4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom. 5.
Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data preferensi perlu diulangi. Nilai eigen
vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuanprioritas elemen—elemen pada tingkat hirarki
terendah sampai pencapaian tujuan. 8.
Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR 0, 100 maka penilaian harus diulang kembali.
3.4.1. Decomposition
Pengertian decomposition adalah memecah atau mendefinisikan masalah ke dalam bentuk hirarki proses pengambilan keputusan, dimana setiap unsur
saling berhubungan. Struktur hirarki keputusan tersebut dapat dikategorikan sebagai hirarki lengkapdan hirarki tidak lengkap.Suatu hirarki dikatakan
lengkapjika semua unsur saling berhubungan, contoh hieraki lengkap ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, sementara itu hirarki keputusan yang tidak
lengkapmempunyai arti tidak semua unsur pada masing-masing jenjang
berhubungan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Hirarki Lengkap
Dalam penyusunan hirarki ini perlu dilakukan perincian atau pemecahan dari persoalan yang utuh menjadi beberapa unsur atau komponen yang kemudian
dari komponen tersebut dibentuk suatu hirarki. Pemecahan unsur ini dilakukan sampai unsur tersebut sudah tidak dapat
dipecah lagi sehingga didapat beberapa tingkat suatu persoalan. Penyusunan hirarki merupakan langkah penting dalam model analisis hirarki. Adapun langkah-
langkah penyusunan hirarki adalah sebagai berikut : 1.
Mengidentifikasi tujuan keseluruhan dan sub tujuan. 2.
Mencari kriteria untuk memperoleh sub tujuan dari tujuan keseluruhan. 3.
Menyusun sub kriteria dari masing-masing kriteria, dimana setiap kriteria dan sub kriteria harus spesifik dan menunjukkan tingkat nilai dari parameter atau
intensitas verbal.
Universitas Sumatera Utara
4. Menentukan pelaku yang terlibat
5. Kebijakan dari pelaku
6. Penentuan alternatif sebagai output tujuan yang akan ditentukan prioritasnya.
3.4.2. Comparative Judgement
Comparative judgement merupakan proses penilaian kepentingan atau kesukaan relatif terhadap elemen berpasangan pairwise dalam suatu level
berhubungan dengan level di atasnya. Penilaian ini adalah inti dari AHP, sehingga kita memperoleh prioritas elemen dalam suatu level. Prinsip ini berarti membuat
penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP,
karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akanditempatkan dalam bentuk matriks yang
dinamakan matriks pairwise comparison. Dalam melakukan penialaian terhadap
elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan-tahapan, yakni:
1. Elemen mana yang lebih pentingdisukaiberpengaruhlainnya
2. Berapa kali sering pentingdisukaiberpengaruhlainnya
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberi jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang
elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari dalam penyusunan skala kepentingan. Skala kepentingan ini dapat
dilihat pada pada Tabel3.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Dasar Perbandingan Kriteria Intensitas
Kepentingan Defenisi
Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting
ketimbang lainnya Pengalaman dan pertimbangan sedikit
menyokong satu elemen atas lainnya. 5
Elemen yang satu essensial atau sangat penting ketimbang elemen lainnya
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen
lainnya.
7 Satu elemen jelas lebih penting dari
elemen lain Satu elemen dengan kuat disokong dan
dominannya telah terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih penting
ketimbang elemen lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu
atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6, 8
Nilai-nilai antara dua pertimbangan b Pendekatan
Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu
angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j mempunyai
kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Sumber: Thomas L. Saaty 1993
Dalam penilaian kepentingan relatif dua elemen berlaku aksioma reciprocal, artinya jika elemen i dinilai 3 kali lebih penting dibanding j, maka
elemen j harus sama dengan 13 kali pentingnya dibanding elemen i. Disamping itu, perbandingan dua elemen yang sama akan menghasilkan angka 1, artinya
sama penting. Dua elemen yang berlainan dapat saja dinilai sama penting. Jika terdapat m elemen, maka akan diperoleh matriks pairwise comparison berukuran
m x n. Banyaknya penilaian yang diperlukan dalam menyusun matriks ini adalah nn-12 karena matriks reciprocal nilai kebalikandan elemen-elemen
diagonalnya sama dengan 1. Reciprocal memungkinkan dilakukannya pembagian dengan menggunakan notasi perkalian :
Universitas Sumatera Utara
a x a = 1 = a
-1
a
3.4.3. Synthesis of Priority