72 dibanding dengan peralatan yang dibeli dengan biaya yang lebih murah dan
terjangkau.
3.2.4. Ketertarikan Anak-anak pada Permainan Tradisional
Semua anak-anak pasti pernah bermain, keinginan untuk bermain dari anak- anak selalu timbul dalam setiap diri anak-anak, di dalam proses penelitian penulis
melihat apakah yang melatarbelakangi anak secara umum ingin bermain, berikut penjelasan yang dikemukakan oleh Wahyu 11 tahun :
“Bosan dirumah gak ada kerjaan kak, apalagi disekolah stress belajar mangkanya main-main lah kak.”
Wahyu salah satu informan kunci penulis memiliki keinginan bermain karena kejenuhan dirumah dan disekolah, sehingga salah satu cara yang dilakukan oleh
Wahyu untuk mengatasi ini maka ia akan bermain dengan teman-teman sepermainan, bermain salah satu media rekreasi bagi anak-anak untuk menghilangkan kejenuhan
pada rutinitas sehari-hari. Keinginan dan alasan dari Wahyu seperti yang diungkapkan oleh Moritz Lazarus, Lazarus mengemukakan bahwa keinginan bermain
untuk memulihkan energi yang sudah terkuras, sehingga teori Lazarus bisa terlihat dalam penelitian. Berbeda dengan Zadiken, keinginan Zadiken untuk bermain seperti
komentarnya 12 tahun : “Gak tahu apa mau dikerjakan kak, ikutlah main-main sama kawan”
Keinginan Zadiken bermain karena kekosongan kegiatan di dalam rutinitasnya, sehingga untuk mengisi waktu yang kosong maka Zadiken memilih untuk bermain
bersama teman-teman sepermainannya.
Universitas Sumatera Utara
73 Salah satu ciri dari era globalisasi adalah munculnya teknologi yang
berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi hampir menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan manusia, terkhusus dalam bidang permainan. Permainan yang
berhubungan dengan teknologi atau sering disebut permainan modern banyak bertebaran di perkotaan, hampir setiap daerah didominasi oleh permainan modern.
Kemunculan permainan modern ini tidak memusnahkan permainan tradisional pada kehidupan anak-anak di Kelurahan Padang Bulan dan Kelurahan Titi Rantai, di kedua
kelurahan ini masih bisa ditemukan anak-anak yang menggandrungi dan memainkan permainan tradisional.
Anak-anak yang masih menggunakan permainan tradisional dilatarbelakangi oleh alasan tertentu. Setiap anak memiliki alasan yang berbeda-beda jika diberikan
pertanyaan “mengapa suka bermain permaiann tradisional?”. Adapun alasan yang melatarbelakangi anak-anak di Kecamatan Medan Baru yang masih menggandrungi
dan menggunakan permainan tradisional adalah sebagai berikut : a.
Daya Tarik Permainan Tradisional Anak-anak menganggap permainan tradisional memiliki daya tarik terkhusus
pada peralatan yang digunakan dalam permainan, seperti layang-layang, yoyo, gambaran, kelereng dan masih banyak lagi. Seperti diungkapkan oleh Zadiken 16
tahun : “Aku suka aja kak, entah kenapa. Unik dan lucu-lucu alat-alat yang
dipakai”
Universitas Sumatera Utara
74 Keunikan barang-barang dalam permainan tradisional membuat Zadiken menyenangi
permainan tradisional. Peralatan dalam permainan tradisional bentuknya sederhana dan mudah digunakan oleh anak-anak. Ketertarikan anak-anak untuk bermain
permainan tradisional muncul secara alami dari dalam dirinya dan Zadiken menyukai alat-alat dalam permainan tradisonal berasal dari dalam dirinya.
Setiap permainan memiliki peraturan tersendiri, peraturan didalam permainan sebenarnya tanpa disadari membuat permainan menjadi seru dan permainan dapat
berlangsung dengan teratur. Peraturan dalam bermain begitu sederhana dan tidak rumit sehingga anak-anak dengan mudah memahami aturan permainan, anak-anak
memahami peraturan bermain dengan cara memperaktekannya secara langsung. Biasanya manusia lebih mudah memahami segala sesuatu dengan cara terjun
langsung atau memperaktekkannya. Zadiken menambahkan komentarnya 12 tahun : “Cara mainnya gampang, jadi mainnya seru dan enak”.
Selain cara dan aturan permainan yang sederhana atau mudah dipahami oleh anak-anak, peralatan bermain dalam permainan tradisional ini tergolong praktis. Pada
umumnya peralatan yang digunakan dalam permainan tradisional ini dibeli dengan harga murah sesuai dengan uang saku anak-anak dan jika anak tersebut memiliki
keahlian maka beberapa peralatan bisa diciptakan sendiri tanpa mengeluarkan biaya. Alasan ini muncul berasal dari ungkapan Wahyu 11 tahun :
“Kalau main ini gak perlu banyak uang keluar kak, kalo diwarnet sejam aja udah dibayar Rp 3.000,-, kalau main ini kita bisa sepuasnya bermain
dan gak bayar-bayar lagi”.
Universitas Sumatera Utara
75 Didalam permainan tradisional bukan hanya melibatkan satu orang anak
melainkan beberapa anak. Permainan tradisional tidak seru dan bahagia jika jumlah orang yang memainkannya sedikit. Anak-anak bisa mendapatkan teman-teman
melalui bermain permainan tradisional. Wahyu 11 tahun berkomentar : “Kalau main ini disini banyak kawan, kalau main game di warnet atau di
hp gak ada kawan ngobrol, bawaannya bosan aja kak. Gak nambah- nambah kawan kita karena mata kita cuman pada komputer”
Permainan tradisional pada umumnya dimainkan di lapangan dan di ruangan terbuka. Permainan ini dilakukan di ruangan terbuka untuk menambah keleluasaan
anak-anak dalam bermain, jika ruangan dan lapangan yang digunakan dalam bermain memiliki ukuran yang sempit dan kecil maka ruang gerak anak-anak tidak bisa bebas
sehingga memungkinkan mereka untuk mengakhiri permainan dengan cepat. Wahyu 11 tahun berkomentar mengenai hal ini dengan berkata :
“Main disini segar kak, banyak angin datang. Kalo diwarnet ruangannya pengap dan banyak asap rokok, kata mamaku gak sehat menghirup asap
rokok”.
Berdasarkan pemaparan yang diungkapkan oleh anak-anak diatas, daya tarik dari permainan tradisional tersebut adalah :
- Peralatan yang digunakan dalam permainan tradisional cukup sederhana.
- Di dalam permainan tradisional, anak-anak bisa mengenal lebih banyak lagi
teman-teman yang lain. -
Peraturan dalam permainan tradisional tidak rumit dan mudah dipahami karena memahami peraturan permainan tradisional dengan cara mempraktekkan secara
langsung.
Universitas Sumatera Utara
76 -
Ruangan terbuka yang digunakan dalam bermain membuat anak-anak senang bermain dan ruang gerak yang tidak terbatas.
b.Kontrol dari Keluarga khususnya orangtua Sebagian besar anak-anak yang ditemui oleh penulis dilarang orangtua untuk
bermain game diwarnet, seperti ungkapan Wahyu 11 tahun: “Main diwarnet dilarang mamak, karena kata mamak nanti lupa pulang
dan boros uang, jadi mamak suruh main dilapangan aja, terserah mau main apa yang penting jangan main diwarnet”
Begitu banyak pertimbangan-pertimbangan yang dipikirkan oleh orangtua sehingga orangtua melarang mereka bermain permainan modern seperti bermain di warung
internet. Mereka disarankan untuk bermain permainan tradisional, permainan tradisional memiliki begitu banyak jenis. Anak-anak selalu mengikuti musim dalam
bermain. Keluarga terkhususnya orangtua, pasti memiliki alasan tidak memberikan izin
kepada anaknya untuk bermain permainan modern seperti bermain diwarnet, adapun alasan-alasan tersebut adalah
- Permainan di warung internet membutuhkan uang, jika anak terlarut dalam
nikmatnya permainan maka anak akan memiliki sifat boros tidak memiliki rasa atau jiwa untuk menabung bahkan mereka akan mau mencuri uang orang-orang
terdekatnya untuk bermain game di warnet. -
Didalam warung internet, begitu banyak pengguna yang merokok. Orangtua mengkhawatirkan anaknya akan menggunakan rokok. Anak adalah individu
yang paling mudah terpengaruh oleh lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
77 Pertimbangan-pertimbangan atau alasan diatas yang membuat keluarga
khususnya orangtua melarang anaknya bermain permainan modern, orangtuanya lebih menganjurkan anak-anaknya untuk bermain permainan tradisional bersama
dengan teman-temannya yang lain. c.
Ikut dengan Teman-teman Anak-anak merupakan inidividu yang rentan terpengaruh oleh lingkungannya.
Hal ini terlihat pada kondisi yakni anak-anak selalu mengikuti jenis permainan yang musim permainan yang banyak dilakukan oleh anak-anak. Contohnya : pada suatu
waktu anak-anak banyak bermain layang-layang, sehingga anak yang lain akan terikut dan anak tersebut tidak akan memainkan permaianan kelereng jika temannya
banyak bermain layang-layang. Sama halnya dengan permainan tradisional, anak-anak akan ikut bermain
permainan tradisonal karena teman-teman disekelilingnya selalu bermain permainan tradisional. Anak yang berada dilingkungan yang menggemari permainan tradisional
akan terikut menggemari permainan tersebut. Hal ini seperti komentar Teofani 9 tahun :
“Banyak kawanku disini yang bermain sepak bola, layang-layang disini, makanya aku mau ikut main sama orang itu, kalau gak ada teman yang
main disini maka aku dirumah ajalah kak”.
Teman bermain merupakan arena bagi anak untuk melakukan sosialisasi dan mengetahui satu-sama lainnya. Bagi mereka teman itu sangat penting dan berarti
karena teman adalah tempat berbagi untuk mereka. Ketika penulis meminta Wahyu memberikan 1 kalimat untak menggambarkan “teman”, maka ia berkata :
Universitas Sumatera Utara
78 “Friends is everything”
Bagi dirinya teman adalah segalanya, teman bisa tempat bercanda, teman mengobrol, teman bermain dan masih banyak lagi. Bagi dirinya, teman sangat berarti baginya
terutama dalam hal bermain.
3.3. Arena Permainan Tradisonal Anak-anak