Kesimpulan Saran Permainan Tradisional Anak-anak di Perkotaan” (Studi Etnografi pada Masyarakat Kota Medan, Kecamatan Medan Baru)

147 BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan oleh penulis selama berbulan- bulan maka terjawablah pertanyaan penelitian yang dikemukakan sebelumnya 1.Anak-anak mengatakan bahwa permainan tradisional itu adalah permainan yang berasal dari daerah dari dulu dan sekarang masih ada. Mereka berpendapat bahwasanya permainan tradisional memberikan kesan yang bagus dan menghibur. Melalui permainan tradisional anak-anak bisa mengenal individu lain yang belum dikenal, sehingga interaksi anak-anak menjadi lebih luas 2. Di lingkungan perkotaan masih terdapat jenis permainan tradisional yang dimainkan antaralainnya permainan layang-layang, permainan memanjat pohon kelapa, permainan sepak bola, permainan ABC Lima Dasar. Permainan ini selalu dimainkan oleh anak-anak di Kelurahan Titi Rantai dan Kelurahan Padang Bulan. 3. Didalam bermain antara anak perempuan dan anak laki-laki memiliki perbedaan, perbedaan yang mencolok diantaranya yaitu tempat permainan, jenis permainan, respon terhadap kecelakaan, peralatan bermain, waktu bermain, cara dan perilaku bermain, pakaian bermain, pertengkaran. Universitas Sumatera Utara 148

6.2. Saran

Permainan tradisional sudah memiliki umur puluhan tahun, permainan ini disosialisasikan dari para pendahulu secara lisan kepada keturunannya. Jika diperhatikan permainan tradisional semakin kesini semakin kehilangan pamor semakin bertambahnya usia bumi, permainan tradisional sudah jarang dimainkan oleh anak-anak bahkan semakin susah ditemukan. Keadaan dan kondisi ini terjadi kadangkala tidak disadari oleh beberapa masyarakat di kota maupun di desa. Sering perkembangan zaman, pemikiran dan kehidupan manusia semakin maju sehingga segala kepentingannya menjadi lebih banyak dan kompleks. Seperti yang telah dibahas diatas, permainan tradisional memiliki manfaat dan kegunaan bagi anak-anak dan bagi orangtua juga. Jika diperhatikan permainan keunggulan permainan tradisional lebih mendominasi dibanding dengan kelemahannya. Penulis sangat menyayangkan jika permainan tradisional ini perlahan- lahan kehilangan pamor dari kehidupan anak-anak. Penulis berharap agar jumlah anak-anak yang menggandrungi permainan tradisional ini semakin banyak dihari kedepannya. Jika anak-anak semakin bertambah menggandrungi dan menggunakan permainan tradisional ini maka manusia tidak tetap melestarikan permainan tersebut karena permainan tersebut berasal dari pendahulu, sehingga manusia tetap memakainya dan merawatnya. Keluarga merupakan agen sosialisasi yang pertama sekali yang dijumpai oleh inidividu baruanak. Dalam hal ini, keluarga sebaiknya mengontrol anak dalam hal bermain. Orangtua adalah prbadi yang berperan penting pada perkembangan anak. Universitas Sumatera Utara 149 Orangtua sebaiknya meluangkan waktunya untuk anak-anaknya untuk bermain permainan tradisional di ruangan terbuka dan apalagi pada sekarang ini jika orangtua memiliki waktu luang, mereka lebih banyak membawa anaknya ke mall untuk belanja, makan dan sebagainya. Sekolah merupakan agen sosialisasi ketiga setelah temanlingkungan permainan anak. Sekolah-sekolah sebaiknya membuat matapelajaran SBK Seni Budaya dan Keterampilan dan dalam matapelajaran olahraga anak-anak lebih didekatakan lagi pada permainan tradisional. Sehingga anak-anak semakin mengenal dan tertarik dalam bermain permainan tradisional. Harapan penulis pada skripsi ini agar masyarakat tetap melestarikan permainan tradisional dengan cara mensosialisasikan kepada keturunannya. Agar permainan tradisional yang memiliki usia puluhan tahun ini tidak musnah ditelan masa. Permainan tradisional tidak akan kalah pamor dibanding permainan tradisional di kalangan anak-anak. Universitas Sumatera Utara 42 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya 16 Secara admnistratif kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 158 kelurahan, adapun 21 Kecamatan tersebut antara lain : Medan Amplas, Medan Area Medan Barat, Medan Baru, Medan Belawan Kota, Medan Deli, Medan Denai, Medan . Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah dataran rendah timur dari propinsi Sumatera Utara dengan ketinggian berada di 22,5 meter di bawah permukaan laut. Kota ini dilalui oleh dua sungai yaitu Sungai Deli dan Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. Secara geografis, Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung miring ke utara. Sebelah Barat dan Timur Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Di sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka. Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan minimum 24°C, Medan memiliki luas wilayah 26.510 Hektar 265,10 Km 2 atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara dengan demikian, dibandingkan dengan kotakabupaten lainya, kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. 16 http:pontianakseo.web.idpesona-kota-medan-kota-terbesar-ke-tiga Diakses pada hari Sabtu, tanggal 07052016, pukul 21:15:45 Universitas Sumatera Utara 43 Helvetia, Medan Johor, Medan Kota, Medan Labuhan, Medan Maimun, Medan Marelan, Medan Perjuangan, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Selayang. 2.1. Keadaan Geografis 2.1.1. Letak dan Geografis