Walaupun termasuk wawancara tidak terstruktur, dalam wawancara ini disusun sebuah pedoman wawancara yang berisi tentang garis besar
permasalahan, tujuan, serta fokus wawancara yang diuraikan dalam materi wawancara. Pedoman wawancara yang disusun sesuai dengan kisi-kisi materi.
Pedoman wawancara dapat digunakan sebagai kendali agar proses wawancara tidak keluar dari materi wawancara dan tetap berjalan menuju tujuan wawancara
sehingga informasi yang mendalam dan bermakna dapat tercapai. Pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, disesuaikan dengan keadaan dan
ciri yang unik dari subyek. Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam pecakapan sehari-hari. Wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat
terbuka dengan berbagai kondisi subyek dan lingkungan serta mengarah pada kedalaman informasi. Peneliti memberlakukan diri sebagai partner subyek dan
subyek dianggap sebagai informan.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
legger, agenda, dan sebagainya Suharsimi Arikunto, 1996: 234. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh daftar nilai matematika siswa kelas X 1 ICT semester 2 SMA Batik 2 Surakarta tahun ajaran 20082009, dimana siswa kelas ini menjadi siswa kelas XI
IPA 1 pada tahun ajaran 20092010.
2. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam suatu penelitian Hadari dan Mimi, 1996: 184. Instrumen penelitian perlu disusun dan
dikembangkan sehingga dapat menggali informasi dari subyek penelitian secara optimal.
Dalam penelitian ini, pengembangan instrumen meliputi beberapa tahap, yaitu:
a. Spesifikasi tes
Tes yang digunakan adalah tes esai, tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsepsi siswa tentang materi peluang.
b. Pembuatan kisi-kisi tes
Pembuatan kisi-kisi tes didasarkan pada konsepsi siswa tentang materi peluang. Konsepsi materi peluang difokuskan pada konsepsi siswa tentang ruang
sampel, konsepsi siswa tentang peluang suatu kejadian, dan konsepsi siswa tentang peluang dua kejadian majemuk.
c. Penyusunan butir tes
Tes atau instrumen pada penelitian ini terdiri dari 4 soal yang dibagi menjadi 3 kriteria konsepsi, yaitu konsepsi siswa tentang ruang sampel, konsepsi
siswa tentang peluang suatu kejadian, dan konsepsi siswa tentang peluang dua kejadian majemuk. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
d. Penelaahan butir tes
Penelaahan yang dilakukan adalah validitas butir tes. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sehingga dalam penelitian ini akan diuji validitas dari tes konsepsi, apakah tes konsepsi ini telah
cukup mampu mengungkap data mengenai konsepsi siswa tentang peluang. Validitas data ini dilaksanakan pada tahap penelaahan atau pengkajian butir-butir
tes. Dalam penelitian ini validitas instrumen yang digunakan adalah validitas
isi. Menurut Burhan Nurgiyantoro 1988: 96, kesahihan isi menunjuk pada pengertian apakah alat tes itu mempunyai kesejajaran sesuai dengan tujuan dan
deskripsi bahan pelajaran yang diajarkan. Jika butir-butir secara jelas dimaksudkan mengukur tujuan tertentu dan bersifat mewakili bahan yang
diajarkan, maka tes tersebut dikatakan mewakili kesahihan isi. Uji validitas dilakukan dengan penelaahan atas pengkajian butir-butir tes
oleh validator yang telah dientukan tanpa pengujian statistik Nana Sudjana, 1991: 144. Validator tersebut terdiri dari orang yang ahli dalam mata pelajaran peluang
dan juga ahli dalam pendidikan agar dapat menilai susunan dari instrumen itu sendiri dan bersedia untuk mengevaluasi isi instrumen. Maka dari itu, orang yang
berkompeten dengan masalah dalam penelitian ini adalah dosen program studi matematika, guru matematika SMA dimana penelitian dilaksanakan, dan dosen
pengampu mata kulian pendidikan pada umumnya terutama pada pengembangan instrumen. Penelaahan tes meliputi:
1 Penulisan tata bahasa
2 Bahasa dan susunan kalimat mudah dipahami
3 Kesesuaian dengan pokok bahasan sub pokok bahasan
4 Kesesuaian dengan kisi-kisi soal
5 Kunci jawaban dari soal sudah benar
6 Butir soal mampu menunjukkan atau mendiagnosis konsepsi siswa
Validitas butir tes dapat dilihat pada lampiran.
F. Validitas Data
Validitas data tidak hanya bergantung pada ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan data saja, tetapi diperlukan teknik kesahihan data
sehingga validitas ini dapat menjamin kemantapan simpulan dan tafsiran makna sebagai hasil penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, validitas data dapat diperoleh melalui perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan
sejawat, kecukupan referensi, kajian kasus negatif, dan pengecekan anggota. Pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah pengecekan teman
sejawat melalui diskusi. Menurut Lexy J. Moleong 2004: 332 teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang
diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik
pemeriksaan keabsahan data. Pertama, untuk membuat peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi tersebut
kemelencengan peneliti disingkap dan pengertian mendalam ditelaah yang nantinya menjadi dasar bagi klasifikasi penafsiran. Peneliti sebagai pemimpin
diskusi hendaknya sepenuhnya menyadari posisi, keadaan, dan proses yang ditempuhnya sehingga dapat memperoleh hasil yang diharapkan.
Kedua, diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari