Deklarasi Punta del Este Perjanjian Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Hasil Perundingan Uruguay Round

penyelesaian sengketa yang masih dirasakan sekali pun sejak Tokyo Round telah dilakukan berulang kali perbaikan. Bahkan selama berlangsungnya Putaran Uruguay, sebelum kesepakatan-kesepakatan terbaru mengenai prosedur penyelesaian sengketa dicapai dalam kerangka WTO yang akan dibentuk, para perutusan negara merasa perlu untuk memberlakukan perbaikan-perbaikan tertentu terhadap prosedur penyelesaian sengketa GATT lewat Decision on Improvements to the GATT Dispute Settlement Rules on Procedures of 12 April 1989. Perbaikan-perbaikan prosedur penyelesaian sengketa yang diputuskan tahun 1989 tersebut dipertahankan lagi lewat kesepakatan tahun 1994 oleh CONTRACTING PARTIES dengan Decision of 22 February 1994 on Extension of the April 1989 Decision on Improvements to the GATT Dispute Settlement Rules and Procedures. Dengan keputusan terakhir ini prosedur penyelesaian sengketa yang telah diperbaiki tersebut akan terus dipertahankan sampai dihasilkannya prosedur yang baru yang akan dihasilkan Uruguay Round. 155

2. Deklarasi Punta del Este

Dalam Deklarasi Punta del Este, ketentuan mengenai perundingan di bidang penyelesaian sengketa dalam rangka Uruguay Round berbunyi sebagai berikut: 156 ―In order to ensure prompt and effective resolution of disputes to the benefit of all contracting parties, negotiations shall aim to improve and strengthen the rules and procedures of the dipute settlement process, while recognizing the contribution that would be made by more effective and enforceable GATT rules and discp lines‖ 155 Hata, Op cit, hal 197-198 156 H. S. Kartadjoemena, GATT, WTO dan Hasil Uruguay Round, Op cit, hal 316 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan deklarasi tersebut, tujuan utama perundingan di bidang penyelesaian sengketa adalah untuk memperkuat dan menyempurnakan aturan main dan prosedur dalam penyelesaian sengketa. Berkaitan dengan upaya dimaksud, deklarasi juga menekankan pentingnya sumbangan dari upaya perumusan aturan dan ketentuan GATT yang efektif dan dapat diterapkan terhadap perkembangan sistem penyelesaian sengketa yang bagus. Rumusan tersebut menekankan pentingnya upaya paralel untuk menyempurnakan aturan main dalam GATT. Upaya tersebut penting karena adanya suatu penyempurnaan terhadap mekanisme penyelesaian sengketa tanpa diikuti dengan penyempurnaan terhadap substansi aturan main itu sendiri tidak akan mencukupi. Dengan demikian, keterkaitan antara peyempurnaan mekanisme penyelesaian sengketa di satu pihak dan kegiatan dalam kelompok negosiasi di bidang rules di lain pihak merupakan hal yang penting. 157

3. Perjanjian Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Hasil Perundingan Uruguay Round

Sebagai hasil perundingan Uruguay Round di bidang penyelesaian sengketa atau dispute settlement, telah disepakati suatu sistem penyelesaian sengketa yang telah disempurnakan. Ketentuan dan prosedur penyelesaian sengketa yang disepakati dalam Perjanjian dirumuskan dalam Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement of Disputes DSU atau Understanding. Ketentuan-ketentuan yang tercantum pada perjanjian tersebut 157 Ibid, hal 316 Universitas Sumatera Utara berlaku untuk seluruh sengketa yang timbul dalam kerangka WTO. Kesepakatan tersebut, merupakan suatu penyempurnaan dari sistem penyelesaian sengketa yang telah dikembangkan GATT sejak awal didirikan pada tahun 1947. Dari segi struktur kelembagaan, DSU menambah lapisan dalam hierarki sistem tersebut. Di samping adanya panel yang merupakan lembaga yang menilai dan memutuskan substansi dalam suatu sengketa, telah pula dibentuk lembaga banding atau Appellate Body apabila keputusan dari panel tidak dapat diterima oleh salah satu pihak. 158 Sejak sidang Mid-Term Review di Montreal pada bulan Desember 1988, salah satu perkembangan baru yang disepakati adalah bahwa penetapan, kerangka acuan Term of References atau TOR dan komposisi panel yang menangani suatu sengketa tidak lagi tergantung kepada kehendak para pihak yang bersengketa. Selanjutnya DSU juga memperluas proses penyelesaian yang berlaku secara otomatis prinsip automatically. Dalam DSU tercantum pula ketentuan bahwa hasil temuan panel maupun hasil dari setiap pengujian yang dilakukan oleh lembaga banding bersifat mengikat para pihak yang bersengketa. Lebih lanjut DSU menetapkan sistem yang terintegrasi yang memungkinkan anggota WTO untuk mengajukan tuntutan atas setiap perjanjian perdagangan multilateral yang dicantumkan dalam Annex Persetujuan Pendirian WTO. Dengan demikian maka fragmentasi atau pengkotak-kotakan yang sebelumnya terjadi, karena adanya 158 Ibid, hal 315 Universitas Sumatera Utara sistem penyelesaian sengketa yang berbeda berdasarkan GATT dan Tokyo Round dapat diatasi. 159 Understanding on Rules and Procedures Governing the Settlement of Disputes, yang merupakan bagian dari Final Act, meliputi setiap aspek dari prosedur-prosedur penyelesaian sengketa. Perjanjian mengenai penyelesaian sengketa hasil perundingan Uruguay Round dapat dibagi dalam berbagai aspek yang terdiri dari hal-hal sebagai berikut: 160 1. Prinsip dan ketentuan umum Sistem penyelesaian sengketa yang telah disempurnakan merupakan sistem yang diterapkan dengan berpegang pada beberapa prinsip dan ketentuan umum. 2. Ruang lingkup Prosedur yang berlaku dalam perjanjian mengenai penyelesaian sengketa berlaku untuk semua perjanjian dalam Final Act dengan rincian penerapan yang mengandung variasi tergantung dari karakteristik perjanjian yang disepakati dalam rangka Putaran Uruguay. 3. Struktur kelembagaan Perjanjian hasil perundingan Putaran Uruguay memberikan struktur kelembagaan di bidang penyelesaian sengketa yang lebih jelas lagi. Pada tingkatan tertinggi, General Council bertidak selaku Dispute 159 Ibid, hal 315 160 Ibid, hal 317-318 Universitas Sumatera Utara Settlement Body DSB apabila mereka bersidang sebagai otorita puncak untuk penyelesaian sengketa. 4. Prosedur dalam sengketa Sistem penyelesaian sengketa dalam WTO hasil perundingan Uruguay Round menetapkan prosedur yang dirinci secara eksplisit agar proses penyelesaian sengketa mempunyai aturan pelaksanaan yang secara lengkap ditetukan sehingga diharapkan akan menjadi suatu proses yang lebih adil dan transparan. 5. Ketentuan mengenai negara berkembang Dengan dalil bahwa sistem penyelesaian sengketa dbentuk untuk kepentingan semua pihak dan mengingat diperlukannya partisipasi yang lebih meningkat dari negara berkembang serta keadaan khusus yang dihadapi oleh negara berkembang tersebut, maka perjanjian juga mempunyai ketentuan khusus yang berlaku untuk negara berkembang. Universitas Sumatera Utara

BAB IV SISTEM PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN

INTERNASIONAL ANTARA GATT DAN WTO

A. Hubungan Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Antara GATT dan WTO

Sistem penyelesaian sengketa GATT merupakan salah satu pilar utama dari sistem perdagangan multilateral yang telah berkembang sejak GATT didirikan tahun 1947. Sistem penyelesaian sengketa tersebut merupakan salah satu komponen utama dalam GATT sebagai suatu sistem yang turut menjaga ketertiban dalam kegiatan perdagangan internasional melalui penerapan aturan main yang dirumuskan secara multilateral. 161 Walaupun sistem penyelesaian sengketa GATT sudah dapat berjalan cukup lama sehingga dalam 40 tahun telah menjadi sistem yang cukup bagus untuk dapat menangani berbagai hal, namun beberapa pihak telah mengemukakan kelemahannya dan mengusulkan perbaikan. Dalam evolusinya, sistem penyelesaian sengketa yang dikembangkan oleh GATT semakin dipusatkan pada perbaikan-perbaikan yang secara konkret dilakukan. 162 Pada periode setelah perundingan Uruguay Round, sistem penyelesaian sengketa yang telah dikembangkan GATT telah diperkokoh dengan adanya penyempurnaan prosedur dan pengembangan institusional. Dengan penyempurnaan ini maka sistem penyelesaian sengketa yang disepakati setelah 161 Ibid, hal 314 162 H. S. Kartadjoemena, GATT dan WTO Sistem, Forum dan Lembaga Internasional di Bidang Perdagangan, Op cit, hal 151 103 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Peran Negara Dalam Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional (Studi Kasus Gugatan Perdagangan Rokok Indonesia Terhadap Australia Melalui World Trade Organization)

4 40 0

Prosedur Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Dalam Kerangka GATT Dan WTO

9 48 135

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 9

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 2

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 1 28

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 0 38

Sistem Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional : Perbandingan Sistem Penyelesaian Sengketa Antara General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan World Trade Organization (WTO)

0 2 4

Prosedur Penyelesaian Sengketa Perdagangan Internasional Dalam Kerangka GATT Dan WTO

0 0 8

AGREEMENT ESTABLISHING THE WORLD TRADE ORGANIZATION

0 0 11

Implementasi Pasal XX (b) dan (g) General Agreement on Tariffs and Trade dalam Penyelesaian Sengketa di World Trade Organisation

0 0 19