Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Macam Model Pembelajaran Kooperatif

commit to user 8 2 Personal responsibility tanggung jawab perseorangan 3 Face to face promotive interaction interaksi promotif 4 Interpersonal skill komunikasi setiap anggota 5 Group processing pemrosesan kelompok Positive interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. Personal Responsibility, yaitu mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok sehingga siswa termotivasi untuk membantu temannya, karena tujuan dalam pembelajaran kooperatif adalah menjadikan setiap anggota kelompoknya menjadi lebih kuat pribadinya. Face to face promotive interaction, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara, tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. Interpersonal skill, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. Group processing, yaitu tujuan terpenting yang diharapkan dapat dicapai dalam pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar keterampilan bekerjasama dan berhubungan ini adalah keterampilan yang penting dan sangat diperlukan di masyarakat. Pada intinya, model pembelajaran kooperatif, didukung siswa yang memiliki jiwa sosial dan tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga dalam menyelesaikan tugasnya dapat terselesaikan dengan cepat dan siswa lain juga dapat sharing terhadap teman yang lebih pintar.

c.Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif untuk peran siswa, menurut Jarolimek Parker 1993 dalam Isjoni 2010:24 mengatakan keunggulan model pembelajaran Kooperatif adalah : commit to user 9 1 saling ketergantungan yang positif 2 adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu 3 siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas 4 suasana kelas yang rileks dan menyenangkan 5 terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru 6 memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Model pembelajaran kooperatif selain memiliki kelebihan seperti yang telah disebutkan diatas juga mempunyai beberapa kelemahan. Isjoni 2010:25 menuliskan beberapa keterbatasan pembelajaran kooperatif : 1 guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, 2 agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, 3 selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 4 saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

d.Macam Model Pembelajaran Kooperatif

Terdapat macam-macam model pembelajaran kooperatif , menurut Agus Suprijono 2009:101 yaitu: 1 Think Pair Share, 2 Numbered Heads Together, 3 Group Investigation, 4 Two Stay Two Stray, 5 Make a Match, 6 Listening Team, 7 Inside-Outside Circle, 8 Bamboo Dancing, 9 Point Counter Point, 10 The Power of Two, 11 Listening Team, 12 Jigsaw. 1 Think Pair Share Pembelajaran ini diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberikan kesempatan kepada mereka memikirkan jawabannya. Selanjutnya peserta didik berpasang-pasangan, dan guru memberikan kesempatan kepada pasangan untuk diskusi. Diharapkan diskusi dapat memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkannya melalui intersubjektif dengan pasangannya. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan seluruh kelas. commit to user 10 2 Numbered Heads Together Pembelajaran ini diawali guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari.Jika jumlah peserta didik dalam satu kelas terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Guru memberikan kesempatan pada tiap-tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap-tiap kelompok menyatukan kepalanya “Heads Together” berdiskusi memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok, untuk menjawab pertanyaan guru. 3 Group Investigation Pembelajaran dengan metode group investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru dan peserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik. Kemudian kelompok beraktivitas dari mengumpulkan data, analisis data, sintesis, hingga menarik kesimpulan. Langkah berikutnya adalah presentasi hasil oleh masing-masing kelompok. 4 Two Stay Two Stray Metode two stay two stray atau metode dua tinggal dua tamu. Pembelajaran dengan metode itu diawali dengan pembagian kelompok. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan tugas berupa permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya. Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai tamu mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok. Tugas mereka adalah menyajikan hasil kerja kelompoknya kepada tamu tersebut. Yang bertugas sebagai tamu, wajib bertamu kesemua commit to user 11 kelompok. Setelah selesai, semua kelompok membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan. 5 Make a Match Yang disiapkan pertama adalah kartu-kartu, yang berisi pertanyaan- pertanyaan dan jawaban-jawaban. Kemudian guru membagi komunitas menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama pembawa kartu-kartu pertanyaan, kelompok kedua pembawa kartu-kartu jawaban, kelompok ketiga sebagai kelompok penilai. Setelah dibagi, guru memberikan aba-aba agar kelompok pertama bertemu dengan kelompok kedua saling bergerak mereke bertemu, mencari pasangan pertanyaan-jawaban yang cocok. Selesai disamakan pertanyaan dan jawaban, kelompok penilai memberikan nilai apakah jawaban dan pertanyaan cocok. Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik menginformasikan hal-hal yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian. 6 Listening Team Pembelajaran dengan metode listening team diawali dengan pemaparan materi pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok. Misal, 40 orang dalam suatu kelas dibagi menjadi 4 kelompok.Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok kedua dan kelompok ketiga adalah kelompok penjawab. Kelompok kedua merupakan kumpulan orang yang menjawab berdasarkan perspektif tertentu, sementara kelompok ketiga adalah kumpulan orang yang menjawab perspektif berbeda dengan kelompok kedua. Kelompok keempat adalah kelompok yang bertugas mereview dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi. 7 Inside-Outside Circle Pembelajaran dengan metode inside-outside circle diawali dengan pembentukan kelompok. Jika kelas terdiri dari 40 orang bagilah menjadi 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok lingkaran dalam dengan jumlah anggota 10 dan kelompok lingkaran luar terdiri dari 10 commit to user 12 orang. Anggota kelompok lingkaran dalam berdiri melingkar menghadap keluar dan anggota kelompok lingkaran keluar berdiri menghadap ke dalam. Sehingga anggota lingkaran luar dan dalam saling berhadapan. Setelah itu guru memberikan tugas pada tiap-tiap pasangan. Karena dalam contoh ini ada 10 pasangan berarti ada 10 indikator pembelajaran. Setelah mereka berdiskusi, guru meminta kepada anggota kelompok lingkaran dalam bergerak berlawan arah dengan angota kelompok lingkaran luar. Setiap pergerakan itu akan terbentuk pasangan-pasangan baru. Pasangan-pasangan ini wajib memberikan informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal, demikian seterusnya. Pergerakan baru dihentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut diatas, kemudian dipaparkan sehingga terjadilah diskusi antar-kelompok besar. 8 Bamboo Dancing Pembelajaran dengan metode bamboo dancing serupa dengan metode inside outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap mengahadapi pelajaran yang baru. Langkah-langkahnya sama dengan metode inside outside circle. 9 Point Counter Point Langkah pertama metode pembelajaran point conter point adalah membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok. Kelompok saling berhadapan, guru memberikan kesempatan kepada tiap kelompok untuk merumuskan argumentasi-argumentasi sesuai dengan perspektif yang dikembangkannya. Selanjutnya tiap kelompok mulai berdebat, mintalah tanggapan, bantahan atau koreksi dari kelompok lain. Di penghujung waktu guru membuat evaluasi sehingga peserta didik dapat mencari jawaban sebagai titik temu dari argumentasi-argumentasi yang telah mereka munculkan. commit to user 13 10 The Power of Two Diawali dengan mengajukan pertanyaan, guru meminta kepada peserta didik secara perorangan untuk menjawab yang diterimanya. Setelah semua menyelesaikan jawabannya, guru meminta kepada peserta didik mencari pasangan. Setiap pasangan menyusun jawaban baru yang disepakati bersama. Di akhir pelajaran guru membuat rumusan-rumusan rangkuman sebagai jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. 11 Listening Team Langkah-langkah metode tim pendengar adalah: 1 Guru membagi peserta didik menjadi 4 tim: tim A perannya sebagai penanya dan tugasnya merumuskan pertanyaan, tim B perannya sebagai pendukung dan tugasnya menjawab pertanyaan yang didasarkan pada poin-poin yang disepakati membantu dan menjelaskannya, mengapa demikian, tim C perannya penentang dan tugasnya mengutarakan poin-poin yang tidak disetujui atau tidak bermanfaat dan menjelaskan mengapa demikian, tim D berperan sebagai penarik kesimpulan dan tugasnya menyimpulkan hasil. Kemudian penyaji memaparkan laporan hasil penelitiannya, setelah selesai beri waktu kepada tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan perannya masing- masing. 12 Jigsaw Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas. Guru menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Guru membagi kelas menjadi kelompok- kelompok lebih kecil. Jumlah kelompok bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Apabila ada 4 konsep, bila satu kelas ada 40 orang, maka setiap kelompok beranggotakan 10 orang. Keempat kelompok itu disebut kelompok asal. Sesi berikutnya, membentuk kelompok ahli. Setiap kelompok ahli mempunyai 10 anggota yang berasal dari masing-masing kelompok asal. Karena jumlah anggota setiap anggota kelompok asal adalah 10 orang, maka aturlah commit to user 14 sedemikian rupa terpenting adalah di setiap kelompok ahli ada kelompok asal yang berbeda-beda tersebut. Kemudian kelompok ahli diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masing-masing konsep. Setelah diskusi selesai, mereka kembali ke kelompok asal. Setelah itu, berikan kesempatan untuk berdiskusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli.

3. Metode Pembelajaran Jigsaw a. Hakikat Metode Jigsaw

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 7 155

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 83

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA2 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 88

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 69

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011

0 32 93

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BINJAI T.P. 2012/2013.

0 1 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18