6. Ada panelis yang dalam laporannya mengemukakan pandangannya
secara tidak jelas atau keputusan dalam panel tidak anonym sehingga menimbulkan keputusan yang argumentasinya tidak mantap,
7. Telah terjadi tekanan yang tidak wajar dari suatu negara terhadap para
panelis, 8.
Berbagai negara telah mengambil waktu yang terlalu lama dalam mengubah aturannya untuk disesuaikan dengan GATT walaupun telah
berjanji untuk melakukannya pada waktu sidang penyelesaian sengketa.
Sebagian dari keluhan ini dapat diatasi seperti pemilihan panelis dari luar lembaga pemerintah. Dalam rangka perundingan Uruguay Round telah disepakati
sistem penyelesaian sengketa yang disempurnakan. Dengan perbaikan itu maka sistem penyelesaian sengketa cukup lengkap.
145
3. Upaya Penyempurnaan Sistem Penyelesaian Sengketa GATT
Sistem penyelesaian sengketa GATT secara evolutif terus berkembang. Perkembangan dari sistem tersebut sebelum Uruguay Round juga cukup berarti
walaupun belum
memuaskan. Upaya
pokok dalam
GATT untuk
menyempurnakan sistem penyelesaian sengketa terutama dilakukan melalui hal- hal yang menyangkut perluasan dan pengembangan aturan main yang berikut:
146
1. Decision on Procedures Under Article XXIII¸5 April 1966,
145
H. S. Kartadjoemena, Op cit, hal 152
146
H. S. Kartadjoemena, Substansi Perjanjian GATTWTO dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sistem, Kelembagaan, Prosedur, Implementasi dan Kepentingan Negara Berkembang,
Op cit, hal 168-169
Universitas Sumatera Utara
2. Understanding Regarding Notification, Consultation, Dispute
Settlement and Surveillance, 28 November 1979, dengan annex yang terlampir dalam ketentuan tersebut yang berjudul Agreed Description
of the Customary Practice of the GATT in the Field of Dispute Settlement
. “Customary practice” yang dimaksud terdapat pada para 7 dari Understanding tersebut,
3. Decision on Dispute Settlement Procedure, 29 November 1982,
4. Decision on Dispute Settlement Procedure, 30 November 1984,
5. Decision on Improvements to the GATT Dispute Settlement Rules and
Procedures, 12 April 1989. Perbaikan yang diterapkan secara bertahap tersebut akhirnya mengarah
kepada sistem penyelesaian sengketa dengan prosedur yang bentuknya lebih eksplisit dengan kodifikasi yang lebih jelas.
147
Apabila ditelusuri lebih lanjut substansi yang menyangkut perbaikan dan penyempurnaan tersebut maka hal-hal yang dapat dicatat adalah perkembangan
yang berikut:
148
1. Sejak tahun 1952, penggunaan panel untuk menyelesaikan sengketa
telah semakin menjadi bagian dari proses penyelesaian sengketa dalam GATT. Hal ini berarti telah terjadi “pengukuhan” prosedur yang
sifatnya lebih yuridis dalam sistem penyelesaian sengketa dengan adanya penerapan ketentuan dalam sengketa yang menggunakan third
party adjudication dengan menggunakan panels of independent
147
Ibid, hal 169
148
Ibid, hal 169-170
Universitas Sumatera Utara
experts. Hal ini berbeda dengan instrumen yang digunakan oleh GATT sebelumnya, yakni working parties yang terdiri dari . . . all interested
government representatives, including parties to the dispute, yang berarti bahwa proses tersebut lebih mengandung proses politis,
2. Sejak tahun 1962, dengan hasil dari kasus yang diadukan kepada
GATT oleh pemerintah Uruguay dengan laporan GATT, yakni Uruguay’s Recourse to Article XXIII, maka GATT semakin
mengarahkan perhatiannya kepada masalah violation compliants dan breaches of obligations,
3. Pembatasan, secara bertahap, melalui proses penyelesaian sengketa
dari jenis-jenis keluhan dalam bentuk non-violation complaints yang rumusannya terlalu samar-samar dan umum mengenai kerugian atas
dampak tindakan subsidi produksi yang diterapkan oleh suatu negara, 4.
Pembentukan GATT Legal Office pada tahun 1983, yang berhasil untuk meningkatkan mutu keahlian di bidang hukum yang berhasil
dikembangkan melalui tugasnya untuk merumuskan laporan finding dari panel sehingga meningkatkan kredibilitas dari mutu laporan panel,
5. Peningkatan kadar yuridis dari GATT’s diplomat’s jurisprudence dan
“de-politisasi” dari prosedur panel antara lain dengan menggunakan temuan dari hasil panel sebelumnya, yang semakin mendekati case law
dan penggunaan precedence walaupun belum sepenuhnya, dengan pengembangan hak untuk meminta dibentuknya panel, penggunaan
metode customary law dalam treaty interpretation, peningkatan
Universitas Sumatera Utara
penggunaan ahli hukum dalam panel, dan semakin mengembangnya penerimaan dan adopsi laporan panel secara otomatis,
6. Peningkatan proses “kodifikasi” dan penyempurnaan yang disepakati
mengenai aturan tentang penyelesaian sengketa, prosedur dan secondary laws dari GATT yang telah disetujui tahun 1958, 1966,
1979, 1989 dan 1994, 7.
Ketentuan yang secara eksplisit dirumuskan dan disepakati sebagai hasil Mid-Term Review dalam Uruguay Round tahun 1989 untuk
menyelesaikan sengketa secara cepat melalui arbitrase yang akan memutuskan menurut perjanjian GATT.
Hal-hal diatas secara progresif telah merupakan tahap penting dalam memperkuat sistem penyelesaian sengketa hingga tahap sebelum Uruguay Round
selesai. Dengan sistem penyelesaian sengketa hasil Uruguay Round maka sistem yang lebih lengkap dan terintegrasi akhirnya dapat diterapkan.
149
C. Perjanjian Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Hasil Perundingan Uruguay Round