48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berjenis eksperimental dengan rancangan mixed design karena penelitian ini melibatkan beberapa kondisi
perlakuan pada beberapa kelompok sampel penelitian dengan pengukuran yang berulang. Menurut Myers dan Hansen 2005, mixed design adalah rancangan
faktorial yang menggabungkan faktor-faktor within-subjects setiap subjek mengikuti lebih dari satu kondisi perlakuan dan between-subjects subjek yang
berbeda di tempatkan di masing-masing kondisi perlakuan yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan mixed design karena peneliti memiliki 4
variasi dalam penyajian variabel bebas yang setiap variasinya akan disajikan pada masing-masing kelompok dari 4 kelompok sampel yang ada. Selain itu, terdapat
pengukuran variabel intervening yang berulang sebanyak 3 kali di 3 kondisi yang berbeda pada masing-masing kelompok sampel. Berikut akan dijelaskan lebih
lanjut mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, metode dan alat pengumpulan data,
validitas, reliabilitas, prosedur pelaksanaan penelitian, serta metode pengolahan dan analisis data.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas
: Musik Klasik Sedatif
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel Intervening : Kecemasan Terhadap Ujian Statistika
3. Variabel Tergantung : Prestasi Belajar Statistika
4. Variabel Ekstranous : a. Kebisingan
: b. Pencahayaan
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Musik Klasik Sedatif
Musik klasik sedatif adalah musik tradisi kesenian barat dan musik orkestra yang dibuat atau berakar dari mulai periode barok hingga romantik
1600-1900 dengan tempo yang lambat dan stabil 60-80 ketukan per menit yang dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah, menurunkan tingkat rangsang
dan secara umum dapat membuat tenang. Peneliti telah memiliki 4 lagu musik klasik sedatif yang siap untuk
disajikan kepada sampel yang ada dalam penelitian ini dengan menggunakan perangkat audio sebagai media penyajiannya. Keempat lagu tersebut dapat
diurutkan sebagai berikut; 1. JS Bach: Concerto in D minor, Siciliano;
2. JS Bach: Air on a G String; 3. Mozart: Adagio, Sonata in E-flat
4. JS Bach: Arioso in F Keempat lagu tersebut merupakan lagu yang dianggap paling membuat
tenang dan menyenangkan yang diperoleh dari hasil ujicoba kepada 20 responden
Universitas Sumatera Utara
yang memiliki kesukaan jenis musik yang berbeda-beda terhadap 10 lagu musik klasik sedatif yang disarankan oleh Tague 2007. Keempat lagu tersebut disajikan
secara berurutan saat eksperimen berlangsung. Jika waktu eksperimen belum selesai, maka keempat lagu tersebut diulang kembali dari lagu yang pertama
sampai waktu eksperimen yang telah dijadwalkan di masing-masing kondisi selesai.
Sampel di kelompok kontrol tidak diperdengarkan musik klasik sedatif baik di saat belajar 10 menit sebelum ujian dan pada saat ujian dimulai hingga
ujian selesai. Pada kelompok eksperimen 1, sampel akan disajikan musik klasik sedatif pada saat belajar 10 menit sebelum ujian, namun musik klasik sedatif tidak
akan disajikan pada saat ujian dimulai hingga ujian selesai. Pada kelompok eksperimen 2, sampel tidak akan disajikan musik klasik sedatif pada saat belajar
10 menit sebelum ujian, namun musik klasik sedatif akan disajikan pada saat ujian dimulai hingga ujian selesai. Pada kelompok eksperimen 3, sampel akan disajikan
musik klasik sedatif pada saat belajar 10 menit sebelum ujian dan saat ujian dimulai hingga ujian selesai.
2. Kecemasan Terhadap Ujian Statistika
Peneliti mendefinisikan kecemasan terhadap ujian statistika sebagai kondisi psikologis dan fisiologis mahasiswa yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh
pikiran, perasaan dan perilaku motorik yang tidak terkendali dan mengganggu dalam proses mempelajari materi statistika yang akan diujiankan pada waktu 10
menit sesaat menjelang ujian statistika dan saat melakukan analisis statistika,
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan dan pengolahan serta interpretasi data ketika sedang mengerjakan ujian statistika yang sedang berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk
mengukur kecemasan terhadap ujian statistika adalah Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika I, Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika II dan Skala
Kecemasan Terhadap Ujian Statistka III yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan respon-respon kecemasan yang dicetuskan oleh Stuart dalam
Agnesha, 2013 yang meliputi aspek fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif. Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika I KTUS I ditujukan untuk
mengukur kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel sesaat sebelum belajar selama 10 menit menjelang ujian statistika, Skala Kecemasan Terhadap Ujian
Statistika II KTUS II mengukur tingkat kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel saat belajar selama 10 menit sebelum mengerjakan ujian statistika dan
Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika III KTUS III mengukur tingkat kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel saat mengerjakan ujian statistika.
Masing-masing dari ketiga skala ini terdiri atas 46 butir aitem sebelum dilakukan uji coba. Terdapat pilihan respon “ya” dan “tidak” di masing-masing
aitemnya . Sampel akan memperoleh nilai 1 ketika memberi respon “ya” dan akan
memperoleh nilai 0 ketika memberi respon “tidak” di setiap aitemnya. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh sampel di masing-masing skala, maka semakin
tingi juga kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel tersebut.
Universitas Sumatera Utara
3. Prestasi Belajar Statistika
Prestasi belajar statistika adalah skor pencapaian hasil tes atau hasil ujian statistika yang diperoleh siswa atas pembelajaran yang telah dilakukan di mata
kuliah statistika. Dalam penelitian ini, skor pencapaian hasil ujian statistika ditunjukkan dalam bentuk angka yang memiliki rentang dari angka 0
– 100. Skor tersebut diperoleh melalui ujian statistika yang diberikan oleh peneliti untuk
dikerjakan oleh sampel penelitian. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh sampel mengartikan bahwa semakin tinggi pula prestasi belajar statistikanya.
Tes Prestasi Belajar Statistika yang diberikan adalah berbentuk tes tertulis berupa soal essai yang terdiri dari sebanyak 3 soal yang dicetak pada kertas
berukuran A4. Soal-soal pada tes prestasi belajar statistika disusun oleh peneliti yang dibantu oleh dosen pengampu mata kuliah statistika dan metodologi
penelitian kuantitatif. Soal-soal pada tes prestasi belajar statistika ini disusun khusus berdasarkan materi statistika yang telah dipelajari oleh sampel di mata
kuliah metodologi penelitian kuantitatif berdasarkan kontrak kuliah metodologi penelitian kuantitatif tahun 2014, yaitu mencakup peranan statistik dalam
penelitian dan pengolahan data seperti Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Komparasi Paired Sample T-Test, Independent Sample T-Test, One Way Anova,
Uji Linearitas dan Uji Korelasi.
4. Kebisingan
Berdasarkan World Health Organization WHO, kebisingan adalah bunyi yang tidak tidak diinginkan atau tidak menyenangkan. Sedangkan berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunyi itu sendiri adalah sesuatu yg terdengar didengar atau ditangkap oleh telinga. Kebisingan yang dimaksud dalam
penelitian ini mengacu kepada berbagai bunyi-bunyian yang berasal baik dari luar maupun dari dalam ruangan eksperimen, termasuk bunyi dari musik klasik sedatif
yang diperdengarkan kepada sampel penelitian yang dapat mengganggu sampel dalam penelitian jika di atas 65 dB 65 decibel. Kebisingan dalam penelitian ini
diukur dengan pengukur bunyi Extech Sound Level Meter 407732.
5. Pencahayaan
Pencahayaan berasal dari kata cahaya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, cahaya adalah sinar atau terang dari sesuatu yg bersinar seperti
matahari, bulan dan lampu yg memungkinkan mata menangkap bayangan benda- benda di sekitarnya. Sedangkan pencahayaan adalah penyinaran, pemberian
cahaya ataupun proses, cara atau perbuatan memberi cahaya. Dalam penelitian ini, pencahayaan yang dimaksud adalah proses pemberian cahaya yang cukup oleh
peneliti kepada sampel melalui lampu-lampu yang ada di ruangan eksperimen.
D. Teknik Pengontrolan Variabel Eksternal
Variabel ekstranous yang dikontrol oleh peneliti dalam penelitian ini adalah kebisingan dan pencahayaan. Teknik pengontrolan variabel yang
digunakan adalah teknik konstansi, yaitu dengan membuat agar tingkat kebisingan dan pencahayaan menjadi sesama mungkin kepada para sampel di semua
kelompok eksperimen. Untuk pencahayaan, peneliti menghidupkan semua lampu
Universitas Sumatera Utara
yang ada di ruangan eksperimen. Sedangkan untuk tingkat kebisingan, peneliti menyamakan tingkat kebisingan maksimum yang ada pada semua ruangan
eksperimen tidak lebih dari 60 sampai 65 dB.
E. Rancangan Penelitian