bahkan sampai pada hal rumit dari konflik yang keras dan kelihatan sengit antara para pihak yang saling bermusuhan.
91
Dalam Black’s Law Dictionary menyatakan, “consultation is the act of
asking the advice or opinion of someone such as a lawyer ”. Jika diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia berarti “konsultasi adalah suatu tindakan dari seseorang meminta nasihat atau pendapat kepada seseorang seperti yang
dilakukan oleh penasihat hukum ”. Orang yang memberi konsultasi disebut
sebagai konsultan yaitu orang yang karena pendidikan, pengalaman dan keahlian mengenai hal tertentu. Melengkapi definisi yang diberikan
Black’s Law Dictionary, Candra Irawan berpendapat bahwa konsultasi adalah suatu tindakan
yang bersifat personal pribadi dan tertutup antara satu pihak tertentu yang disebut klien dengan pihak-pihak lain yang memiliki keahlian tertentu yang
disebut konsultan untuk mendapatkan nasihat atau pendapatpertimbangan mengenai sesuatu hal masalah agar memperoleh jalan keluar.
92
2. Mediasi
Mediasi adalah suatu cara penyelesaian melalui pihak ketiga. Pihak ketiga tersebut bisa individu pengusaha atau lembaga atau organisasi profesi atau
dagang.
93
Black’s Law Dictionary memberikan definisi “ mediation is a method of nonbinding dispute resolution involving a neutral third party who tries to help the
disputing parties reach a mutually agree able solution ”, jika diterjemahkan berarti
91
Gary Goodpaster, Panduan Negosiasi dan Mediasi, Jakarta: Proyek ELIPS, 1999, hal 1
92
Candra Irawan, Op cit, hal 27
93
Huala Adolf, Op cit, hal 203
Universitas Sumatera Utara
“ mediasi adalah suatu cara penyelesaian sengketa yang menyertakan pihak ketiga yang netral untuk membantu para pihak mendapatkan solusi yang saling
menguntungkan.
94
Usulan-usulan penyelesaian melalui mediasi dibuat agak tidak resmi informal. Usulan ini dibuat berdasarkan informasi-informasi yang diberikan oleh
para pihak, bukan atas penyelidikannya. Jika usulan tersebut tidak diterima, mediator masih dapat tetap melanjutkan fungsi mediasinya dengan membuat
usulan-usulan baru. Oleh karena itu, salah satu fungsi utama mediator adalah mencari berbagai solusi penyelesaian, mengidentifikasi hal-hal yang dapat
disepakati para pihak serta membuat usulan-usulan yang dapat mengakhiri sengketa.
95
Ketika para pihak gagal menyelesaikan sengketanya melalui mediasi, mereka masih dapat menyerahkan ke forum yang mengikat yaitu penyelesaian
melalui hukum, yaitu pengadilan atau arbitrase.
96
3. Arbitrase
Beberapa sarjana memberikan definisi arbitrase sebagai berikut:
97
1. Subekti menyatakan, bahwa arbitrase adalah “penyelesaian atau
pemutusan sengketa oleh seorang hakim atau para hakim berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau menaati
keputusan yang diberikan oleh hakim yang mereka pilih”.
94
Candra Irawan, Op cit, hal 42
95
Huala Adolf, Op cit, hal 203
96
Ibid, hal 204
97
H. Sudiarto dan Zaeni Asyhadie, Op cit, hal 28-29
Universitas Sumatera Utara
2. H. priyatna Abdurrasyid menyatakan abitrase adalah “suatu proses
pemeriksaan suatu sengketa yang dilakukan secara yudisial seperti dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa, dan pemecahannya
akan didasarkan kepada bukti- bukti yang diajukan oleh para pihak”.
3. H.M.N Poerwosutjipto yang menggunakan istilah perwasitan untuk
arbi trase ini menyatakan bahwa “perwasitan adalah suatu peradilan
perdamaian, di mana para pihak bersepakat agar perselisihan mereka tentang hak pribadi yang dapat mereka kuasai sepenuhnya diperiksa
dan diadili oleh hakim yang tidak memihak yang ditunjuk oleh para pihak sendiri dan putusannya mengikat bagi kedua belah pihak”.
Sementara itu, Frank Alkoury dan Eduar Elkoury memberikan definisi arbitrase sebagai suatu proses yang mudah dan simple yang dipilih oleh para
pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya diputus oleh juru sita yang netral sesuai dengan pilihan mereka, di mana putusan mereka didasarkan pada
dalil-dalil dalam perkara tersebut. Para pihak setuju sejak semula untuk menerima putusan tersebut secara final dan mengikat.
98
Adapun alasan utama mengapa badan arbitrase ini semakin banyak dimanfaatkan adalah sebagai berikut:
99
1. Kelebihan penyelesaian sengketa melalui arbitrase yang pertama dan
terpenting adalah penyelesaiannya yang relatif lebih cepat daripada proses berperkara melalui pengadilan. Dalam arbirase tidak dikenal
upaya banding, kasasi atau peninjauan kembali seperti yang dikenal
98
Suleman Batubara dan Orinton Purba, Op cit, hal 9
99
Huala Adolf, Op cit, hal 206-208
Universitas Sumatera Utara
dalam sistem peradilan. Putusan arbitrase sifatnya final dan mengikat. Kecepatan penyelesaian ini sangat dibutuhkan oleh dunia usaha.
2. Keuntungan lainnya dari penyelesaian sengketa melalui arbitrase ini
adalah sifat kerahasiannya, baik kerahasiaan mengenai persidangannya maupun kerahasiaan putusan arbitrasenya.
3. Dalam penyelesaian melalui arbitrase, para pihak memiliki kebebasan
untuk memilih “hakimnya” arbiter yang menurut mereka netral dan ahli atau spesialis mengenai pokok sengketa yang mereka hadapi.
Pemilihan arbiter sepenuhnya berada pada kesepakatan para pihak. 4.
Keuntungan lainnya dari badan arbitrase ini adalah dimungkinkannya para arbiter untuk menerapkan sengketanya berdasarkan kelayakan dan
kepatutan apabila memang para pihak menghendakinya. 5.
Dalam hal arbitrase internasional, putusan arbitrasenya relatif lebih dapat dilaksanakan di negara lain dibandingkan apabila sengketa
tersebut diselesaikan melalui misalnya pengadilan. Hal ini dapat terwujud antara lain karena dalam lingkup arbitrase internasional ada
perjanjian khusus mengenai hal ini, yaitu Konvensi New York 1958 mengenai Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing.
Peran arbitrase difasilitasi oleh adanya lembaga-lembaga arbitrase internasional terkemuka. Badan-badan tersebut misalnya adalah the London Court
of the International Arbitration LCIA, the Court of Arbitration of the International Chamber of Commerce ICC, dan the Arbitration Institute of the
Stockholm Chamber of Commerce SCC. Di samping kelembagaan, pengaturan
Universitas Sumatera Utara
arbitrase sekarang ini ditunjang pula oleh adanya suatu aturan berarbitrase yang menjadi acuan bagi banyak negara di dunia, yaitu Model Law on International
Commercial Arbitration on International Trade Law UNCITRAL.
100
4. Retaliasi