Prinsip-Prinsip Aktivitas Hakikat Aktivitas

commit to user 17 banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Selain kelebihan-kelebihan diatas, menurut Doantara Yasa 2008 dalam Indah Kusharyati 2009:16 jigsaw ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan diantaranya : 1 kegiatan belajar mengajarnya membutuhkan lebih banyak waktu dibanding metode ceramah, 2 guru membutuhkan konsentrasi dan tenaga lebih ekstra karena setiap kelompok membutuhkan penanganan yang berbeda-beda.

4. Hakikat Aktivitas

Kata aktivitas berasal dari bahasa Inggris “activity” yang artinya kegiatan. Di dalam belajar perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar itu adalah berbuat, “learning by doing”. Menurut Sardiman A. M, 1994:94 menyatakan bahwa aktivitas adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Rousseau dalam Sardiman A. M 2010:96-97 bahwa, “Dalam kegiatan belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan bekerja sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis”. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi.

a.Prinsip-Prinsip Aktivitas

Prinsip-prinsip aktivitas pada belajar dalam hal ini akan dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Dengan melihat unsur kejiwaan seseorang subjek belajarsubjek didik, dapatlah diketahui bagaimana prinsip aktivitas yang terjadi dalam belajar itu. Karena dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa, maka sudah barang tentu yang menjadi fokus perhatian adalah komponen manusiawi yang melakukan aktivitas dalam belajar-mengajar, yakni siswa dan guru. Menurut Sardiman 2010:97-100 untuk melihat prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa ini secara garis besar dibagi menjadi 2 pandangan yakni Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern. 1 Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama commit to user 18 John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa psyche seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Terserah kepada unsur dari luar yang akan menulis, mau ditulisi merah atau hijau, kertas itu akan bersifat reseptif. Konsep semacam ini kemudian ditansfer ke dalam dunia pendidikan. Siswa diibaratkan kertas putih, sedang unsur dari luar yang menulisi adalah guru. Dalam hal ini terserah kepada guru, mau dibawa ke mana, mau diapakan siswa itu, karena guru adalah yang memberi dan mengatur isinya. Dengan demikian aktivitas didominasi oleh guru, sedang anak didik bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru menjadi seorang yang adikuasa di dalam kelas. 2 Menurut pandangan Ilmu Jiwa Modern Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memiliki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik itu juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai organisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Oleh sebab itu, tugas pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Dalam hal ini, anaklah yang beraktivitas, berbuat dan harus aktif sendiri. Pendidik tugasnya menyediakan makanan dan minuman rohani anak, akan tetapi yang memakan serta meminumnya adalah anak didik itu sendiri. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang masing-masing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif.

b. Pengertian Aktivitas Siswa

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SISWA KELAS XI IS 5 SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 7 155

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK KANISIUS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 8 83

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA2 SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 4 88

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 2 SMA SULTAN ISKANDAR MUDA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 31

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIID SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 69

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2010 2011

0 32 93

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

0 1 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 BINJAI T.P. 2012/2013.

0 1 30

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KOGNITIF FISIKA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18