adalah lebih penting dari A2, maka A2 adalah setengah kali lebih penting dari A1. Ketiga, hubungan antar dua elemen diupayakan bersifat transitif. Contohnya, jika
sepak bola dinilai dua kali lebih menarik dibanding basket dan basket tiga kali lebih menarik dibanding tinju, maka sepak bola harus dinilai enam kali lebih
menarik dibanding tinju. Bila tidak demikian, maka terjadi intransitivitas. Jadi,
rasionalitas yang dimaksud AHP bukan sekedar transitivitas.
3.5. Konsistensi Hierarki
Menurut Thomas L. Saaty 1993, dalam permasalahan pengambilan keputusan sangat penting untuk mengetahui seberapa baik konsistensi matriks
yang diperoleh karena peneliti tidak ingin keputusan yang diperoleh memiliki konsistensi yang rendah yang menyebabkan keacakan penelitian.
Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan indeks konsistensi dengan
persamaan:
�� = �
����
− � � − �
Dimana:
CI = Rasio penyimpangan deviasi konsistensi consistency index
�
maks
= eigenvalue maksimum
n = ukuran matriks
Apabila CI bernilai nol, berarti matriks konsisten, batas ketidakkonsistensi inconsistency yang ditetapkan Saaty diukur dengan menggunakan Rasio
Konsistensi CR, yakni perbandingan indeks konsistensi dengan nilai random
Universitas Sumatera Utara
indeks RI yang diperlihatkan seperti Tabel 3.3. Nilai ini bergantung pada ordo
matriks n. Dengan demikian, Rasio Konsistensi dapat dirumuskan :
�� = ��
��
Tabel 3.3. Nilai Index Random RI Ukuran
Matriks 1,2
3 4
5 6
7 8
9 10
RI 0,0
0,52 0,89
1,11 1,25 1,35 1,40
1,45 1,49
Sumber: Thomas L. Saaty 1993
3.6. Rata-rata Geometrik
Menurut Winarto dan Udisubakti Ciptomulyono 2013,dari data yang diperoleh dari responden, kemudian dilakukan pengecekan indekskonsistensinya,
jika tidak konsisten indeks konsistensinya 0.10, maka kuisioner harus diulang kembali.Berikutnya dari pembobotan kriteria yang telah konsisten yang
diberikanoleh responden dan hasil penilaian alternatif-alternatif berdasarkan skala Likert dilakukanperhitungan.
Setelah data terkumpul sebelum dilakukan perhitungan dengan AHP lebih dahuludilakukan perhitungan dengan menggunakan Rata-rata Geometrik
Geometric Mean dimanaperhitungan ini untuk memberikan pendekatan rata-rata yang lebih baik karena bias mengeliminasi deviasi yang terjadi untuk data-data
yang didapat dari penilaian respondendalam kuisioner. Rata-rata Geometrik dapat dirumuskan sebagai berikut:
G M =
�a
1
X a
2
X a
3
…..X a
n
n
Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
GM = geometric mean rata-rata geometric
a
1
= Hasil penilaian dari responden pertama
a
2
= Hasil penilaian dari responden kedua
n = Jumlah responden
3.7. Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluations