Ekonomi Pengamatan Penulis terhadap Lokasi Penelitian

48 berikut kelompok usia 5-9 berjumlah 681 jiwa Padang Bulan dan 635 jiwa Titi Rantai, usia 10-14 berjumlah 641 jiwa dan 701 jiwa, usia 15-19 berjumlah 901 jiwa dan 932 jiwa, usia 35-39 berjumlah 520 Jiwa dan 655 jiwa, usia 40-44 berjumlah 579 jiwa dan 552 jiwa, usia 45-49 berjumlah 590 jiwa dan 534 jiwa. Tabel menyediakan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia, adapun informan punulis adalah usia 5 sampai 16 tahun. Berdarkan tabel enam maka kelompok usia yang digunakan oleh penulis adalah 5-9, 10-14, 15-19. Kelompok usia 5-9 berjumlah , kelompok usia 10-14 berjumlah 3.570 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.834 jiwa dan perempuan berjumlah 1.736 jiwa serta kelompok usia 15-19 berjumlah 4.018 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 1.968 jiwa dan perempan berjumlah 2.050 jiwa

2.4. Ekonomi

Pada tahun 2014 di kecamatan Medan Baru sudah memiliki sejumlah pasar dan pertokoan yang ramai serta mendukung kegiatan perekonomian, diantaranya terdapat tiga pasar, 64 pertokoan, 27 supermarket, empat plaza, satu SPBU, satu agen minyak tanah. Fasilitas kendaraan bermotor seperti 37 bengkel sepeda bermotor dan 13 bengkel mobil. Keadaan ekonomi di Kecamatan Baru cukup lancar, sejumlah pasar dan pertokoaan memudahkan masyarakat yang tinggal di Kecamatan ini mendapatkan kebutuhan akan barang-barang. Berdasarkan pengamatan penulis, masyarakat di kedua kelurahan ini yaitu kelurahan Pdang Bulan dan kelurahan Titi Rantai, sebagian besar tergolong pada ekonomi menengah keatas hal ini dilihat dari bentuk rumah yang tergolong besar dan Universitas Sumatera Utara 49 cukup mewah serta alat-alat kendaraan seperti mobil, angukot, sepeda motor hampir setiap rumah memiliki alat kendaraan tersebut. Kelurahan ini berdekatan dengan kampus yang bernama Universitas Sumatera Utara, kedekatan ini menyebabkan kelurahan ini menjadi wilayah tempat tinggal sementara bagi mahasiswai yang menimba di Universitas Sumatera Utara. Mata pencarian masyarakat di kelurahan Padang Bulan dan Titi Rantai sebagai berikut Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Swasta, pedagang, pensiunan, TNIPolri, petani, sopir, buruh dan masih banyak lainnya.

2.5. Pengamatan Penulis terhadap Lokasi Penelitian

Lokasi ataupun daerah penelitian berada di Kecamatan Medan Baru tepatnya di kelurahan Padang Bulan dan Titi Rantai, dua kelurahan ini memiliki jarak yang tidak jauh dan bisa dikatan kedua kelurahan ini hidup berdampingan. Jalan akses ke kedua kelurahan ini cukup mudah karena jalan yang berbentuk aspal yang mulus dan jarang ditemukan aspal yang berlubang, rumah dan bangunan yang berdiri dapat dikategorikan cukup bagus. Rumah dan bangunan yang berada di kelurahan ini bukan hanya rumah penduduk sektiar namun rumah bagi anak-anak kos, sebagian rumah di kelurahan ini difungsikan sebagai rumah kos-kosan bagi mahasiswai, pelajar dan pekerja. Masyarakat mayoritas bersukubangsa Batak Karo, selain itu terdapat masyarakat yang bersukubangsa Jawa, Minang, Sunda, Batak Toba, Batak Pak-pak, karena di daerah ini mayoritas bersukubangsa Batak Karo masyarakat yang berada diluar masyarakat sukubangsa Karo bisa mengerti budaya dan adat-istiadat Karo seperti dalam hal bahasa, masyarakat yang bukan sukubangsa Karo bisa Universitas Sumatera Utara 50 menggunakan bahasa Karo hal ini terjadi karena indvidu tersebut sering mendengar bahasa Karo dan perlahan-lahan menyerapnya, seperti kata pepatah “ala bisa karena biasa”, masyarakat yang bukan bersukubangsa Karo bisa berbahasa Karo karena biasa mendengarnya dalam kehidupan sehari-hari, mayoritas masyarakat memeluk agama Islam, Kristen dan Katolik. Keberagaman yang terlihat di kelurahan ini tidak memicu munculnya konflik yang besar namun sentimen-sentimen kecil bisa ditemukan seperti yang bertetangga bisa tidak saling komunikasi, namun sentiman tersebut hanya sebatas pada pihak tertentu dan tidak memicu timbulnya konflik yang besar. Interaksi yang muncul diantara masyarakat kelurahan ini kurang intens dibanding pada masyarakat di pedesaan. Mata pencaharian pada masyarakat dikelurahan ini bervariasi dan lebih kompleks dibanding dengan matapencaharian di desa yang lebih homogen. Adapun mata pencaharian masyarakat dikelurahan ini antara lain pegawai swasta, pegawai negei, pedagang, peternak, tukang becak, pengusaha dan sebagainya dan penulis tidak pernah menemukan masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani. Kebersihan di daerah ini cukup terjaga karena setiap hari petugas kebersihan rutin mengumpulkan sampah di tempat pembuangan sampah pagi hari, masing- masing masyarakat turut menjaga kebersihan rumah dan pekarangannya, namun beberapa masyarakat kadangkala ditemukan membuang sampah di selokan padahal pemerintah setempat sudah menyediakan beberapa tempat pembuangan sampah. Hal ini terjadi karena masyarakat tersebut kurang menyadari akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Jika hujan turun dengan deras dan secara terus-menerus Universitas Sumatera Utara 51 maka beberapa rumah dikelurahan ini akan tergenang oleh air dan sampah-sampah yang berada di paritselokan akan tergenang keluar. Tanaman dan pepohonan tidak sulit ditemukan, bisa dikatakan setiap bangunan atau rumah setidaknya memiliki tanaman atau pohon khususnya pada lapangan yang terdapat dikelurahan ini. Lapangan tersebut dipenuhi dengan beberapa jenis pohon sehingga di sore hari lapangan ini menjadi salah satu tempat tujuan masyarakat. Setiap bangunanrumah sudah dipasang air dan listrik, penulis tidak pernah melihat sumber air seperti sungai. Jika terjadi pemadaman listrik, maka beberapa masyarakat akan memasang alat generator sebagai sumber listrik. Pemadaman listrik di daerah ini terjadi secara berkala, terdapat di bulan-bulan tertentu terjadi pemadaman listrik, jika dibandingkan dengan pemadaman air maka pemadaman listrik lebih sering terjadi dibanding dengan pemadaman air, mengenai jaringan telepon dan jaringan internet beberapa masyarakat di dua kelurahan ini sudah memakainya. Kedua kelurahan ini bisa dikatakan sebagai daerah kos-kosan, sehingga kejadian berupa pencurian atau kemalingan sering terjadi dirumah kos-kosan, bahkan di daerah kos-kosan penulis sering mengalami kasus pencurian. Kasus pencurian membuat masyarakat membangun pagar disetiap rumah, sehingga jika terdapat oranglain yang hendak masuk, tidak sembarangan. Berubahnya lapangan hijau menjadi bangunan-bangunan tinggi bagi anak-anak kosan membuat arena bermain bagi anak-anak diperkotaan menjadi sangat kecilsempit.

2.6. Arena Permainan Anak-anak di Kecamatan Medan Baru