seorang karyawan melanggar peraturan yang telah ditetapkan maka akan ada sanksi yang akan ia terima.
Di dalam kehidupan sehari-hari Bu Betty ini, pengaruhnya tidak begitu dirasakan, namun apabila secara langsung memang tidak begitu dapat dirasakan tetapi terbawa
sampai di lingkungan tempat tinggalnya. Ini dikarenakan antara atasan dan bawahan jarang diterapkan keberkuasaan terhadap kantor, kalau memang ia diharuskan untuk
memutuskan sebuah kebijakan di lingkungan perkebunan ya sudah tidak ada permasalahan.
4.3.3 Informan ke-3
1. Nama
: Suemi 2.
Usia : 52 tahun
3. Jenis Kelamin
: Perempuan 4.
SukuAgama : JawaIslam
5. Pendidikan terakhir
: SMA Ibu Suemi atau yang biasa dipanggil Bu Emi adalah salah seorang karyawan di
Perkebunan Tandem Hilir I dan tinggal di Jl. Listrik Desa Tandem Hilir I PTPN II. Ia sudah bekerja sebagai karyawan pelaksana sejak tahun 1983 dan bertempat tinggal di
wilayah PTPN II sejak ia lahir mengalami masa kecil di perkebunan dan sampai sekarang. Tinggal di PTPN merupakan keuntungan dari beberapa fasilitas yang
disediakan oleh perusahaan yang dapat ia rasakan. Ia tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar sewa perumahan. Bu Emi sendiri sebenarnya memiliki rumah
Universitas Sumatera Utara
sendiri namun untuk lebih memudahkan ia menjangkau ke kantor maka ia memilih tinggal di perkebunan dan menikmati fasilitas yang diberikan dari perusahaan. Bu
Emi tidak memiliki pekerjaan sampingan, hanya ia mendapat uang tambahan dari sewa rumah yang ia terima itulah yang dipergunakan untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari. Bu Emi memiliki pendidikan terakhir sampai SMA, maka ia pun merasa sudah
cukup puas dengan posisi sebagai karyawan pelaksana yang ia tempati sekarang. Ia bekerja di PTPN II pun karena ada yang menawarkan pekerjaan pada posisi tersebut
kepadanya. Menurut Bu Emi, selama ia tinggal dan menetap selama bertahun-tahun di
wilayah perkebunan, ia merasa ada perbedaan saat ia kecil dengan saat sekarang. Kondisi lingkungan di sekitar perkebunan dengan wilayah tempat tinggalnya dahulu
masih susah ditemukan interaksi antara pemukiman di tempat tinggal para staf dengan tempat tinggal karyawan biasa. Berbeda dengan sekarang yang lebih terbuka
interaksi di antara para karyawan baik itu staf maupun karyawan pelaksana dan satpam lebih sering terlihat.
Menurut Bu Emi, perselisihan yang terjadi di perkebunan hanya perselisihan antara sesama saja. Biasanya dikarenakan misalnya, ada masalah kecil diantara
sesama karyawan karena ketidakcocokan antara satu orang dengan orang lain itu biasa.
Di wilayah perkebunan praktek KKN ada tetapi bentuk-bentuknya seperti apa saja yang tidak dapat diketahui secara langsung. Jadi, bila ditanya pernah atau tidaknya ia
Universitas Sumatera Utara
mengalami praktek KKN, ia tidak dapat mengatakan secara tepatnya pernah atau tidak karena kadang tidak terlihat akan tetapi dapat dirasakan keberadaannya. Inilah
yang mengakibatkan masyarakat menganggap ini menjadi hal yang biasa. Diantara atasan dan bawahan pasti akan ada yang berbeda. Karena secara
birokrasi, tidak mungkin fasilitas yang diterima oleh kepala tata usaha dengan buruh kasar sama padahal tanggung jawab yang diemban oleh kepala tata usaha jauh lebih
berat daripada buruh kasar yang bekerja tetapi tidak secara keseluruhan menanggungjawabi apa yang nantinya akan terjadi di perusahaan. Dan biasanya
memang ada ketergantungan antara atasan dengan bawahan. Dalam memutuskan suatu kebijakan biasanya atasan memiliki kebijaksanaan tersendiri seperti dengan
hanya memanggil beberapa karyawan yang mempunyai pengaruh diantara karyawan yang lain, yakni sebagai wakil dari karyawan-karyawan yang lain. Menurut Bu Emi,
biasanya dirinya hanya menjalankan hasil dari kebijakan yang telah diputuskan tersebut. Akan tetapi siapapun itu, apabila ia melanggar peraturan yang telah
ditetapkan maka ia harus menerima sanksi yang telah dibuat dan diatur di perusahaan. Bagi Bu Emi, dalam kehidupan sehari-harinya ini, pengaruh dari kekuasaan
yang dilakukan di kantor tidak begitu dirasakan di wilayah rumahnya. Ini karena antara atasan dan bawahan hanya sedikit sekali diterapkan di kantor, apabila ia
sebagai atasan diharuskan untuk memutuskan sebuah kebijakan di lingkungan perkebunan dan dirasa baik bagi keberlangsungan perusahaan ya tidak ada masalah.
Universitas Sumatera Utara
4.3.4 Informan ke-4