tingginya tingkat ketergantungan antar negara-negara, dan kedua, semakin tajamnya persaingan di pasar dunia.
77
Fenomena ekonomi dunia yang ada sekarang ini membuat banyak negara, termasuk Indonesia, dituntut untuk mengikuti kecenderungan arus globalisasi
yang mengarah pada penduniaan dalam arti “peringkasan” atau “perapatan” dunia compression of the world di bidang ekonomi. Seiring dengan itu, globalisasi
ekonomi yang akhir-akhir ini semakin dikembangkan pula oleh prinsip liberalisasi perdagangan trade liberalization atau perdagangan bebas free trade lainnya
telah mempengaruhi hukum setiap negara, terutama pada negara-negara yang terlibat dalam perdagangan bebas tersebut. Boleh dikatakan bahwa arus
globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang terjadi sekarang ini sangat sulit untuk ditolak kehadirannya dan harus diikuti mengingat kepentingan ekonomi
negara masing-masing. Globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas tersebut berkembang melalui perundingan dan perjanjian internasional.
78
2. Pengertian Perdagangan Internasional dan Sengketa Internasional di Bidang Perdagangan
Timbulnya kebebasan dalam melaksanakan perdagangan antarnegara, atau disebut dengan perdagangan internasional termotivasi oleh paham atau teori yang
dikemukakan oleh Adam Smith dalam bu kunya “The Wealth of Nations”.
79
Ahli ekonomi Inggris tersebut adalah perintis ekonomi modern dan juga seorang
77
Bismar Nasution, Op-Cit, hal 1
78
Ibid, hal 28
79
Muhammad Sood, Hukum Perdagangan Internasional, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, hal 4
Universitas Sumatera Utara
pendukung pasar bebas dan perdagangan bebas. Argumentasinya adalah perdagangan bebas memungkinkan setiap negara untuk mengambil keuntungan
dari keuntungan komparatif yang dimilikinya. Keuntungan akan dirasakan oleh setiap negara karena masing-masing memiliki spesialisasi di bidang yang
dianggap paling unggul. Wilayah perdagangan bebas yang lebih luas memungkinkan perusahaan dan individu untuk lebih terspesialisasi dan menjadi
semakin baik lagi.
80
Istilah perdagangan Internasional International Trade atau disebut dengan perdagangan antar bangsa, pertama kali dikenal di Benua Eropa yang
kemudian berkembang di Asia dan Afrika. Menurut Sumantoro, pengertian perdagangan internasional adalah: the exchange of goods and services between
nations dan selanjutnya “as used, it generally refers to the total goods and
services exchanges among all nations ”, intinya mengandung pengertian
pertukaran seluruh barang dan jasa antara semua negarabangsa. Jadi istilah “perdagangan internasional” sebenarnya adalah kegiatan pertukaran barang, jasa,
dan modal antarpenduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Sementara itu, M. Rafiqul Islam mengemukakan bahwa perdagangan internasional adalah
“…a wide ranging, transnational, commercial, exchange of goods and services between individual business persons, trading bodies and states
”. Berdasarkan definisi tersebut, bahwa hubungan finansial terkait erat dengan perdagangan
internasional. Keterkaitan ini tampak karena hubungan-hubungan keuangan ini
80
Joseph E. Stiglitz, Making Globalization Work [Menyiasati Globalisasi Menuju Dunia yang Lebih Adil], diterjemahkan oleh Edrijani Azwaldi, Bandung, PT Mizan Pustaka, 2007, hal
128
Universitas Sumatera Utara
mendampingi transaksi keuangan antara para pedagang dengan pengecualian transaksi barter atau counter-trade.
81
Dari pengertian-pengertian perdagangan internasional di atas, dapat dikatakan bahwa perdagangan internasional tidak berbeda dengan pertukaran
barang antar dua orang di suatu negara, perbedaannya adalah bahwa perdagangan internasional orang yang satu kebetulan berada di negara yang berbeda. Dengan
demikian, perdagangan internasional merupakan perdagangan dari suatu negara ke lain negara di luar perbatasan negara yang meliputi dua kegiatan pokok. Di dalam
melakukan kegiatan perdagangan internasional, para pelaku bisnis mengacu kepada kaidah-kaidah hukum yang bersifat internasional, baik ketentuan hukum
perdata internasional private international law maupun ketentuan hukum public internasional public international law. Kaidah hukum internasional yang
mengatur masalah perdagangan internasional yang disebut dengan “hukum perdagan
gan internasional”, adalah kaidah hukum internasional yang mengatur tentang pertukaran barang, jasa maupun modal antar penduduk dari suatu negara
dengan negara lainnya, atau yang terjadi antar dua atau lebih warga atau penduduk subjek hukum yang berbeda negara.
82
Beberapa sarjana telah memberikan definisi tentang hukum perdagangan internasional sebagaimana dikemukakan oleh Huala Adolf. Salah satunya adalah
Schmitthoff. Schmitthoff
mengemukakan bahwa
hukum perdagangan
internasional sebagai: “…the body of rules governing commercial relationship of private law nature involving different nations
”. Definisi tersebut menunjukkan
81
Muhammad Sood, Op cit, hal 17-19
82
Ibid, hal 18
Universitas Sumatera Utara
dengan jelas bahwa aturan-aturan ini bersifat komersial, dan termasuk dalam bidang hukum privat private law; atau ruang lingkup bidang hukum
perdagangan internasional tidak termasuk aturan dalam hubungan hukum komersial internasional yang merupakan bidang hukum publik public
international trade law. Dengan kata lain Schmitthoff menegaskan bahwa wilayah hukum perdagangan internasional publik yang mengatur hubungan
internasional, misalnya yang mengatur hubungan dagang dalam kerangka GATT, atau mengatur blok-blok perdagangan regional.
83
Hukum perdagangan internasional terdiri dari beberapa perjanjian perdagangan yang bersifat bilateral, regional dan perjanjian-perjanjian
perdagangan yang bersifat multilateral. Perjanjian multilateral yang paling penting dan paling besar dari semua perjanjian perdagangan multilateral adalah perjanjian
Marrakesh mengenai pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia yang dibentuk pada tanggal 15 April 1994. Perjanjian perdagangan yang multilateral ini
merupakan hukum dari perjanjian dalam Organisasi Perdagangan Dunia WTO.
84
Transaksi-transaksi atau hubungan dagang banyak bentuknya, dari berupa hubungan jual beli barang, pengiriman dan penerimaan barang, produksi barang
dan jasa berdasarkan suatu kontrak, dan lain-lain. Semua transaksi tersebut sarat dengan potensi melahirkan sengketa. Umumnya sengketa-sengketa dagang kerap
didahului oleh penyelesaian oleh negosiasi. Jika cara penyelesaian ini gagal atau tidak berhasil, barulah ditempuh cara-cara lainnya seperti penyelesaian melalui
pengadilan atau arbitrase. Penyerahan sengketa, baik kepada pengadilan maupun
83
Ibid, hal 19
84
An An Chandrawulan, Op cit, hal 121
Universitas Sumatera Utara
ke arbitrase, kerap kali didasarkan pada suatu perjanjian di antara para pihak. Langkah yang biasa ditempuh adalah dengan membuat suatu perjanjian atau
memasukkan suatu klausul penyelesaian sengketa ke dalam kontrak atau perjanjian yang mereka buat, baik ke pengadilan atau ke badan arbitrase.
85
Dasar hukum bagi forum atau badan penyelesaian sengketa yang akan menangani sengketa adalah kesepakatan para pihak. Kesepakatan tersebut
diletakkan, baik pada waktu kontrak ditandatangani atau setelah sengketa timbul. Biasanya pula kelalaian para pihak untuk menentukan forum ini akan berakibat
pada kesulitan dalam penyelesaian sengketanya karena dengan adanya kekosongan pilihan forum tersebut akan menjadi alasan yang kuat bagi setiap
forum untuk menyatakan dirinya berwewenang untuk memeriksa suatu sengketa.
86
Di samping forum pengadilan atau badan arbitrase, para pihak dapat pula menyerahkan sengketanya kepada cara alternatif penyelesaian sengketa, yang
lazim dikenal sebagai ADR Alternative Dispute Resolution atau APS Alternatif Penyelesaian Sengketa. Pengaturan alternatif di sini dapat berupa cara alternatif
di samping pengadilan. Bisa juga berarti alternatif penyelesaian sengketa yang para pihak dapat gunakan, termasuk alternatif penyelesaian melalui pengadilan.
Biasanya pula dalam klausul tersebut dimasukkan atau dinyatakan pula hukum yang akan diterapkan oleh badan penyelesaian sengketa.
87
85
Huala Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, Op cit, hal 191-192
86
Ibid, hal 192
87
Ibid, hal 193
Universitas Sumatera Utara
3. Prinsip-Prinsip Penyelesaian Sengketa Internasional di Bidang Perdagangan