Sejarah Singkat GATT dan WTO

BAB III PERKEMBANGAN SISTEM DAN MEKANISME PENYELESAIAN

SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL DALAM PERSPEKTIF GATT DAN WTO

A. Perkembangan GATT dan WTO Sebagai Sistem Perdagangan Internasional

1. Sejarah Singkat GATT dan WTO

Hubungan perdagangan antarnegara yang dikenal dengan perdagangan internasional mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu. Dinamika perdagangan internasional diikuti dengan berbagai permasalahan yang kompleks sebagai konsekuensi dari suatu hubungan perdagangan yang wajar terjadi dalam dunia bisnis. Ciri khas perdagangan internasional adalah adanya hubungan dagang yang dilakukan antarlintas batas negara-negara yang dilakukan oleh para pelaku usaha dengan mengikuti suatu sistem tertentu dan spesifik. Jika berbicara tentang perdagangan internasional, hal itu tidak akan lepas dari eksistensi suatu sistem. Dalam perdagangan internasional, eksistensi suatu sistem merupakan patron yang membentuk dan mengarahkan kegiatan-kegiatan perdagangan ke dalam tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan. 102 Dalam upaya membangun hubungan perdagangan lintas negara yang tertib, perlu dibuat ketentuan-ketentuan yang berupa aturan-aturan hukum yang bersifat mengatur yang diterima sebagai suatu kesepakatan bersama yang 102 Christhophorus Barutu, Ketentuan Antidumping, Subsidi, dan Tindakan Pengamanan Safeguard Dalam GATT dan WTO, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2007, hal 1 67 Universitas Sumatera Utara bertujuan menjamin agar terciptanya suatu perdagangan yang fair. Aturan hukum yang dimaksud berfungsi sebagai acuan guidance yang berlaku secara umum yang harus ditaati dan diawasi dan diberlakukan secara tegas untuk megeliminasi atau mengurangi penyimpangan-penyimpangan yang dapat terjadi dalam hubungan perdagangan internasional. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah adanya eksistensi lembagaorganisasi yang memiliki kekuatan hukum yang mampu mengatur segala masalah yang terkait dalam perdagangan internasional. Keinginan lahirnya suatu organisasi perdagangan yang bersifat multilateral telah lama timbul untuk mengatur masalah-masalah yang berkaitan dengan perdagangan global yang melibatkan kepentingan negara-negara di dunia yang memiliki komitmen bersama mewujudkan perdagangan internasional yang fair dan adil. 103 Untuk mewujudkan integrasi sistem perdagangan dunia, beberapa negara besar mencoba untuk membentuk organisasi perdagangan dunia yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi suatu sistem perdagangan dunia yang ideal, yang dimulai dari upaya pembentukan International Trade Organization ITO, General Agreement on Tariffs and Trade GATT 1947, sampai terbentuknya World Trade Organization WTO. Upaya pembentukan organisasi perdagangan dunia ini mencerminkan adanya keinginan yang kuat untuk mewujudkan suatu sistem perdagangan yang fair. 104 The Havana Charter atau yang disebut Piagam Havana melahirkan International Trade Law ITO. Piagam tersebut dinegosiasikan pada saat 103 Ibid, hal 2 104 Ibid, hal 2 Universitas Sumatera Utara konferensi PBB mengenai perdagangan dan pekerjaan yang diselenggarakan di Havana tanggal 21 November 1947 sampai dari 24 Maret 1948. Di dalam piagam tersebut, ketentuan yang tercakup berhubungan dengan pekerjaan dan kegiatan ekonomi, pembangunan ekonomi dan rekonstruksi, kebijakan perdagangan, praktik perdagangan terbatas, perjanjian komoditas antarpemerintah, serta pembentukan ITO. ITO dijadikan sebagai pilar ketiga dalam struktur kelembagaan suatu badan-badan khusus yang dirancang untuk mempromosikan rekonstruksi ekonomi pada pasca perang. Di samping The International Monetary Fund IMF dan juga The International Bank for Reconstruction and Development, peran dari ITO adalah untuk membawa pembentukan kembali dan juga perluasan dari perdagangan dunia. Meskipun demikian, Piagam Havana tidak diberlakukan, maka ITO gagal diwujudkan. 105 ITO itu sendiri tidak dapat terwujud karena Kongres Amerika Serikat tidak dapat menyetujui teks Piagam ITO ketika Presiden Amerika Serikat menyerahkan teks kepada kongres untuk memperoleh persetujuan. Setelah berkali-kali diusahakan oleh pihak eksekutif Amerika Serikat, pada tahun 1951, pertanda semakin menunjukkan secara jelas bahwa kongres tidak akan menyetujuinya. Dengan demikian, Presiden Amerika Serikat Harry Truman menarik kembali usulan ratifikasi Piagam Havana Havana Charter. 106 Kegagalan dari Piagam Havana untuk diberlakukan meninggalkan kekosongan dalam hal penyelenggaraan hubungan ekonomi pada periode pasca perang. 107 105 Oliver Long, Law and Its Limitations in The GATT Multilateral Trade System, Dordrecht: Martinus Nijhoff Publishers, 1985, hal 1 106 Christhophorus Barutu, Opcit, hal 5 107 Oliver Long, Loc cit, hal 1 Universitas Sumatera Utara Akibat kegagalan didirikannya ITO, terdapat juga suatu kekosongan kelembagaan pada tingkat internasional di bidang perdagangan. Untuk mengisi kekosongan kelembagaan perdagangan pada tingkat Internasional, lahirlah The Agreement on Tariffs and Trade GATT. GATT atau Persetujuan Umum Mengenai Tarif dan Perdagangan adalah suatu perjanjian internasional di bidang perdagangan internasional yang mengikat lebih dari 120 negara. Keseluruhan negara ini memainkan peranan sekitar 90 dari produk dunia. GATT yang berlaku sejak 1948 bukanlah suatu organisasi dan hanya merupakan persetujuan multilateral atau treaty yang berisi ketentuan dan disiplin dalam mengatur perilaku-perilaku negara dalam kegiatan perdagangan internasional. 108 Masalah-masalah perdagangan dalam GATT diselesaikan melalui serangkaian perundingan multilateral yang juga dikenal dengan nama Putaran Perdagangan Trade Round untuk mempercepat terwujudnya liberalisasi perdagangan internasional. Dalam GATT, ada beberapa kali diadakan Putaran Perdagangan sebelum WTO terbentuk. Adapun putaran-putaran dalam perdagangan, yaitu Putaran Jenewa tahun 1947 23 negara peserta, Putaran Annecy tahun 1949 13 negara peserta, Putaran Torquay tahun 1950-1951 33 negara peserta, Putaran Jenewa tahun 1956 26 negara peserta, Putaran Dillon tahun 1960-1961 26 negara peserta, Putaran Kennedy tahun 1964-1967 62 negara peserta, Putaran Tokyo tahun 1973-1979 102 negara peserta, Putaran 108 Christhophorus Barutu, Op cit, hal 6-7 Universitas Sumatera Utara Uruguay tahun 1986-1994 123 negara peserta, dan Putaran Doha tahun 2001- 2006 142 negara peserta. 109 Pada tanggal 15 April 1994 lebih dari 100 Menteri Perdagangan dunia di Maroko untuk menandatangani Putaran Uruguay sebagai kesepakatan perdagangan multilateral. Pada saat yang sama mereka juga mengesahkan suatu rencana masa depan untuk mengusulkan suatu Organisasi Perdagangan Dunia World Trade Organization yang di dalamnya meliputi suatu kerangka kerja frame work umum untuk melakukan pendekatan terhadap isu-isu perdagangan dan lingkungan. Setelah melalui proses serangkaian perundingan yang panjang dan berbagai konsultasi serta lobi-lobi pendekatan yang dilakukan atas sejumlah draft-draft usulan, akhirnya pada Pertemuan Tingkat Menteri Contracting Parties GATT di Marrakesh, Maroko tanggal 12 sampai 15 April 1994 disahkan Final Act 15 April 1994 tentang Pembentukan dan tanggal berlakunya World Trade Organization WTO dan terbuka bagi ratifikasi oleh negara-negara dan direncanakan mulai berlaku efektif 1 Januari 1995. WTO pada kenyataannya merupakan kelanjutan dan pengembangan dari GATT. 110 WTO pada dasarnya tidak berhubungan dengan dengan perilaku bisnis privatswasta., namun WTO hanya berhubungan dengan tindakan pemerintah, membangun disiplin pada instrumen-instrumen kebijakan perdagangan seperti tarif, kuota, subsidi, atau perdagangan antarnegara. dengan demikian, WTO adalah pengatur dari tindakan regulasi pemerintah yang mempengaruhi perdagangan dan kondisi persaingan yang dihadapi produk impor di pasar 109 Ibid, hal 10 110 Ibid, hal 14 Universitas Sumatera Utara domestik. dalam hal ini hal tersebut tidak berbeda dengan GATT. 111 Namun WTO tidak seperti perwujudan sebelumnya yaitu ITO. ITO tidak termasuk dalam lingkup isu-isu kontroversial seperti standar tenaga kerja, atau praktik perdagangan yang dibatasi. 112

2. Hubungan GATT dan WTO

Dokumen yang terkait

Peran Negara Dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional (Studi Kasus Gugatan Perdagangan Rokok Indonesia Terhadap Australia Melalui World Trade Organization)

4 40 0

Prosedur Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Dalam Kerangka GATT Dan WTO

9 48 135

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 2

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 1 28

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 38

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 2 4

Prosedur Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Dalam Kerangka GATT Dan WTO

0 0 8

AGREEMENT ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION

0 0 11

Implementasi Pasal XX (b) dan (g) General Agreement on Tariffs and Trade dalam Penyelesaian Sengketa di World Trade Organisation

0 0 19