BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab dimuka dapat disimpulkan sebagi berikut: 1.
Sengketa internasional terjadi karena sikap bermusuhan yang dimulai karena adanya perbedaan pendapat yang mungkin juga berakar pada masalah yang
jauh lebih kompleks dan mempunyai riwayat historis yang panjang. Dalam persfektif studi hukum internasional publik, ditentukan bahwa terdapat dua
macam sengketa internasional tersebut. Pertama, sengketa hukum legal or judicial disputes dan sengketa politik political or nonjusticiable disputes.
Sengketa hukum terdiri kewajiban dalam perdagangan. Adapun upaya penyelesaian sengketa internasional dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni
penyelesaian sengketa internasional secara damai dan penyelesaian sengketa internasional secara paksa.
2.
Perkembangan perdagangan internasional merupakan hubungan
perdagangan lintas negara yang tertib. Di sini telah ada rule of the game yang merupakan ketentuan-ketentuan atau berbagai aturan-aturan hukum
yang bersifat mengatur yang diterima sebagai suatu kesepakatan bersama yang bertujuan menjamin agar terciptanya suatu perdagangan yang fair dan
juga bertujuan untuk megeliminasi atau mengurangi penyimpangan- penyimpangan yang dapat terjadi dan berpotensi untuk melahirkan suatu
sengketa di bidang perdagangan internasional. Berkaitan dengan hal
134
Universitas Sumatera Utara
tersebut, Beberapa negara besar mencoba untuk membentuk organisasi perdagangan dunia yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi suatu
sistem perdagangan dunia yang ideal, yang dimulai dari upaya pembentukan International Trade Organization ITO, General Agreement on Tariffs and
Trade GATT 1947, sampai terbentuknya World Trade Organization WTO yang didirikan setelah perundingan Uruguay Round dilaksanakan.
Walaupun pendirian ITO gagal, namun keberhasilan dari pendirian GATT dan WTO menciptakan ketentuan dari perdagangan yang bersifat lintas
batas negara dan juga iklim perdagangan internasional yang adil. Tidak hanya itu, GATT dan WTO juga berfungsi untuk menyelesaikan sengketa di
bidang perdagangan internasional. Pada akhirnya perdagangan internasional saat ini telah diatur dalam rezim WTO.
3. Perbandingan sistem penyelesaian sengketa perdagangan internasional
dalam rezim GATT dan rezim WTO sangat berbeda setelah perundingan Uruguay Round. Sistem penyelesaian sengketa yang dikembangkan GATT
diperkokoh dengan DSU, yang lahir sejalan dengan lahirnya WTO pasca Uruguay Round tahun 1994. Dalam DSU itu telah adanya penyempurnaan
prosedur dan pengembangan institusional. Perkembangan baru yang disepakati yaitu penetapan kerangka acuan Term of Reference atau TOR
dan komposisi panel yang menangani suatu sengketa tidak lagi tergantung kepada kehendak para pihak yang bersegketa. Dalam hal masalah
penyelesaian sengketa, penyempurnaan sistem penyelesaian sengketa dilakukan dengan memasukkan prinsip-prinsip yang mempercepat jangka
Universitas Sumatera Utara
waktu penyelesaian sengketa, menyederhanakan prosedur tata laksana sehingga tidak menimbulkan kemacetan politis, memperkenalkan
mekanisme baru dalam bentuk lembaga banding atau Appelate Body, dan menentukan bahwa keputusan yang diambil dalam sistem penyelesaian
sengketa akan mengikat negara yang bersangkutan.
B. Saran