arbitrase sekarang ini ditunjang pula oleh adanya suatu aturan berarbitrase yang menjadi acuan bagi banyak negara di dunia, yaitu Model Law on International
Commercial Arbitration on International Trade Law UNCITRAL.
100
4. Retaliasi
Retaliasi atau tindakan pem- balasan di bidang perdagangan antar negara dalam kerangka WTO dilakukan oleh suatu negara sebagai akibat dari tidak
tercapainya suatu kesepakatan dalam proses penyelesaian sengketa. Pengertian yang terdapat dalam Ketentuan WTO, retaliasi dilakukan sebagai upaya terakhir
ketika dalam suatu penyelesaian sengketa, upaya pemenuhan konsesi tidak dapat tercapai dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Dalam praktek di WTO, instrumen retaliasi sungguh jarang dilakukan oleh negara anggota. Hal ini dikarenakan banyak hal yang melatarbelakangi tidak
dilakukannya retaliasi di antara anggota WTO. Salah satu alasan yang mungkin dapat diterima adalah tingginya nuansa politis dalam penerapan retaliasi suatu
negara anggota kepada negara anggota lainnya. Sebelum WTO terbentuk pada tahun 1995, di dalam kerangka GATT telah dikenal pula instrumen retaliasi. Di
dalam kerangka GATT retaliasi berarti adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu negara dimana ekspor dari negara tersebut terkena imbas kenaikan tarif
masuk dan hambatan perdagangan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah negara lain. GATT mengijinkan negara yang merasa dirugikan untuk melakukan tindakan
pembalasan secara terbatas kepada negara lain yang menjadi penyebab kerugian
100
Ibid, hal 209-210
Universitas Sumatera Utara
perdagangan, namun hal ini dilakukan setelah konsultasi dengan negara-negara anggota lainnya, atau negara-negara yang mengalami nasib yang sama akibat
tindakan dari suatu negara tersebut. Dalam teorinya volume perdagangan yang terkena tindakan retaliasi nilainya harus diperkirakan sama dengan nilai proteksi
impor yang diberlakukan oleh negara yang mana retaliasi ingin diterapkan. Menurut Pasal 22 DSU Agreement WTO dikemukakan bahwa ganti kerugian dan
penangguhan konsesi atau kewajiban lainnya merupakan tindakan sementara yang diberikan apabila rekomendasi dan keputusan tidak dilaksanakan dalam jangka
waktu yang wajar. Bila permintaan ganti kerugian ini tidak dapat dilaksanakan oleh pihak yang tergugat maka pihak penggugat dapat melakukan tindakan
retaliasi sebagaimana yang diatur dalam pasal 22 3 DSU Agreement. Dalam melakukan retaliasi, suatu negara dapat melakukan pemberlakuan bea masuk
tambahan berkaitan dengan barang yang menjadi objek sengketa.
101
101
Freddy Josep Pelawi, “Retaliasi Dalam Kerangka Penyelesaian Sengketa WTO”, EDISI-46KPI2007, hal 1
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dua dekade terakhir ini menunjukkan bahwa globalisasi mempunyai pengaruh kepada perubahan negara-negara di dunia. Melalui
globalisasi di bidang ekonomi misalnya, terjadi pertumbuhan yang menjadikan terintegrasinya ekonomi dunia. Dengan perkataan lain, terjadi interdependensi
yang meningkat dalam perekonomian di berbagai belahan dunia.
1
Kegiatan perekonomian suatu negara telah menyebar melewati batas-batas negara cross-
border.
2
Namun, dapat disadari pula bahwa kata globalisasi itu sendiri merupakan kata yang banyak disalahartikan dan saat ini banyak para sarjana dari berbagai
disiplin ilmu mendefinisikan kata globalisasi menurut pandangan dan disiplin ilmu mereka masing-masing. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, globalisasi
adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
3
Dalam hal ini kecenderungan arus globalisasi telah mengarah pada penduniaan dalam arti “peringkasan” atau
“perapatan” dunia compression of the world di berbagai bidang kehidupan.
4
1
Christine greehalgh dan Mark Rogers, Innovation, Intellectual Property, and Economic Growth, Princeton: Princeton University Press, 2010, hal. 243.
2
John Braithwaite dan Peter Drahos, Global Business Regulation, New York: Cambridge University Press, 2000, hal. 24-25.
3
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2001, hal 366
4
Bismar Nasution, Hukum Kegiatan Ekonomi, Bandung: Books Terrace Library, 2007, hal. 28.
1
Universitas Sumatera Utara