berhubungan dengan data nilai matematika yang akan
digunakan sebagai dasar dalam menentukan kemampuan awal siswa dan nilai yang dipakai adalah nilai matematika terakhir yaitu nilai matematika siswa
semester 2 kelas X 1 ICT. Setelah pengambilan data dengan tes esai, dilakukan wawancara terhadap
6 siswa. Pemilihan 6 siswa ini berdasarkan kemampuan awal siswa yang mengacu pada nilai matematika yang diperoleh dari dokumentasi nilai matematika siswa.
Kemampuan awal dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu baik, sedang, dan rendah. Enam siswa ini mewakili tiap kelompok antara lain siswa dengan
kemampuan awal tinggi 2 siswa, siswa dengan kemampuan awal sedang 2 siswa, dan siswa dengan kemampuan awal rendah 2 siswa. Pemilihan 2 siswa dalam tiap
kelompok berdasarkan pada informasi dari guru mata pelajaran matematika untuk kelas XI IPA 1 SMA Batik 2 Surakarta. Dari guru mata pelajaran matematika
diperoleh informasi bahwa 2 siswa dalam tiap kelompok mampu memberikan informasi dari masalah yang akan diangkat oleh peneliti serta mudah diajak
berkomunikasi dengan baik sehingga mempermudah penggalian informasi pada saat wawancara. Jadi keenam siswa kelas XI IPA 1 semester 1 tersebut adalah
subyek penelitian ini.
E. Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen