Konsepsi Penyebab Miskonsepsi Tinjauan Konsepsi

3 4 Miskonsepsi Memahami sebagian dan terjadi miskonsepsi Menjawab tetapi penjelasan tidak benar atau tidak jelas Jawaban menunjukkan ada konsep yang dikuasai tetapi ada pernyataan yang menunjukkan miskonsepsi Miskonsepsi 5 6 Memahami sebagian dan tidak terjadi miskonsepsi Memahami konsep Jawaban menunjukkan hanya sebagian konsep yang dipahami tanpa miskonsepsi Jawaban menunjukkan bahwa konsep yang dikuasai benar Memahami Ada beberapa hal indikator yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Budiharjo 2006: 9 menyebutkan ada 7 indikator yang menunjukkan pemahaman konsep, antara lain: 1. Menyatakan ulang sebuah konsep. 2. Mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. 3. Memberi contoh dan noncontoh dari konsep. 4. Menyajikan konsep ke dalam berbagai bentuk representatif matematis. 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. 6. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. 7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

c. Konsepsi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1996: 520 konsepsi diartikan sebagai pemahaman, pengertian atau rancangan yang telah ada dalam pikiran. Selain itu konsepsi dapat diartikan sebagai ide atau pengertian seseorang mengenai sesuatu bendabarang. Dalam memahami konsep-konsep matematika tidak semua siswa mempunyai tafsiran dan pemahaman yang sama. Menurut Euwe Van Den Berg 1991: 10 konsepsi adalah tafsiran perorangan dari suatu konsep ilmu. Sedangkan miskonsepsi adalah konsepsi seseorang yang bertentangan atau berbeda dengan konsep yang benar. Jadi beberapa pengertian di atas konsepsi dapat disimpulkan sebagai pemahaman atau tafsiran seseorang dari suatu konsep ilmu yang telah ada dalam pikiran. Sehingga konsepsi siswa tentang peluang adalah pemahaman atau tafsiran siswa tentang konsep peluang yang telah ada dalam pikiran.

d. Penyebab Miskonsepsi

Penyebab berasal dari kata sebab, yang berarti hal yang menyebabkan sesuatu Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996: 790. Jadi penyebab ketidakpahaman dan miskonsepsi dapat disimpulkan sebagai hal yang menjadi penyebab ketidakpahaman dan terjadinya miskonsepsi pada siswa. Ada beberapa hal yang menjadi menyebab miskonsepsi. Ibnu Suhadi 1989 juga menyebutkan beberapa penyebab terjadinya miskonsepsi antara lain: 1 Sulitnya untuk ditinggalkan pemahaman siswa yang telah ada sebelumnya atau prakonsepsi terutama yang salah yang mungkin diperoleh dari proses belajar terdahulu. 2 Kurang tepatnya aplikasi konsep-konsep yang telah dipelajari. 3 Penggunaan alat peraga yang tidak mewakili secara tepat konsep-konsep yang digambarkan. 4 Ketidakstabilan guru dalam menampilkan aspek-aspek esensial dari konsep- konsep yang bersangkutan. 5 Ketidakajegan guru dalam pemakaian istilah. 6 Ketidakstabilan dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain pada saat atau situasi yang tepat. Paul Suparno dalam Muhibbin Syah, 2005: 98 mengidentifikasi ada beberapa sebab utama miskonsepsi dan masing-masing ditimbulkan oleh sebab khusus yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi Sebab Utama Sebab Khusus Siswa Prakonsepsi Pemikiran asosiatif proses asimilasi, akomodasi, dan akulturasi Pemikiran humanistik berbagai jalan pikiran yang berbeda Alasan yang tidak lengkap Kemampuan siswa, minat belajar siswa Guru Pengajar Tidak menguasai bahan Tidak membiarkan siswa mengungkapkan gagasan ide Relasi guru dan siswa tidak baik Hanya berisi ceramah dan menulis Langsung kedalam bentuk matematika Tidak mengungkapkan miskonsepsi Tidak mengoreksi PR yang salah Model analogi yang dipakai kurang tepat, model demonstrasi sempit Buku Teks Penjelasan keliru Salah tulis terutama dalam rumus Tingkat penulisan buku terlalu tinggi bagi siswa Tidak tahu membaca buku teks Konteks Pengalaman siswa Bahasa sehari-hari berbeda Teman diskusi yang salah Keyakinan dan agama Penjelasan orang tua atau orang lain yang keliru Konteks hidup siswa tv, radio, film yang keliru Perasaan senang atau tidak senang, bebas atau tertekan

e. Profil Konsepsi Siswa tentang Peluang

Dokumen yang terkait

Pengaruh metode role playing (bermain peran) terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V di SDN Cempaka I Putih Tahun ajaran 2014-2015

0 21 122

Peningkatan Hasil Belajar IPS Siswa Pada Pokok Bahasan Menerima Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode Role Playing di SD NU Wanasari Kabupaten Indramayu

0 10 173

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Role Playing Pada Pembelajaran IPS Kelas V MI Al-Falah Jakarta Timur

0 7 119

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP “PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA” DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 BLORONG, JUMANTONO, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 20

0 3 79

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) SISWA KELAS V SDN BANYURIP 1 KECAMATAN SAMB

0 0 14

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD N 01 MIREN

0 0 15

PENDAHULUAN PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI PERAN TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS V SD N 01 MIRENG TRUCUK KLATEN.

0 0 6

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE Peningkatan Pemahaman Materi Drama Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Bermain Peran (Role Playing) pada Siswa Kelas IV Sd Negeri 2 Lemahjaya

0 0 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CITRASARI.

0 2 39

PENINGKATAN PEMAHAMAN PERAN PARA TOKOH-TOKOH PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI TEKNIK KANCING GEMERINCING.

0 0 5