commit to user
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hakikat Belajar
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Pandangan seseorang tentang
belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan
belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar.
Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut menurut Slameto 2010:02 : Belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut Sardiman A.M 2010:20 : 1 Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience,2
Harold Spears memberikan batasan : Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction, 3 Geoch, mengatakan :
Learning is a change in performance as a result of practise. Menurut Cronbach dalam Agus Suprijono 2009:4 menyatakan bahwa “Learning is to observe, to
read to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” dengan
commit to user
7
kata lain bahwa belajar adalah mengamati, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
Jadi, berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang mengalami perubahan ke arah yang positif, baik itu
dalam bidang kognitif, afektif maupun psikomotorik.
2. Model Pembelajaran Kooperatif a.Hakikat Model pembelajaran