Peralatan Permainan Anak-anak Proses Sosial Anak dalam Permainan Tradisional

70

3.2.3. Peralatan Permainan Anak-anak

Setiap permainan pasti membutuhkan peralatan bermain khususnya permainan tradisional seperti dalam bermain layang-layang, kelereng, sepak bola. Peralatan bermain mendukung proses bermain menjadi lebih seru. Setiap anak memiliki cerita yang berbeda-beda mengenai kepemilikan peralatan permainan. Biasanya peralatan bermain yang dibandrol dengan harga yang cukup mahal seperti bola kulit, boneka mereka mendapatkannya dari keluarga orangtua dan peralatan bermain yang dibandrol harga yang cukup murah seperti kelereng, karet, layang-layang mereka membeli dengan sendiri dengan uang saku yang dikumpulkan. Biasanya peralatan bermain diperoleh dengan cara membelinya di kedai, di pasar melalui uang jajan yang dikumpulkan atau uang yang diberikan oleh orangtuanya dan tidak jarang orangtua mereka memberikan peralatan bermain secara cuma-cuma misalnya jika anak ulang tahun atau juara di sekolah, anak meminta dibelikan perlatan bermain seperti bola maka orangtua akan membelikannya. Seperti yang diungkapkan oleh Senior 7 tahun : “Kalau mamak dan bapak gak kasih uang untuk membeli layangan dan benang, aku kumpulkan uang jajanku dan belinya di kedai”. Peralatan yang digunakan dalam permainan tradisional tergolong cukup sederhana, mereka tidak hanya mendapatkan di kedai atau dipasar tetapi mereka bisa membuatnya sendiri seperti seorang anak yang bernama Zadiken 12 tahun. Zadiken mampu membuat peralatan permainan yang sederhana seperti layang-layang. Bahan- bahan yang dibutuhkan untuk membuat layang-layang adalah bambu yang berukuran Universitas Sumatera Utara 71 kecil, lem, benang dan plastik. Bahan-bahan yang dibutuhkan oleh Zadiken 12 tahun diusahakannya sendiri : “Kalo lem, plastik, benang kubeli sendiri tapi biasanya kalo lem sama benang memang udah ada dirumah jadi aku cuman beli plastik aja kak. Kalo bambu, bisa pake dari layangan yang rusak dan kalo gak ada aku pakai lidi aja kak, kalo lidi gak ada terpaksalah pergi mencari bambu kak.” Melalui perkataan Zadiken terlihat bahwa anak-anak bisa berpikir dan bertindak kreatif dimana Zadiken bisa mengganti bahan bambu dengan lidi dan memanfaatkan rangka bambu dari layang-layang yang rusak. Jika anak mampu menciptakan suatu barang dengan memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai lagi, maka anak-anak akan menghemat uang saku bahkan bisa menghemat biaya pengeluaran orangtua mereka, tanpa disadari hal ini membuat anak-ank bisa mengurangi jumlah produksi sampah. Peralatan permainan yang bertahan lama seperti boneka, sepeda, bola kulit. Anak-anak bisa mendapatkan dari saudara perempuan kakak dan saudara laki-laki abang. Boneka, sepeda, bola kulit yang dimiliki kakak dan abang seorang anak dengan kondisi yang masih bagus dan tidak dipakai lagi, maka akan diberikan kepada adiknya, sehingga anak-anak mendapatkan peralatan bermain dari peralatan bermain kakak dan abang yang terdahulu. Peralatan permainan dibeli dengan biaya yang cukup besar biasanya anak merawat dan menjaganya lebih intens sehingga mereka cenderung untuk meminjamkan peralatan bermainnya dengan teman lainnya Universitas Sumatera Utara 72 dibanding dengan peralatan yang dibeli dengan biaya yang lebih murah dan terjangkau.

3.2.4. Ketertarikan Anak-anak pada Permainan Tradisional