Waktu dan Kesepakatan dalam Bermain

67

3.2.2. Waktu dan Kesepakatan dalam Bermain

Anak-anak yang bermain di lapangan sepak bola berasal dari berbagai jenis kalangan. Anak-anak bermain biasanya ketika matahari tidak terik yaitu pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB dan menyudahinya sekitar pukul 18.00 WIB seperti yang telah diungkapkan oleh Fahmi 14 tahun: “Kami kan kak, biasanya bermain di lapangan sekitar jam empat, kalau permainanannya seru kami mau sampe jam tujuh malam, tapi kami biasanya siap bermain jam enam sore kak karena harus shalat maghrib” Namun ada anak yang sudah ditentukan oleh orangtuanya waktu untuk bermain diluar bersama teman-teman, Wahyu 11 tahun mengungkapkan : “Aku dan adek hanya dikasih bermain selama dua jam kak, jadi kalau mulai bermain jam tiga, pulangnya harus jam lima dan kalau mainnya jam empat pulangnya jam enam kak, kalau lewat nanti sampai rumah dimarah mamak”. Pada sore hari matahari tidak begitu terik tidak seterik pada siang hari keadaan ini membuat anak-anak di lapangan menikmati permainan yang sedang dimainkan, namun jika hujan turun dan gerimis maka sebagian dari mereka lebih memilih untuk berdiam karena menganggu proses bermain dan membuat kepala menjadi sakit, hal ini dikemukakan oleh Wahyu 11 tahun dengan berkata : “Kalau hujan turun pulang ajalah kak, nanti sakit kepala. Gak enak kurasa main sambil basah-basah”. Anak-anak lainnya menganggap bermain di hari hujan menambah kenikmatan permainan tersebut, seperti ungkapan Fahmi 14 : “Main bola dimusim hujan enak kali kak, yang buat enak itu kalau ada kawan tergelincir saat bermain, kadang kami jahil ka... kami mau menjatuhkan kawan ke becek saat menendang bola”. Universitas Sumatera Utara 68 Dalam bermain, sebagian besar dari mereka tidak ada kesepakatan, biasanya anak-anak yang memiliki kesepakatan untuk bermain adalah anak-anak yang tempat tinggalnya jauh dari lapangan sepak bola, seperti yang diungkapkan oleh Fahmi 14 tahun. Tempat tinggal Fahmi dengan lapangan sepak bola cukup jauh, jika berjalan kaki maka jarak tempuhnya sekitar 20 menit namun jika naik sepeda jarak tempuhnya sekitar 10 menit : “Aku dan kawan-kawan harus janjian kak, karena rumah kami jauh dari sini, kalau kami gak janjian kami gak bisa main dengan enak karena gak lengkap, kami bisanya main sama orang di lapangan ini tapi gak seseru sama kawan yang dikenal kak”. Seperti yang telah diungkapkan oleh Fahmi, anak-anak akan merasa senang dan larut dalam permainan yang dimainkannya ketika bermain dengan orang yang dikenalnya, jika mereka bermain dengan orang lain atau orang baru maka perasaan mereka seperti segan atau terdapat kejanggalan. Bagi anak-anak yang tempat tinggalnya tidak jauh dari tempat permainan lapangan sepak bola, maka mereka datang dengan sendiri-sendiri seperti yang diungkapkan oleh Wahyu 11 tahun : “Kami gak pernah janjian datang kesini, kalau mau datang yah datang, kalau gak mau datang gak apa apa, kalau janjian datang tapi ada kawan gak datang maka sakit hati”. Ketika anak-anak sudah kumpul maka jenis permainan yang dimainkan mengalir begitu saja, didalam lapangan bisa ditemukan lebih dari satu jenis permainan yang dimainkan oleh anak-anak. Jika ada anak-anak yang bermain bola, maka anak-anak lainnya ada yang bermain layangan, bermain patungan dan Universitas Sumatera Utara 69 sebagainya. Anak-anak bisa berpikir menciptakan satu jenis permainan dengan hanya melihat kondisi lapangan, seperti yang terlihat pada gambar : Gambar 5 : Anak Bermain Bersama Sumber : Dokumentasi Penulis Anak-anak tidak pernah terpikir akan memainkan permainan ini, mereka secara tidak sengaja menciptakan permainan ini dan mereka tidak pernah berencana akan memainkan permainan ini, mereka hanya melihat kondisi dan situasi lapangan. Mereka tidak tahu nama permainan yang dimainkan, yang mereka tahu adalah mereka bisa bersenang-senang bersama teman-teman. Di tempat permainan anak-anak bukan hanya memainkan satu jenis permainan melainkan lebih dari satu, misalnya ada kelompok anak yang bermain bola dan terdapat kelompok anak yang bermain layang-layang. Jika terdapat pemain layang- layang dan pemain bola yang bertabrakan saat bermain, mereka menganggap itu hal biasa dan tidak ada perselisihan yang terjadi. Universitas Sumatera Utara 70

3.2.3. Peralatan Permainan Anak-anak