3. Situation complaint, dalam hal ini suatu negara dapat mengajukan
complaint tentang suatu “situasi” yang tidak tercakup dalam kategori
violation complaint maupun dalam kategori non-violation complaint. Rumusan dari complaint ini adalah
―. . . the existence of any other situation . . .‖ yang menimbulkan nullification atau impairment dari
keuntungan yang telah diperoleh melalui negosiasi atau menimbulkan keadaan dimana
―. . . the attainment of any objective of the Agreement is being impaired . . .‖.
Dari ketiga jenis pengaduan tersebut, violation complaint merupakan sesuatu yang lebh serius karena adanya pihak yang dituduh telah melanggar
perjanjian yang secara formal telah menjadi komitmen dari pihak tersebut dan yang menimbulkan kerugian terhadap pihak lain.
176
3. Kelembagaan Penyelesaian Sengketa GATT
Pengembangan kelembagaan sistem penyelesaian sengketa GATT berjalan cukup lama sebelum akhirnya menjadi sistem yang semakin berbentuk. Namun
perlu ditekankan kembali bahwa perjalanan yang berliku-liku dalam proses evolusi yang bertahap ini mencerminkan pengalaman dari sistem kelembagaan
GATT pada umumnya. Perjanjian GATT sebagai perjanjian yang interim juga tidak membayangkan perlunya ada sekretariat. Semula GATT tidak memiliki
aparatur penunjang untuk kegiatannya. Setelah terlihat bahwa kegiatan GATT memerlukan aparatur penunjang yang berfungsi secara kontinu dan melaksanakan
176
Ibid, hal 139
Universitas Sumatera Utara
kegiatan harian maka langkah yang diambil untuk mengatasinya adalah mengadopsi sekretariat yang secara skeletal telah dibentuk pada waktu
perundingan Havana dalam rangka membentuk ITO.
177
Sekretariat yang menunjang perundingan ITO adalah sekretariat dari Interim Commission for the International Trade Organization ICITO yang
didirikan oleh PBB dan dibiayai melalui pinjaman dari United Nations Working Capital Fund. Sekretariat ini kemudian dipinjamkan kepada GATT melalui
penempatan beberapa pejabat dalam kegiatan GATT. Embrio dari sekretariat GATT kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam pembicaraan yang dilakukan
pada waktu perundingan Annecy diselenggarakan tahun 1949, pada tahun 1951 negara anggota mulai turut memberi kontribusi untuk pembiayaan sekretariat.
Namun secara formal Sekretariat GATT adalah Sekretariat ICITO. Pada sidang pertama dari Konferensi Havana 1848 untuk mendirikan ITO ada kesepakatan
untuk mendirikan Interim Commission for the International Trade Organization dengan Executive Secretary sebagai pejabat yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan kegiatan dari ICITO tersebut. ICITO tersebut didirikan melalui resolusi. Sejak awal pembentukannya ICITO telah berfungsi sebagai sekretariat
untuk GATT dan juga melaksanakan tugas yang sama dalam rangka kegiatan interim untuk persiapan ITO. Status ICITO ini tetap menjadi dasar hukum
eksistensi Sekretariat GATT hingga diterapkan perjanjian mendirikan WTO pada akhir perundingan Uruguay Round.
178
177
Disarikan dari H. S. Kartadjoemena, Substansi Perjanjian GATTWTO Dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Sistem, Kelembagaan, Prosedur Implementasi, dan
Kepentingan Negara Berkembang, Op cit, hal 29 dan 152
178
Ibid, hal 31
Universitas Sumatera Utara
Pada awal didirikannya GATT, pertemuan yang diselenggarakan secara berkala dalam GATT mencakup pula sidang untuk menyelesaikan sengketa.
Dalam kata lain, pada awalnya, kegiatan yang menyangkut dispute settlement diselenggarakan bersamaan dengan sidang berkala GATT. Kegiatan GATT
sehari-hari dilakukan oleh para wakil negara anggota GATT yang berada di Jenewa dan ditunjang oleh suatu sekretariat yang diwarisi oleh GATT ketika
negara anggota PBB bersidang untuk mendirikan International Trade Organization yang kemudian tidak berhasil karena ditolak oleh Kongres AS.
Kegiatan GATT tersebut semula dilakukan secara berkala dalam pertemuan formal dalam bentuk
―Session‖ dari CONTRACTING PARTIES. Dalam berbagai session ini, berbagai masalah dibahas untuk dipecahkan, dan, apabila
keputusan diperlukan, maka hal itu diambil pada waktu session diadakan. Pada session ini pula dilakukan pemecahan dalam sengketa yang timbul sehingga
masalah penyelesaian sengketa merupakan salah satu kegiatan yang digabung dengan kegiatan lainnya dalam GATT yang memerlukan pengesahan
CONTRACTING PARTIES.
179
Dengan demikian maka semula, instrumen yang digunakan untuk menangani masalah penyelesaian sengketa adalah juga instrumen untuk
menangani masalah GATT lainnya, yakni pembentukan Working Parties yang ditunjuk oleh CONTRACTING PARTIES untuk menangani suatu masalah yang
mendalam. Pada session GATT ke-7 1952 dengan semakin meninkatnya kegatan GATT, maka mekanisme untuk menyelesaikan sengketa mengarah kepada bentuk
179
Ibid, hal 153
Universitas Sumatera Utara
kuasi-ajudikatif dengan mendirikan panel. Anggota panel tidak bertindak sebagai wakil negara tetapi sebagai individu yang mempunyai keahlian, integritas dan
netralitas terhadap pihak yang bersengketa. Dengan dibentuknya sistem panel, maka apabila suatu sengketa tidak dapat diselesaikan melalui konsultasi dan
konsiliasi bilateral, jalan keluar yang tersedia adalah didirikannya suatu panel. Sejak dibentuknya sistem panel, banyak masalah GATT yang telah diselesaikan
melalui panel.
180
4. Prosedur Penyelesaian Sengketa