Periode sensorimotor usia 0 – 2 tahun Tahapan praoperasional usia 2 – 7 tahun

e. Profil Konsepsi Siswa tentang Peluang

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2007: 897 profil diartikan sebagai grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan konsepai adalah pemahaman atau tafsiran seseorang dari suatu konsep ilmu yang telah ada dalam pikiran. Jadi profil konsepsi siswa tentang peluang dapat diartikan sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang pemahaman atau tafsiran siswa mengenai konsep peluang yang telah ada dalam pikiran.

2. Perkembangan Kognitif Siswa

Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia.

a. Periode sensorimotor usia 0 – 2 tahun

Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan: 1 Sub-tahapan skema refleks muncul saat lahir - usia 6 minggu, berhubungan terutama dengan refleks. 2 Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer usia 6 minggu - 4 bulan, berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan. 3 Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder usia 4 – 9 bulan, berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan. 4 Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder usia 9 - 12 bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda permanensi objek. 5 Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier usia 12 -18 bulan, berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan. 6 Sub-tahapan awal representasi simbolik mulai 18 bulan, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

b. Tahapan praoperasional usia 2 – 7 tahun

Pemikiran Pra Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata- kata serta mengembangkan keterampilan berbahasanya. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

c. Tahapan operasional konkrit usia 7 – 11 tahun

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP “PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA” DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 BLORONG, JUMANTONO, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20

0 3 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD N 01 MIREN

0 0 15

PENDAHULUAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD N 01 MIRENG TRUCUK KLATEN.

0 0 6

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING.

0 0 5